Pemilihan Putra Putri STIKes Maranatha Kupang: Ada Dampak di Balik Berlenggok-lenggok

0
270
Grand Final Pemilihan Putra-Putri STIKes Maranatha Kupang 2024.

Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Suasana pada Kamis (07/11/2024) malam di kampus STIKes Maranatha Kupang lebih meriah daripada biasanya. Aula utama kampus yang bernaung di bawah Yayasan Maranatha NTT itu telah dihias dengan berbagai ornamen yang membuatnya kelihatan semakin megah dan indah. Perangkat audio dan pencahayaan ala panggung hiburan di televisi menambah kemegahan suasana Grand Final Pemilihan Putra-Putri STIKes Maranatha Kupang 2024 itu.

Ketika pewara memanggil 22 finalis yang merupakan mahasiswa/i dari Prodi D3 Keperawatan, D3 Kebidanan, S1 Keperawatan, dan Profesi Ners, suasana makin riuh dengan tepuk tangan dan pekikan suara penonton, khususnya pendukung masing-masing peserta. Para finalis jalan berlenggok-lenggok di atas panggung “catwalk” yang diiringi ingar-bingar musik, serta ditimpa pencahayaan yang artistik.

Dokumentasi kegiatan.

Saat itu mereka masih menggunakan baju kaus berkerah warna biru dengan bordiran nama dan logo kampus, bawahan celana jin, dan dipadukan dengan sepatu putih. Ada sebuah selendang tenun khas NTT yang melingkar di pinggang, dan pada sisi kanan bawah baju mereka tertempel nomor urut masing-masing.

Di atas panggung mereka tidak sekadar berlenggok-lenggok, tapi juga menampilkan tarian modern yang koreografinya tidak beda jauh seperti yang biasa terlihat pada ajang pencarian bakat di televisi. Apalagi mereka telah dilatih khusus oleh koreograf profesional dari KOXI NTT yang ikut mensponsori acara tersebut. Tampilan pembuka itu berhasil memukau penonton yang konsisten memberikan dukungan dengan tepuk tangan, jeritan kagum, dan ekspresi lainnya.

Pertama di Maranatha

Muhammad Saleh Nuwa, S.Kep.,Ns,M.Kep selaku Plt. Ketua STIKes Maranatha Kupang mengungkapkan kekagumannya pada panitia yang telah menyelenggarakan kegiatan tersebut. “Ini merupakan momen yang bersejarah, karena kegiatan seperti ini baru pertama kali dilakukan di STIKes Maranatha Kupang,” ungkapnya.

Dokumentasi kegiatan.

Karena itu, ia mengapresiasi seluruh panitia yang telah bekerja keras, khususnya kepada Yunus Imanuel Purba atau biasa dikenal dengan nama James Radar yang merupakan inisiator sekaligus sebagai ketua panitia ajang tersebut. Menurut Muhammad Saleh Nuwa, kegiatan itu tidak sekadar menjadi sarana pengembangan minat dan bakat mahasiswa/i, tetapi juga ikut mengharumkan nama kampus di tingkat lokal, regional, bahkan nasional.

Muhammad Saleh Nuwa berharap, para finalis Putra-Putri STIKes Maranatha Kupang itu bisa menjadi duta kampus di kalangan masyarakat luas. Karena itu, ia menekankan agar para peserta untuk menjaga integritas diri dengan baik, serta menjadi pemancar nilai-nilai dasar kampus—khususnya pelayanan berlandaskan kasih bagi sesama.

“Keberadaan kita (kampus) ini harus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. Kita bisa mulai dengan menerapkan moto pelayanan kasih,” imbuhnya.

Muhammad Saleh Nuwa juga menilai, kegiatan itu selaras dengan visi-misi STIKes Maranatha Kupang. Ia menerangkan bahwa kampus punya target untuk bisa menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan komunikasi efektif, mampu berkolaborasi, kreatif dan inovatif. Karena itu, ia percaya ajang kreatif yang sedang berlangsung tersebut bisa mengasah kemampuan mahasiswa/i, sehingga makin kompetitif dan adaptif dengan berbagai perubahan zaman kontemporer.

Tidak Sekadar Berlenggok-lenggok

Yunus Imanuel Purba alias James Radar menerangkan proses kegiatan saat menyampaikan laporan panitia. Menurutnya, ada berapa tahapan yang telah dilalui peserta sebelum perhelatan Grand Final tersebut. Pendaftaran yang terbuka untuk seluruh mahasiswa/i STIKes Maranatha Kupang dilakukan pada 07-13 Oktober 2024. Selanjutnya, peserta yang terdaftar mengikuti beberapa pelatihan yang berkaitan dengan kebutuhan selama kompetisi berlangsung.

Para peserta juga mengikuti sesi pengambilan foto (photoshoot) yang berlangsung di Bukit Cinta, Penfui dan Bulb Photography Studio pada Rabu, 23 Oktober 2024. Saat itu peserta juga membuat video promosi kegiatan yang kemudian disebarkan di berbagai media sosial. Pada 01 November 2024 para finalis mengikuti penentuan nomor peserta, dan mereka menjalani gladi untuk kegiatan Grand Final pada 06 November 2024.

