Kongres Bahasa Indonesia XII Resmi Digelar, Ini Pesan Mendikbudristek

0
140
Gelar Wicara usai pembukaan KBI XII, Rabu (25/10/2023) malam.

Jakarta, SEKOLAHTIMUR.COM – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) secara resmi menggelar Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII Tahun 2023 pada Rabu – Sabtu, 25 – 28 Oktober 2023 di Hotel Sultan Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, Mendikbudristek Nadiem A. Makarim mengapresiasi peran generasi muda dalam pembangunan bangsa.

“Menurut saya perjuangan pemuda di era sekarang itu sangat kuat dan sama kuatnya dengan pemuda saat negara ini sudah berdiri ataupun belum berdiri. Saya melihat itu di mana-mana. Waktu saya jadi menteri, saya melihat semangat di dalam kementerian saja di antara generasi muda itu luar biasa, tinggal dilepaskan saja potensi dan energi mereka,” ungkap Nadiem Makarim dalam Gelar Wicara usai pembukaan KBI XII, Rabu (25/10/2023) malam.

Menteri Nadiem menjelaskan, pesan generasi muda terlihat antara lain ketika dibuka program Kampus Mengajar dimana terdapat puluhan ribu mahasiswa yang memilih untuk terlibat di dalamnya. Hal tersebut menurutnya merupakan sesuatu yang luar biasa.

Sidang Kelompok Subtema 1 Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah.

“Waktu kita membuka program untuk kampus mengajar, program agar mahasiswa bisa satu semester itu menjadi mentor dari anak-anak untuk menggerakkan jiwa literasi dalam rangka meningkatkan kompetensi literasi anak-anak di daerah-daerah 3T. Itu kita genjot, sampai sekarang sudah hampir mendekati 80.000 anak yang sanggup memilih secara voluntary satu semester untuk pergi ke daerah 3T untuk mengajar literasi dan numerasi. Itu kan luar biasa perjuangan mereka,” ujarnya.

“Betapa besarnya jiwa sosial anak-anak muda ini. Dan jumlah anak-anak yang ingin mencoba budaya baru baik melalui program pertukaran mahasiswa merdeka, itu sudah puluhan ribu juga. Sudah hampir 80.000 juga yang mengikuti program dimana dia pindah ke tempat lain dimana bahasa ibunya berbeda, agama yang dominan berbeda, budayanya berbeda, itu semua ingin mencicipi kebinekaan daripada negara kita,” terang Nadiem Makarim.

Lebih lanjutMendikbudristek Nadiem Makarim mengutarakan, dalam rangka meingkatkan budaya literasi baik di lingkungan keluarga maupun di sekolah, terdapat dua hal utama yang perlu disadari bersama. Hal tesebut, ungkapnya, berdasarkan sejumlah hasil penelitian.

Sidang Kelompok Subtema 2 Literasi Bahasa dan Sastra Indonesia.

“Hampir semua riset yang dilakukan, intervensi kepada keluarga itu yang terpenting adalah pertama distribusi buku. Jadi, bukunya ini ada enggak? Cukup murah enggak? Lebih bagus lagi kalau gratis. Dan masuk enggak, langsung ke rumah tangga itu? Itu kuncinya. Kalau di sekolah, kita teorinya adalah pojok bacaan. Jangan semuanya nyangkut di perpustakaan,” ungkapnya.

“Kedua adalah untuk meyakinkan orang tua, setiap hari tolong bacakan kepada anak selama 20 sampai 25  menit saja, itu bukan waktu yang panjang. Bacakan buku kepada anak dan buku yang anakitu  pilih, jangan dipaksakan. Seperti itu adalah hal yang mungkin secara riset punya dampak terbesar terhadap daya literasi anak. Jadi, strategi peningkatan literasi tercepat dan terefektif adalah membuat anak itu cinta baca,” tandasnya.

Gelar Wicara tersebut dipandu oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek, E. Aminudin Azis. Hadir sebagai narasumber yakni Mendikbudristek, Nadiem A. Makarim (Literasi dalam Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa), Wakil Menteri Luar Negeri, Pahala Nugraha Mansury (Peran Bahasa Indonesia dalam Diplomasi Luar Negeri Republik Indonesia), dan Penulis, Dee Lestari (Literasi Multibahasa dan Multibudaya).

