Jakarta, SEKOLAHTIMUR.COM – Indonesia memiliki 718 bahasa daerah yang eksistensinya wajib dilindungi karena merupakan warisan sekaligus identitas bangsa. Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional tahun 2022 menjadi momentum yang sangat baik untuk mengenalkan kekayaan bahasa daerah di Indonesia. Oleh karenanya, pelindungan dan pelestarian bahasa menjadi tema utama dalam episode ke-17 Merdeka Belajar yang bertajuk “Revitalisasi Bahasa Daerah”.
“Kebijakan Merdeka Belajar episode kali ini bertujuan merevitalisasi bahasa di Indonesia dengan mendorong generasi muda untuk belajar bahasa dan sastra. Selain itu juga untuk mendorong para penutur lokal mewariskan bahasa ibu ke generasi berikutnya,” tutur Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayanaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), E. Aminudin Aziz, dalam peluncuran Merdeka Belajar Episode Ketujuhbelas: Revitalisasi Bahasa Daerah, yang ditayangkan pada kanal YouTube Kemendikbud RI, Selasa (22/02/2022).
Aminudin menuturkan, di antara 718 bahasa daerah di Indonesia banyak yang berstatus kritis. Hal tersebut disebabkan hilangnya penutur utama yang tidak lagi menggunakan dan mewariskan kepada generasi berikutnya.
Dalam upaya pelestarian bahasa dan sastra yang terancam punah tersebut, Kemendikbudristek melakukan beberapa pendekatan. Salah satunya, kata Aminudin, pewarisan yang dilakukan secara terstruktur dan kontekstual baik berbasis sekolah maupun komunitas/keluarga. “Desainnya dilakukan berdasarkan kriteria status bahasa di daerah masing-masing,” terangnya.
Sebelumnya, masih pada kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, mengatakan bahwa program revitalisasi bahasa daerah harus dikembangkan secara kreatif, inovatif, menyenangkan, dan berpusat kepada siswa.
“Sejalan dengan itu, pembekalan dengan melatih guru utama (training of trainer) serta guru bahasa daerah di sekolah sangat penting untuk membangun kreativitas belajar mengajar melalui bengkel bahasa dan sastra,” ujarnya
Kemendikbudristek menyasar pada komunitas tutur dalam pelaksanaan model pembelajaran dan kurikulum di setiap daerah yang melibatkan keluarga, maestro, dan pegiat pelindung bahasa dan sastra. Setidaknya, tercatat sekitar 1,5 juta siswa dari 15.236 sekolah dan 38 bahasa daerah yang menjadi target utama pelestarian bahasa dan sastra.
Dari upaya tersebut, selanjutnya siswa akan diberi kebebasan dalam memilih bahasa daerah yang ingin dipelajari sesuai minat masing-masing, serta akan ada media bagi siswa untuk berekspresi dengan bahasanya dengan acara festival di tingkat daerah hingga di tingkat pusat. (Sumber: kemdikbud.go.id/ rf-red-st)
Terimksh