Judul : Natal dan Paskah dalam Kontemplasi Penyair
Penulis : A. G. Hadzarmawit Netti
Penerbit : B You Publisihing
Tahun : 2013
Tebal : xii + 134 halaman
ISBN : 978-9-7917-9117-5
Perayaan keagamaan merupakan rutinitas manusia yang tak pernah luput dari perhatian. Berbagai persiapan dilakukan menyongsong perayaan tersebut. Seiring dengan itu, pemaknaan akan hari raya keagamaan pun sering menjadi tuntutan bagi setiap orang. Hal ini penting untuk menepis anggapan bahwa perayaan keagamaan hanyalah rutinitas belaka.
Dalam konteks hidup umat Kristiani, Natal dan Paskah merupakan dua momen penting yang selalu dirayakan secara meriah. Kekhasan masing-masing hari raya tersebut sudah menjadi pemandangan tersendiri ketika hari tersebut dirayakan. Inti dari masing-masing perayaan pun tentu bukan merupakan ha lasing atau baru bagi umat Kristiani.
Namun, bagaimana Natal dan Paskah “dirayakan” oleh para penyair? Pesan apa yang ada di balik Natal dan Paskah perspektif penyair? A. G. H. Netti menjawabnya dengan menghadirkan buku ini.
Secara keseluruhan buku ini terdiri dari 22 bagian (bab) yang berisi ulasan sang penulis tentang puisi bertema Natal dan Paskah dari beberapa penyair, selain 6 bagian yang berisi puisi penulis sendiri (bab, 8, 9, 10, 11, 12, dan 14). Beberapa penyair yang puisinya diulas dalam buku ini yakni, Fridolin Ukur (bab 1, 2, 7, 13, 15, 16, dan 17), Poppy Hutagalung (bab 3, 4, dan 5), Mezra E. Pellondou (bab 6 dan 8), Viktus Murin (bab 19 dan 20), dan Hans Ch. Louk (bab 21). Selain itu, yang juga menarik untuk disimak adalah puisi Gwyneth Adinda Christiani Mandala, gadis berusia 9 tahun (ketika buku ini terbit). Adapun puisi Gwyneth dipersembahkan kepada sang penulis ketika merayakan HUT ke-70 (9/10/2011).
Selain 22 bab yang berisi ulasan penulis terhadap puisi-puisi karya beberapa penyair, dalam buku ini penulis juga memuat sejumlah lampiran yang diberi judul: Sorot Balik Tentang Kehadiran Buku Kristen dalam Sastra Indonesia (BPK. Gunung Mulia, Jakarta, 1977). Buku Kristen dalam Sastra Indonesia adalah karya pertama sang penulis yang kala itu mendapat banyak sorotan. Seperti apa sorotan tersebut, bagaimana proses lahirnya buku tersebut, apa tanggapan pembaca, serta apa jawaban sang penulis, semuanya tersaji dengan jelas dalam bagian ini (Lampiran/ halaman 113 – 131).
Hadirnya buku ini menegaskan bahwa kehidupan manusia tidak terlepas sastra. Sastra selalu memberi warna tersendiri. Bahkan perayaan keagamaan pun semisal Natal dan Paskah dapat diteropong lewat jendela sastra. Berbagai karya sastra khususnya puisi yang bertema Natal dan Paskah bisa menjadi referensi permenungan umat Kristiani dan pembaca secara umum yang mau menghayati pesan Natal dan Paskah.
Tentu masing-masing pembaca memiliki pandangan dan penilaian berbeda terhadap sebuah karya. Namun beberapa ulasan sang penulis dalam buku ini kiranya memberi “contoh” bagi pembaca dalam mengapresiasi berbagai karya sastra (khususnya puisi). Dengan mengapresiasi karya-karya (puisi) lainnya, pembaca boleh “memperkaya” isi buku ini yang hanya memuat puisi karya beberapa penyair. Kiranya buku ini menjadi kado Natal dan Paskah yang istimewa dan berharga bagi umat Krsitiani dan pembaca serta peminat sastra umumnya. (Robertus Fahik)
———–
*Tulisan ini pernah dipublikasikan di Majalah Loti Basastra (Kantor Bahasa Provinsi NTT) Edisi Juni 2015