Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR .COM – Senin (27/05/2024) bertempat di ruang kerjanya, Kepala SMKN 7 Kupang, Mursalin Ngala, S.Pd., menerima buku berjudul “Pena Guru” dari Patrisius Leu, S.Fil., Wakasek Kesiswaan dan seorang guru penulis SMKN 7 Kupang. Buku tersebut merupakan karya terbaru Patrisius Leu.

Dalam kesempatan tersebut, Mursalin Ngala menyampaikan, lahirnya karya tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan kepada sekolah dalam membangun sinergitas untuk pengembangan literasi dan motivasi bagi para guru, secara khusus bagi peserta didik.

“Sebagai pimpinan, tentunya saya sangat merespon baik karya ini yang dapat mendukung kegiatan-kegiatan literasi di sekolah. Tentunya kalau hal ini sudah dimulai oleh guru, maka akan berdampak pada peserta didik dan guru-guru yang lain untuk bersinergi mengembangkan kompetensi terutama dalam menuangkan ide atau gagasan,” tandas Mursalin.

Karya ini, lanjut Mursalin, diharapkan menjadi contoh bagi peserta didik dan guru, agar dapat mengembangkan kemampuan dalam menulis sebagai dukungan, baik untuk diri sendiri maupun untuk sekolah.

“Karya ini diharapkan tidak hanya untuk penulis sendiri, tetapi juga bagi peserta didik dan para guru. Dengan demikian kita semua mempunyai karya yang sama, khususnya bagi peserta didik maupun bagi lembaga ini,” terangnya.

Sementara itu, Patrisius Leu, S.Fil., mengungkapkan, buku tersebut menyajikan beranekaragam karya tulis yang diolah dengan menarik dan dapat memperkaya pembaca dengan berbagai hal, terkait dengan pengalaman seorang guru atau pengajar.

“Buku ini dapat dikategorikan dalam kelompok campur sari bergenre reflektif sesuai ciri khas di semua tulisan saya. Isinya terkomposisi dari narasi, surat, esai, artikel, dan puisi. Pada bagian narasi tentunya mengandung persepsi, motivasi, kritikan, kotemplasi, teologis, deskripsi, dan filsafat serta beberapa catatan reflektif berupa surat dan puisi,” urainya.

Lebih lanjut, guru penulis yang telah menerbitkan bukunya yang ke-6 ini, mengutarakan, karya tersebut tidak terlepas dari pengalaman perjumpaannya dengan sosok seorang guru, baik disaat penulis masih mengenyam pendidikan, maupun dalam profesinya sebagai seorang guru. Hal tersebut juga didasarkan atas keyakinan penulis bahwa dengan menulis, seseorang benar-benar mendapat pengakuan atas keberadaannya.

“Inspirasi utama dari Yesus Tuhan Guru dan misionaris Bapa, yang mengutus santo Rasul Paulus bermisi melalui hidup karya dan tulisan-tulisan misiologinya, yang dilanjutkan oleh para guru dan dosen saya di seminari maupun di biara dan di bangku sekolah yang menginspirasi kami dalam berliterasi,” ujar Patris.

“Juga dari bapa dan mama serta keluarga dan para sahabat yang adalah guru literasi dan sahabat guru dalam kami menimba inspirasi hidup dalam berpastoral di rumah Pendidikan sebagai seorang guru dan Wakasek kesiswaan yang memang hidupnya diabdikan untuk pengembangan pastoral Pendidikan terutama di SMK Negeri 7 Kupang. Selain itu, dari sekumpulan studi literer yang sempat kami dapatkan dari para guru kehidupan kami dalam tiga kalimat cogito ergo sum et wolo ergo sum et scribe ergo sum, saya berpikir maka saya ada, saya menghendaki maka saya ada, dan saya menulis maka saya ada),” terangnya.

Patris juga mengharapkan agar buku ini bisa menjadi sumber inspirasi bagi para guru untuk lebih memaksimalkan kemampuan dan tugasnya sebagai seorang pengajar dalam menanamkan, merawat dan menuntun kualitas pendidikan kita menjadi lebih baik ke depannya serta menjadi inspirasi bagi banyak orang.

“Semakin mengenal, mencintai dan memposisikan secara bijaksana seorang guru si pewarta kebenaran itu dalam relasi humanis dan karya-karya para guru penulis yang membangun peradaban literasi di sekolahnya masing-masing maupun yang membangun restorasi Pendidikan di bumi flobamora-bumi persada nusantara juga perlu diapresiasi,” jelasnya.

“Setelah ini, ada juga lahir penulis-penulis baru dari kalangan guru dan peserta didik kami di SMK Negeri 7 Kupang, dan bahkan lahir penulis baru dari tempat lainnya sebagai pelanjut misi seorang guru pencipta dan perawat peradaban,” pintanya. (Yosi Bataona/rf-red-st)