Sikka, SEKOLAHTIMUR.COM – Warga Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) punya cara tersendiri dalam menyikapi permasalahan akses jalan di daerah tersebut. Kepada media ini, Camat Lela, Herman Don Bosco Da Lopez, S.E., mengungkapkan, beberapa waktu lalu ia bersama warga Desa Hepang melakukan aksi kerja bakti secara swadaya untuk memperbaiki akses jalan di wilayah tersebut.
“Kalau menyangkut dengan jalur provinsi tersebut kita sudah lakukan berbagai langkah dan prosedur tetapi sampai sekarang belum ada tanggapan. Terpaksa dengan situasi dan kondisi jalan yang hampir putus seperti ini akibat terkikis air, kita mengambil langkah untuk minta pemilik lahan di area tersebut agar bisa buka sedikit biar bisa lintasi ruas jalan tersebut menuju kota kecamatan dan sekitarnya. Kita kerahkan tim bersama anggota Polsek Lela juga TNI dari Unit Paga bersama masyarakat Desa Hepang untuk kerja bakti biar jalan bisa digunakan. Saya sangat berterima kasih juga pada pemilik tanah yang begitu relakan tanahnya tanpa meminta sepeser pun dari kita,” jelas Herman Don Bosco Da Lopez kepada media ini pekan lalu.
Dirinya berharap agar tahun ini akses jalan tersebut bisa mendapat perhatian dari pemerintah daerah maupun provinsi. Akses yang terancam putus tersebut, jelasnya, merupakan akses jalan yang sangat penting bagi warga sekitar.
“Karena akses ini adalah vital dari sebuah roda masyarakat yang perlu didorong. Karena jantung kota kecamatan ini ada beberapa aset wisata yaitu wisata Peninggalan Raja Sikka Lepo Gete, artinya Istana Kerjaan, dan Wisata Religi yaitu gereja tertua dan tempat ziarah yaitu Wisung Fatima Lela atau Guah Maria. Dan selama ini semakin kurang pengunjung yang datang, mungkin salah satu penyebab karena aksesnya kurang dan sama sekali tidak tersentuh,” ungkapnya.
Suara Warga Masyarakat
Keprihatinan akan akses jalan di wilayah Lela, juga diungkapkan warga masyarakat. Kepala SDK Lela I Agustinus Karcipto, S.Pd., kepada media membenarkan jika akses jalan provinisi lintas Hepang – Lela sangat memprihatin dan sudah hampir putus. Dirinya berharap agar persoalan tersebut segera ditanggapi oleh pihak terkait agar karena hal tersebut sangat berpengaruh pada perekonomian masyarakat di wilayah tersebut.
Susana Sina, warga setempat juga mengungkapkan bahwa persoalan akes jalan tersebut sudah berlangsung sejak lama. Ia pun berharap hal tersebut dapat menjadi perhatian para pemangku kebijakan.
“Kalau jalur tersebut dari dahulu sejak saya bertugas di sekolah SPK hingga sekarang diganti nama SMK St. Elisabeth Lela tetap seperti itu sampai di penghujung 2021, malah hampir tidak bisa dilalui. Semoga para pejabat perlu menanggapi dan memperjuangkan juga memprioritaskan terutama akses jalan menuju kemajuan dan peningkatan roda ekonomi masyarakat Lela dan sekitarnya,” harapnya. (Novensius Filemon/ rf-red-st)
👍👍👍