Dokumentasi kegiatan.

Proses yang panjang itu, lanjut James Radar, pada akhirnya menghasilkan 22 finalis yang tampil pada malam Grand Final tersebut. Menurut James Radar, proses penjurian melibatkan dosen STIKes Maranatha Kupang di antaranya: Muhammad Saleh Nuwa; Awaliyah Muslimah Suwetty; Serly Sani Mahoklory; Roslin E.M. Sormin; dan Siti Sakinah. Khusus pada malam final tersebut, panitia juga menghadirkan juri tamu seorang Putri Indonesia NTT 2024: Veronica Gabriela Margareth Asadoma.

Pada kesempatan itu, James Radar menekankan bahwa ajang tersebut bertujuan untuk mengasah dan mengoptimalkan kemampuan serta pengetahuan para mahasiswa dalam bidang kesehatan, terutama ilmu keperawatan dan kebidanan. “Harapan kami, siapa pun yang akan menjadi pemenang Putra dan Putri STIKES Maranatha Kupang bisa menjadi contoh bagi para mahasiswa baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus,” tambahnya.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada pihak sponsor yang ikut menyukseskan acara tersebut. Sebelumnya mengakhir laporannya, James Radar menyampaikan terima kasih atas kolaborasi bersama anatara: Yayasan Maranatha NTT; STIKES Maranatha Kupang; King & Queen International Indonesia; Puteri Indonesia NTT; Padu Padan Tenun By Erwin Yuan; RTC Skin Clinic; Hasta Printing; Kios Kaos; Radio Republik Indonesia Atambua; Apotek Kairos Farma; RTB * Rumah Tenun; James Radar Photography; KOXI NTT; Mila Make Up Artist; Yann Texx; dan JT Photo Cinema.

Putra-Putri STIKes Maranatha yang Terpilih

Setelah tampilan awal dari 22 finalis, para dewan juri kemudian menetapkan 14 besar yang lolos pada babak selanjutnya. Keempat belas peserta itu kemudian bersalin pakaian, dan selanjutnya mengenakan busana tenun daerah yang dipersembahkan oleh Padu Padan Tenun By Erwin Yuan. Pada sesi itu para peserta tidak hanya berlenggok-lenggok, tetapi harus menyampaikan narasi singkat berkaitan dengan berbagai masalah kesehatan yang kerap terjadi di Indonesia, khususnya di wilayah NTT.

Dokumentasi kegiatan.

Sesi berikutnya hanya menyisakan 6 finalis, yakni: Ardi amalo; Apliana Bekalani; Timotius Manafe; Deon Manimabi; Hendra lasi; dan Mutiara Tassi. Keenam peserta itu kemudian berganti pakaian lagi, dan pada babak akhir mereka mengenakan busana dari RTB Rumah Tenun. Pada babak terakhir, mereka mendapatkan tantangan berupa pertanyaan yang disampaikan langsung oleh dewan juri. Pertanyaan tersebut maupun kisi-kisinya belum pernah dibocorkan kepada peserta, sehingga sesi tersebut menjadi ajang penilaian pengetahuan dan kemampuan peserta secara objektif.

Pada akhirnya, dewan juri kemudian memutuskan pemenang Putra-Putri STIKes Maranatha Kupang. Juara I putra diraih oleh  Ardi Marthen Amalo dan Juara I putri diraih oleh Apliana Bekalani. Posisi kedua putra direbut oleh Timotius Manafe dan kategori putri oleh Doen Manimabi. Sedangkan tempat ketiga putra ditempati oleh Hendra lasi dan kategori putri oleh Mutiara Tassi. Selain itu, dewan juri juga mengumumkan beberapa kategori lain seperti: Face Of Beauty jatuh kepada Garalda Tapatap (Miss Face of Beauty Indonesia); Photogenic diraih oleh Steven Bire; dan peserta yang mendapat “Popular VOTE” di media sosial diraih oleh Deon Manimabi.

Belum Berakhir

Setelah perhelatan Grand Final itu berakhir, Engelbertus Kase sebagai salah satu panitia menerangkan bahwa rangkaian seremonial pemilihan Putra-Putri STIKes Maranatha Kupang itu memang sudah selesai. Meski demikian, ia menjelaskan dampak turunannya masih terus berlanjut.

Engelbertus Kase menambahkan, dari ajang tersebut akan ada satu peserta yang rencananya akan diikutkan pada ajang internasional bergengsi pada tahun 2025, yakni: FACE OF BEAUTY. Selain itu, pemenang utama akan menikmati beberapa fasilitas yang diberikan oleh para sponsor, seperti perawatan di salon kecantikan dan wawancara khusus di salah satu program acara RRI Atambua.

Engelbertus Kase berharap kegiatan itu bisa dilakukan lagi pada tahun selanjutnya, karena banyak manfaat yang dirasakan oleh peserta maupun civitas academica secara keseluruhan. “Sampai jumpa lagi pada ajang selanjutnya,” tandasnya. (Penulis: Saverinus Suhardin, Dosen Prodi D3 Keperawatan STIKes Maranatha Kupang)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini