Kepala BGP NTT: Kepala Sekolah, Pemimpin Transformasi Pembelajaran di Sekolah

0
356
Kepala BGP NTT Dr. Wirman Kasmayadi, S.Pd., M.Si., saat menutup kegiatan "Penguatan Kompetensi Kepemimpinan Pembelajaran bagi Kepala Sekolah dari Guru Penggerak".

Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Dr. Wirman Kasmayadi, S.Pd., M.Si., menyampaikan, kepala sekolah merupakan pemimpin dalam transformasi pembelajaran di sekolah yang memiliki peran fundamental sebagai agen perubahan.

Hal tersebut diungkapkannya dalam kegiatan bertajuk “Penguatan Kompetensi Kepemimpinan Pembelajaran bagi Kepala Sekolah dari Guru Penggerak” yang berlangsung pada Rabu – Sabtu, 1 – 4 November 2023, di hotel Neo Aston Kupang.

“Di sekolah, bapak dan ibu adalah pemimpin-pemimpin transformasi pembelajaran. Transformasi ini menjadi andalan kita, terlebih digembleng dari angkatan 1 – 7 ada di guru penggerak, sehingga menjadi agen perubahan di sekolah masing-masing,” ujar Wirman Kasmayadi dalam sambutannya saat menutup kegiatan tersebut.

“Kita harapkan ini terus berdampak pada sekolah-sekolah di sekitarnya. Permendikbud 26 tentang pendidikan guru penggerak, salah satu syarat menjadi kepsek adalah memiliki sertifikat guru penggerak. Kita harapkan transformasi di awali dari dalam kelas dan bapak/ibu punya peran fundamental di situ,” terangnya.

Pose bersama usai acara penutupan.

Lebih lanjut Wirman mengungkapkan, kepemimpinan seorang kepala sekolah akan lebih berdampak kepada para guru dan komunitas belajar yang terbentuk di sekolah. Hal ini diharapkan menjadi kekuatan internal yang mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang dialami di sekolah.

“Dampak langsung dari kepemimpinan bapak/ibu itu langsung terasa kepada para guru. Kinerja-kinerja kepsek kalau kita ukur, kontribusi dari sisi guru itu cukup besar yang dapat menilai kinerja kepala sekolah. Itu hasil riset, dan kepemimpinan itu sangat penting,” tandasnya.

“Kita ingin praktik-praktik baik tentang kepemimpinan pembelajaran sesuai dengan kepemimpinan kepsek. Harapan kita akan muncul inovasi-inovasi yang bisa dibagikan, bahwa di tengah tantangan dan problem yang dialami sesuai kondisi faktual di sekolah. Komunitas belajar sebagai kekuatan internal di sekolah dibentuk untuk mengatasi lebih cepat persoalan-persoalan dan langsung bisa dicari solusinya,” jelasnya.

Sementara itu Ni Luh Putu Elly Prapti Erawati, S.Pd., M.Pd., salah satu fasilitator dalam kegiatan ini menjelaskan, pihaknya mendapat tugas dari panitia untuk menyampaikan hal-hal terkait kompetensi kepala sekolah.

“Kami dari fasilitator diberi tugas untuk menyampaikan perdirjem GTK nomor 6565/D/GT/2020, hal ini kaitannya dengan model kompetensi dimana kompetensi kepala sekolah, ada standarnya yang harus dipenuhi. Kami diminta untuk menyampaikan peraturan dari GTK itu, disampaikan kepada sekolah, hal apa atau kompetensi apa bapak ibu kepala sekolah harus saat ini miliki. Menjadi kepala sekolah yang mampu berpusat pada peserta didik, bertransformasi pendidikan Indonesia secara umumnya,” ungkapnya.

Ni Luh Putu Elly Prapti Erawati, S.Pd., M.Pd., didampingi Maria Magdalena Tea, salah satu peserta, saat diwawancarai media ini.

“Kompetensi ada empat kategori, kemudian kompetensinya ada 12, dan 58 indikator yang mereka harus kuasai. Saat ini kita masih di taraf mereka mengenal dulu tapi pelaksanaan nanti, peningkatan kompetensi jelas ada di sekolah masing-masing. Jadi, kompetensi memimpin pembelajaran, manajerial, meningkatkan diri dan orang lain, pelibatan masyarakat. Jadi, kompetensi sekarang itu sangat detail dan menyeluruh. Kalau misalnya dulu mungkin kompetensi yang diminta sifatnya umum, kalau sekarang itu lebih spesifik, lebih teknis,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakannya, sebagai keberlanjutan dari kegiatan tersebut, akan ada pemantauan dari paniti dalam hal ini BGP NTT.

“BGP punya rencana untuk melihat dampak setelah kegiatan ini. Ini akan dilangsungkan kurang lebih enam bulan lagi, akan dilihat progres mereka. Jadi kalau mereka sudah berproses enam bulan, minimal ada hasil yang sudah mereka tunjukkan. Pemantauan akan dilakukan secara daring dan luring,” ujarnya, sambil mengapresiasi semangat dan daya juang peserta kegiatan dalam upaya transformasi pendidikan di NTT.

Informasi yang dihimpun media ini menyebutkan, sebanyak 111 orang hadir sebagai peserta dalam kegiatan tersebut. Peserta dibagi ke dalam tiga kelas, masing-masing kelas dipampingi oleh fasilitator yakni, Ni Putu Wiwik Kusuma Dewi, S.Pd., M.Pd. (Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kota Denpasar), Gede Danu Setiawan, S.Pd., M.Pd. (Universitas Panji Sakti), Ni Luh Putu Elly Prapti Erawati, S.Pd., M.Pd. (Denpasar Institute). (Yosi Bataona/rf-red-st)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini