
TTS, SEKOLAHTIMUR.COM – Pada Senin (17/7/2023), Direktur Universitas Terbuka (UT) Daerah Kupang, Provinsi NTT, Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd., melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten TTS. Dalam kunjungan tersebut, Direktur UT Daerah Kupang ke-8 Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd., yang didampingi mantan Kepala/Direktur UPBJJ-UT Daerah Kupang ke-4, Drs. Ayub Titu Eki, M.S., Ph.D, beraudiensi dengan Bupati TTS, Egusem Piether Tahun, S.T., M.M., Sekretaris Daerah Kabupaten TTS, Drs. Edison Sipa, M.Si., Para Asisten dan sejumlah ASN di aula Mutis Kantor Bupati TTS.
Usai melakukan audiensi dengan Bupati TTS, Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd., menemui sejumlah mahasiswa yang putus kuliah di Desa Kesetnana, Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten TTS.
Kepada awak media, Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd., menyampaikan, tujuan kedatangannya ke Kabupaten TTS untuk menyosialisasikan Universitas Terbuka (UT) kepada khalayak terutama bagi para peserta didik yang telah menamatkan pendidikan pada jenjang SMA/SMK atau sederajat. Selain itu juga untuk menggali informasi dari para mahasiswa UT yang telah putus kuliah.
“Kehadiran saya bersama tim UT Kupang di tengah masyarakat untuk menyosialisasikan tentang pelayanan serta kemudahan kuliah di UT bagi para ASN dan juga kepada para alumni dari berbagai SMA/SMK atau sederajat yang ada. Selain itu juga untuk menggali informasi dari masyarakat yang notabene merupakan mahasiswa-mahasiswi yang kuliah di UT terkait dengan kendala yang dialami, karena di Kabupaten TTS cukup banyak yang putus kuliah. Karena itu kehadiran kami untuk memberikan solusi agar mahasiswa yang telah putus bisa kembali untuk melanjutkan kembali studinya,” ungkapnya.
Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd., menjelaskan, berdasarkan tagline, “Making Higher Education Open to All”, UT memberikan kesempatan pada seluruh masyarakat Indonesia di mana pun berada untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi serta menjangkau yang tidak terjangkau. Karena itu pihaknya bersama mantan Kepala UPBJJ-UT Daerah Kupang (nomenklatur saat itu, red), Drs. Ayub Titu Eki, M.S., Ph.D., terus menyosialisasikan UT kepada masyarakat di pedalaman akan pentingnya kuliah jarak jauh dengan biaya murah dan terjangkau.

“Saya dan senior saya Pak Ayub Titu Eki, mantan kepala UPBJJ UT ke-4 berkomitmen untuk terus menyosialisasikan UT kepada masyarakat di pedalaman akan pentingnya kuliah jarak jauh dengan biaya yang terjangkau. Sebab anak-anak di pelosok atau di pedalaman harus mendapat akses layanan pendidikan yang sama dengan anak-anak di kota,” ujarnya.
Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd., menambahkan, UT merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang terjangkau dengan biaya murah, serta memberikan SDM yang berkualitas.
Menerima Keluhan dari Mahasiswa yang Putus Kuliah
Di hadapan sang direktur, salah satu mahasiswa yang telah putus kuliah menyampaikan kendala yang dihadapi selama menempuh pendidikan di UT Kupang.
“Kendala yang saya alami yaitu saya bayar uang regis dan ikut ujian tetapi nilai tidak keluar sehingga saya putus asa. Entah nilainya mau lulus atau tidak pun minimal bisa keluar sehingga saya yang sebagai mahasiswa bisa tahu nilai saya ada sekalipun tidak lulus, tapi ini nilai sama sekali tidak keluar. Nah, hal inilah yang meresahkan, sehingga saya memilih untuk tidak melanjutkan studi,” keluh mahasiswa putus kuliah yang tak ingin namanya dipublikasikan.
Menanggapi keluhan mahasiswa tersebut, Dr. Ajat Sudrajat, M.Pd., meminta salah satu staf yang hadir untuk mencatat Nomor Induk Mahasiswa (NIM) mahasiswa tersebut untuk melakukan pengecekan kembali dan mencarikan solusi agar yang bersangkutan bisa kembali untuk melanjutkan studinya.
Dirinya juga berjanji akan memanggil pengurus Pokjar yang bersangkutan untuk menggali lebih jauh persoalan yang dihadapi oleh para mahasiswa, sekaligus untuk dievaluasi. Ia pun mengimbau kepada semua mahasiswa yang mengalami kendala serupa untuk berkonsultasi langsung ke pihak kampus.
Sementara itu mantan Kepala UPBJJ-UT Daerah Kupang ke-4, Drs. Ayub Titu Eki, M.S., Ph.D., meminta Direktur UT Daerah Kupang untuk menindak tegas serta mendisiplinkan oknum pegawai UT, para pengurus Pokjar atau pengelola sebagai penyambung lidah UT yang tersebar di setiap kecamatan dan desa yang dalam pelayanannya mengorbankan para mahasiswa.
“Setelah mendengar keluhan yang disampaikan oleh para mahasiswa-mahasiswi yang putus kuliah ini, maka saya meminta kepada direktur untuk menindak tegas oknum-oknum yang mana dalam pelayanannya kepada para mahasiswa sangat meresahkan, seperti yang dialami jika mahasiswa tersebut telah menyetor uang regis, ikut kuliah, dan ujian tapi nilainya tidak keluar maka mohon untuk ditelusuri,” tegas mantan Bupati Kupang dua Periode itu.
Drs. Ayub Titu Eki, M.S., Ph.D., mengimbau kepada semua mahasiswa yang tersebar di NTT khususnya di Kabupaten TTS yang selama ini kurang mengakses informasi untuk segera berkonsultasi dengan tim yang dibentuk guna menemukan solusi dari setiap persoalan yang ada.

“Kehadiran bapak direktur yang turun langsung ke lapangan untuk mencari informasi terkait dengan setiap kendala yang dihadapi oleh para mahasiswa ini sangatlah membantu. Karena itu saya mengimbau kepada semua mahasiswa UT yang mengalami kendala dan telah putus kuliah untuk membangun komunikasi dengan tim yang telah dibentuk, agar setiap kendala yang dihadapi bisa dicarikan solusi,” ujarnya.
Drs. Ayub Titu Eki, M.S., Ph.D., juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada salah satu Pokjar di wilayah Amanatun, Kabupaten TTS yang selalu aktif dalam melayani para mahasiswa yang ada sehingga dapat menyelesaikan studinya tepat waktu.
Sementara itu Esly Tamelab selaku penghubung atau perpanjangan tangan dari UT Daerah Kupang yang dipercayakan untuk mengkoordinir para mahasiswa yang tidak aktif di Kabupaten TTS untuk kembali melanjutkan studinya, kepada media ini menyampaikan terima kasih kepada pihak UT Daerah Kupang yang telah memberikan kepercayaan kepadanya sebagai koordinator UT Daerah Kupang wilayah Kabupaten TTS.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada pihak UT Daerah Kupang yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk mengkoordinir para mahasiswa yang tidak aktif untuk mencarikan solusi,” ujarnya.
“Berdasarkan amanah yang dipercayakan kepada saya bersama tim yaitu sebagai perpanjangan tangan untuk melakukan koordinasi dengan para mahasiswa-mahasiswi UT yang telah putus kuliah untuk mendata kembali agar mereka bisa kembali melanjutkan studinya. Selain mendata para mahasiswa yang putus kami juga diberikan kepercayaan untuk membantu para mahasiswa yang hendak melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi di Universitas Terbuka,” pungkas Esly Tamelab. (Lenzho Asbanu/rf-red-st)