Kabupaten Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Momentum pembagian rapor semester genap dan rapat komite dimanfaatkan oleh Kepala SMPN 2 Kupang Timur, Florince Lumba, S.Pd., untuk menyampaikan beberapa hal terkait pembenahan fasilitas sekolah dan pendukung pembelajaran, pengelolaan sistem dan keuangan serta kerja sama antara orang tua dengan guru dalam memajukan kualitas pendidikan peserta didik.
“Dalam pertemuan dengan orang tua dan komite tadi, ada beberapa rencana sekolah yang disampaikan yakni, perbaikan pagar depan sekolah yang fondasinya sudah terlalu lama dan kamar mandi siswa, pembangunan tempat parkir dan pembenahan sistem serta tata kelola di dalam sudah lebih baik. Itu kita sedang melakukan pembenahan untuk menyongsong akreditasi sekolah. Ada juga pembangunan lopo belajar untuk menunjang pembelajaran yang tidak hanya berfokus di dalam kelas,” ungkap Florince Lumba, S.Pd., Selasa (20/06/2023) di sekolah setempat.
“Kita juga siap untuk menjemput program kurikulum merdeka, kegiatan pembelajaran di dalam kelas sedikit berubah dari yang kemarin. Saya juga meminta orang tua untuk membangun kerja sama yang baik dengan sekolah, karena keberhasilan pendidikan tidak hanya tergantung pada pembelajaran guru di kelas, tetapi bagaimana sekolah bisa membangun komunikasi yang baik dengan orang tua,” jelasnya.

Florince Lumba mengungkapkan, para orang tua yang juga mempersoalkan terkait pengelolaan dana komite oleh kepala sekolah sebelumnya yang harus segera dituntaskan demi kelancaran pembangunan sekolah.
“Tadi ada beberapa orang tua yang mempertanyakan soal pengelolaan uang komite pada tahun-tahun kemarin oleh kepala sekolah yang lama dan mereka punya kiat-kiat tertentu. Ya, saya hanya serahkan kepada orang tua dan komite. Selama ini memang saya sudah membantu orang tua dan komite berdasarkan beberapa masukkan dan lain-lain,” ujarnya.
“Jadi, saya tahu porsi saya sebagai apa dan secara lisan sudah beberapa kali saya sampaikan kepada kepala dinas dan terakhir saya diminta untuk bersurat kepada yang bersangkutan. Selanjutnya, ya sampai hari beliau tidak pernah berkomunikasi dengan saya. Jadi itu yang membuat orang tua kesal. Selanjutnya silahkan kepada orang tua yang berhak untuk mencari tahu dan menyelesaikannya. Kami pihak sekolah, siap mendukung sebatas porsi kami ada di mana,” urainya.

Lebih lanjut Florince menuturkan bahwa sekolah juga akan mengupayakan peningkatan literasi dengan menyediakan tempat belajar yang nyaman di luar kelas, bahan-bahan bacaan seperti buku pembelajaran dan membiasakan peserta didik untuk giat membaca dan melatih keterampilan menulis.
“Jujur, ketika saya di sini baru literasinya jalan, sebelum-sebelumnya tidak. Ini hal yang baru dimulai di sekolah dan hasilnya baik. Ada majalah dinding, pohon literasi dan rekapan hasil bacaan itu dipajang dimana-mana. Sehingga ke depan salah satu sarana penunjang literasi, ada lopo pintar itu tadi. Tahun ajaran baru, anak-anak wajib memiliki buku cetak atau fotokopi karena selama ini anak-anak belum punya buku cetak dan hanya mengandalkan perpustakaan, makanya mereka kesulitan belajar di rumah,” ungkapnya.
“Saya juga berencana, anak-anak tidak hanya membaca, tetapi juga punya kemampuan untuk menulis. Berdasarkan pengalaman selama ini, yang mana anak ternyata punya kemampuan untuk menulis, namun itu yang belum kita gali. Oleh karena itu, saya berusaha untuk mengembangkan kemampuan menulis ini, saya rencana untuk menjalin kerja sama dengan teman-teman yang punya kompetensi di bidang itu. Saya juga punya mimpi, agar sekolah ini bisa menghasilkan buku dari karya anak-anak sendiri,” tandasnya.

Sementara itu perwakilan para orang tua SMPN 2 Kupang Timur, Semy S. Haga, S.Kep., Ns., mengutarakan bahwa apresiasi patut diberikan kepada kepala sekolah yang baru atas perubahan yang dialami sekolah baik itu guru maupun siswa.
“Kita perlu apresiasi untuk program-program kepala sekolah yang baru, sebab beliau cukup transparan. Lalu kualitas guru dan siswanya sudah mulai tertip dan disiplin sesuai dengan kurikulum. Saya mewakili para orang tua sangat mendukung penuh terobosan-terobosan baru yang dibuatnya. Dari pembangunan juga beliau banyak melakukan perubahan di sekolah ini,” ungkapnya.
“Dibandingkan kepala sekolah sebelumnya yang menjabat selama 7 tahun, tidak ada pembangunan sekolah dan hanya gerbang sekolah, tapi setiap tahun terus dipungut biaya pembangunan dari siswa. Oleh karena itu pada saat rapat, saya mengajak orang tua untuk kita bersama bergandengan tangan membentuk tim audit untuk benahi sistem ini. Kami menunggu langkah selanjutnya dari komite sebagai perpanjangan tangan para orang tua untuk meminta pertanggungjawaban kepsek sebelumnya, namun sampai sekarang belum ada tanggapannya. Kami orang tua sangat kecewa dan sesalkan hal itu. Kami telah melakukan pemberitahuan melalui surat, dan kalau ia tidak mengindahkannya, maka kami akan memprosesnya secara hukum,” tegas Semy Haga. (Yosi Bataona/rf-red-st)
