Manggarai Timur, SEKOLAHTIMUR.COM — Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melaksanakan kegiatan Pelatihan Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah untuk Bahasa Manggarai di Provinsi NTT Tahun 2023. Pelatihan tersebut berlangsung di Kevikepan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, pada 23—27 Mei 2023. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Antarinstansi dalam Rangka Pelindungan Bahasa Daerah di Provinsi NTT Tahun 2023.
Pada tahun 2022, telah dilaksanakan revitalisasi bahasa daerah di Provinsi NTT, yang menyasar pada bahasa Dawan, bahasa Rote, bahasa Kambera, bahasa Abui, dan bahasa Manggarai. Tahun 2023, bahasa Kabola dan bahasa Adang ditambahkan dalam daftar bahasa yang direvitalisasi di Provinsi NTT.
Sebelumnya, revitalisasi bahasa Manggarai telah dilaksanakan pada tahun 2022 di Ruteng, Kabupaten Manggarai dan melibatkan peserta dari Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, dan Manggarai Timur. Kegiatan revitalisasi bahasa Manggarai tahun ini dilaksanakan di Kabupaten Manggarai Timur dan berfokus pada peserta yang berasal dari Kabupaten Manggarai Timur.
Pelatihan Guru Utama Bahasa Manggarai dibuka secara resmi oleh Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, S.H., M.Hum., pada hari Selasa, 23 Mei 2023. Dalam sambutannya, Agas Andreas menyampaikan bahwa di Manggarai Timur diduga terdapat beberapa bahasa daerah dan dialek lain selain bahasa Manggarai.
“Kemungkinan di Manggarai Timur terdapat bahasa lain selain bahasa Manggarai. Kalau orang sini bilang ada bahasa Rongga, bahasa Maben, bahasa Pae, bahasa Kepo, bahasa Toe, bahasa Riwu, bahasa Rembong, bahasa Rajong, bahasa Congkar, dan bahasa Manggarai. Kekayaan bahasa dan keanekaragaman budaya di Manggarai Timur merupakan potensi yang luar biasa yang sudah, akan, dan terus dikembangkan ke depannya,” ujar Bupati Agas.
Ia menjelaskan, menyadari pentingnya kelestarian bahasa daerah dan potensi lokal yang ada di Manggarai Timur, Bupati Manggarai Timur menetapkan peraturan bupati.
“Saya selaku Bupati Manggarai Timur memandang perlu menetapkan Peraturan Bupati Manggarai Timur, Nomor 108/HK/XII/2022 tentang Kurikulum Muatan Lokal pada Jenjang Pendidikan Dasar di Kabupaten Manggarai Timur yang di dalamnya mengatur tentang pelestarian bahasa daerah dengan mengajarkannya pada kurikulum di sekolah jenjang SD dan SMP dalam bingkai mata pelajaran muatan lokal,” jelasnya.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTT yang diwakili oleh Koordinator Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Pelindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra, Pangkul Ferdinandus menyampaikan, Revitalisasi Bahasa Daerah merupakan salah satu bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Upaya pelindungan bahasa daerah telah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui peluncuran Merdeka Belajar Episode Ke-17 yang bertajuk Revitalisasi Bahasa Daerah (MB-17: RBD) pada Selasa, 22 Februari 2022. Peluncuran kebijakan ini untuk mendukung momen Hari Bahasa Ibu Internasional pada 21 Februari 2022,” ujar Pangkul pada Selasa (23/5/2023).
Lebih lanjut, Pangkul menyampaikan tujuan akhir dari kegiatan ini agar bahasa Manggarai tetap hidup di tengah masyarakat utamanya penutur muda.
“Tujuan akhir kegiatan program MB-17 adalah agar para penutur muda dapat menjadi penutur aktif bahasa daerah dan memiliki kemauan untuk mempelajari bahasa daerah dengan penuh suka cita melalui media yang mereka sukai. Di samping itu, MB-17: RBD juga bertujuan agar keberlangsungan hidup bahasa dan sastra daerah terjaga; bahasa dan sastra daerah menemukan fungsi dan ranah barunya; dan dapat tercipta ruang kreativitas dan kemerdekaan bagi para penutur bahasa daerah untuk mempertahankan bahasanya,” imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut, hadir pula Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Manggarai Timur, Drs. Basilius Teto. Kegiatan ini melibatkan tiga orang maestro, yakni Felix Edon, Kanisius Teobaldus Deki, dan Robertus Bellarminus Nagut (Armin Bell), dan 50 orang peserta yang terdiri atas 30 guru sekolah dasar dan 20 guru sekolah menengah pertama. Para peserta akan dibimbing dan dilatih oleh para maestro selama beberapa hari ke depan untuk menjadi guru utama yang dapat melatih dan mengimbaskan materi revitalisasi bahasa Manggarai di sekolah dan komunitas. (Rilis Berita Kantor Bahasa Provinsi NTT/rf-red-st)