Selain itu Asisten Direktur Jenderal UNESCO Bidang Pendidikan, Stefania Giannini, juga turut menyampaikan materi bertajuk “The Global Picture of Mother Tongue Preservation: Challenges and Opportunities from a UNESCO Perspective” secara daring lewat penayangan video.

Selayang Pandang KBI XII

Dalam Panduan Kongres Bahasa Indonesia XII diuraikan, KBI merupakan forum kebahasaan dan kesastraan tertinggi di Indonesia yang diselenggarakan secara berkala setiap lima tahun. Sejak diselenggarakan pertama kali di Solo pada tahun 1938, KBI telah mewarnai perkembangan bahasa Indonesia dan kehidupan bangsa Indonesia. Melalui KBI telah lahir berbagai kebijakan yang berdampak pada berkembangnya peraturan perundang-undangan, pedoman dan acuan, program dan kegiatan, hingga produk dan layanan kebahasaan dan kesastraan.

Sidang Kelompok Subtema 3 Internasionalisasi Bahasa Indonesia.

Untuk menindaklanjuti rekomendasi KBI XI tahun 2018 sekaligus menjaga momentum penyelenggaraan KBI sebagai forum untuk mengevaluasi dan merancang kebijakan pengembangan dan pembinaan bahasa di Indonesia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyelenggarakan KBI yang ke-12 di Jakarta pada 25—28 Oktober 2023.

Dengan menghimpun semua unsur pemangku kepentingan untuk bertukar pikiran dan informasi terkini tentang penanganan bahasa, khususnya bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang ada di Indonesia, KBI XII diharapkan dapat menghasilkan putusan-putusan bernas sebagai penentu arah kebijakan nasional kebahasaan dan kesastraan yang adaptif dan bermasa depan.

Dengan menyadari kondisi, potensi, tantangan, permasalahan, dan dinamika perkembangan bahasa Indonesia serta pengaruhnya terhadap pendidikan nasional dan kehidupan berbangsa dan bernegara setakat ini, KBI XII berfokus pada kerangka berpikir ihwal penguatan literasi dalam bingkai kebinekatunggalikaan dan pemanfaatannya untuk memajukan bangsa.

Sehubungan dengan fokus tersebut, KBI XII mengangkat tema “Literasi dalam Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa”. Dengan semangat “Adibasa Adiwangsa”, bahasa yang baik membangun bangsa yang unggul, tema tersebut dipumpunkan pada tiga subtema yang selaras dengan tiga program prioritas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, yaitu revitalisasi bahasa dan sastra daerah, literasi bahasa dan sastra Indonesia, serta internasionalisasi bahasa Indonesia.

Peserta KBI XII

Selain empat narasumber dalam Gelar Wicara usai acara pembukaan, KBI XII juga menghadirkan pemakalah meliputi pemakalah undangan dan pemakalah hasil seleksi dengan jumlah keseluruhan sebanyak 56 orang yang terdiri atas 20 orang pemakalah undangan dan 36 orang pemakalah hasil seleksi.

Pembukaan Pameran KBI XII.

Sementara peserta KBI XII terdiri atas peserta undangan dan peserta hasil seleksi. Peserta merupakan akademisi, praktisi, pendidik dan tenaga kependidikan, sastrawan, budayawan, pejabat publik, perwakilan organisasi profesi, mahasiswa, serta pemerhati bahasa dan sastra yang berasal dari dalam dan luar negeri. Jumlah keseluruhan peserta KBI XII mencapai 1.500 orang, 550 hadir secara langsung di Jakarta, sementara lainnya mengikuti secara daring.

Sebagai informasi, sebelum pembukaan KBI XII, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa E. Aminudin Azis membuka Pameran Kongres Bahasa Indonesia XII. Pameran ini menghadirkan sejumlah gerai berupa beragam produk bahasa dan sastra dari penerbit seperti Gramedia dan Balai Pustaka, Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Dharma Wanita Persatuan, dan unit-unit kerja di lingkungan Kemendikbudristek. (Robertus Fahik/rf-red-st)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini