Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dapat dimaknai sebagai kesempatan untuk mengingat kembali pentingnya pendidikan sebagai salah satu pilar utama dalam mendukung kemajuan bangsa Indonesia. Untuk memeriahkannya, biasanya masyarakat atau lembaga melakukan beragam kegiatan seperti; perlombaan, festival, maupun pameran.
Dalam rangka memeriahkan Hardiknas tahun ini, Dinas Pendidikan Provinsi NTT menggelar kegiatan “Gebyar SMK dan Pameran Produk SMA”. Kegiatan tersebut berlangsung pada Jumat – Minggu, 2 – 4 Mei 2025.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Ambrosius Kodo, S.Sos., M.M., mengajak peserta untuk tidak lupa terhadap hakekat terdalam dari pendidikan dan bukan hanya berhenti pada perayaan semata yang bisa membuat orang larut dalam semangat gegap gempita tanpa pemaknaan.
“Hardiknas diperingati bukan untuk gagah-gagahan atau sekadar seremonial saja, tetapi sebagai momen reflektif untuk mengingatkan kembali esensi pendidikan dalam membentuk karakter, keterampilan, dan masa depan bangsa,” ujar Ambros Kodo sesaat sebelum menutup kegiatan tersebut, Minggu (04/05/2025) di Alun-Alun I. H. Doko Dinas PK NTT.
“Dari satu kalimat ini, sebetulnya kita sama-sama sedang menenun bangsa ini. Jadi, masing-masing sekolah menyumbang sehelai benang yang nantinya akan menjadi sehelai kain besar masa depan indonesia,” tandasnya.
Ajang Pengembangan Kompetensi Peserta Didik
Sementara itu, Kepala SMKN 7 Kupang, Mursalin Ngala, S.Pd., yang sekolahnya menjadi salah satu peserta Gebyar SMK, menyampaikan, kegiatan tersebut memberi tantangan sendiri bagi sekolah-sekolah untuk menampilkan produk kreatifnya sekaligus ajang untuk mengembangkan kompetensi peserta didik dalam pemasaran atau marketingnya.

“Banyak produk menarik yang sesuai potensi daerahnya, begitu pula dengan sekolah kami yang menampilkan produk yang tidak kalah saingnya dengan sekolah lain,” kesan Mursalin Ngala.
Senada dengan hal itu, Ketua Panitia Gebyar SMK dari SMKN 7 Kupang, Benyamin, S.E., mengungkapkan, kegiatan ini tidak hanya memberi kesempatan bagi peserta didik untuk berkreasi dan berinovasi, tetapi lebih jauh daripada itu mereka mulai berlatih untuk menciptakan peluang sendiri untuk berwirausaha.
“Persiapan kami sudah sebulan dan anak-anak begitu antusias. Produk yang dipamerkan seperti; meja dan kursi yang terbuat dari drum dan ban bekas, ada abon dan nuget yang terbuat dari ikan, baju kaos bertuliskan kata-kata motivasi, dan mug yang bergambar foto dari pemesannya,” urai Benyamin.

“Harapanya kreativitas siswa terus dikembangkan melalui berbagai peluang usaha. Guru dan siswa dapat bekerja sama untuk menghasilkan produk yang bernilai jual. Menjadi bekal untuk berwirausaha saat berada di tengah masyarakat,” harapnya.
Informasi yang dihimpun media ini, peserta yang terlibat dalam kegiatan tersebut berjumlah 81 sekolah tingkat menengah atas se-NTT yang terdiri atas 48 SMK, 32 SMA, dan 1 SLB. Selain itu, omset yang dihasilkan dari kegiatan ini berjumlah Rp 234.192.000, dengan rincian SMA Rp 63.705.500 dan SMK Rp 170.486.500. Kegiatan tersebut juga diwarnai dengan berbagai penampilan seni dari berbagai sekolah. (Yosi Bataona/rf-red-st)