Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Pengurus Wilyah Himpunan Perawat Critical Care Indonesia Provinsi NTT (PW HIPERCCI NTT) menggelar Pelatihan Keperawatan Intensif Dasar pada Selasa (09/08/2022) di Hotel Kristal, Kota Kupang.
Ketua PW HIPERCCI NTT, Ns. Sri Hanna Wijiati, S.Kep., dalam sambutanya menyampaikan betapa pentingnya Pelatihan Keperawatan Intensif Dasar bagi perawat ICU di NTT. Menurutnya, perawatan pasien dengan kondisi kritis atau sakit berat itu membutuhkan tenaga kesehatan (perawat) yang terampil dan peralatan khusus yang lengkap.
“Percuma ada alat khusus yang lengkap di ICU kalau SDM-nya (perawat) belum memiliki keterampilan berbasis kompetensi,” kata Ketua PW HIPERCCI NTT yang akrab disapa Ns. Hanna.
Ns. Hanna mengaku kalau penyediaan layaan ICU saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat sepenuhnya. Hal itu didasari dengan fakta di lapangan, di mana tuntutan masyarakat akan pelayanan dari unit perawatan intensif semakin meningkat, tetapi kompetensi yang harus dimiliki perawat ICU belum merata.
Sebagai gambaran, Ns. Hanna mencontohkan salah satu kondisi di ruang ICU terdiri dari 18 orang perawat, hanya 4 perawat yang terlatih dan memiliki sertifikat ICU, sedangkan sisanya melakukan perawatan berdasarkan pengalaman saja.
Bahkan menurut Ns. Hanna, anggota HIPERCCI NTT yang saat ini terdata 95 orang, baru 40% yang memiliki sertifikat ICU dasar dan hanya 5% yang memiliki sertifikat ICU intermediet. Sedangkan sisanya yang 55% belum mengikuti pelatihan khusus.
Karena itu, Ns. Hanna bersama PW HIPERCCI NTT berkolaborasi dengan Pengurus Pusat (PP) HIPERCCI untuk memfasilitasi Pelatihan Keperawatan Intensif Dasar yang ditujukan bagi perawat di NTT, khususnya yang bekerja di unit perawatan intensif atau ICU.
Sebagai penanggung jawab utama kegiatan, Ns. Hanna yang sehari-hari bekerja di ICU RSUD SK Lerik, Kota Kupang itu juga berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan mendukung suksesnya pelatihan tersebut, termasuk buat peserta yang telah mendaftar dan antusias mengikuti pelatihan.
“Mari kita tingkatkan terus kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan secara professional,” tutup Ns. Hanna.
Pengurus Pusat (PP) HIPERCCI yang diwakili oleh Ns. Alfred Nicholas, S.Kep., selaku Ketua Bidang Diklat, mengapresiasi PW HIPERCCI NTT yang aktif dan berinisiatif baik untuk menyelenggarakan Pelatihan Keperawatan Intensif Dasar.
Menurut Ns. Alfred, pelatihan ini sangat penting bagi sejawat perawat di ICU, sehingga standar pelayanan yang diberikan pada pasien, kualitasnya sama di seluruh rumah sakit yang ada di Indonesia dan bahkan di dunia.
Ketua DPW PPNI Provinsi NTT yang dalam hal ini diwakili oleh Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), Ns. Stefanus Mendes Kik, M.Kep., Sp.Kom., sangat mendukung kegiatan positif yang sudah dijalankan oleh HIPERCCI NTT.
“Inilah peran yang diharapkan dari ikatan/himpunan perawat, bisa meningkatan kompetensi anggotanya,” kata Waket Bidang Diklat DPW PPNI NTT yang biasa disapa Ns. Stef.
Sebagai organisasi induk yang menaungi HIPERCII NTT, Ns. Stef mengatakan kalau DPW PPNI NTT selalu berkomitmen untuk mendukung setiap ikatan/himpunan perawat yang ada di wilayah NTT, dalam memberikan pelatihan yang bertujuan meningkatkan kompetensi dan profesionalisme anggota, sesuai bidang keahlian masing-masing.
“Semoga dengan adanya pelatihan ini, perawat-perawat kita di NTT makin terampil dan bisa memberi pelayanan terbaik bagi masyarakat,” pesan Ns. Stef sebelum membuka kegiatan Pelatihan Keperawatan Intensif Dasar itu secara resmi atas nama KetuA DPW PPNI NTT.
Melibatkan Peserta dari Seluruh NTT
Ketua panitia, F. Stefen Ndun, S.Kep, Ns, M.Kep., yang dikonfirmasi di sela-sela kegiatan tersebut mejelaskan bahwa Pelatihan Keperawatan Intensif Dasar itu memang sangat dibutuhkan di NTT karena selama ini belum banyak dilakukan.
“Peminat yang mendaftar cukup banyak dari berbagai wilayah di NTT,” jelas ketua panitia sekaligus Ketua Bidang Diklat PW HIPERCCI NTT yang akrab disapa Ns. Stefen.
Menurutnya, peserta yang mengikuti kegiatan berasal dari berbagai rumah sakit yang ada di daerah Ende, Waingapu, Atambua, Kefa, dan lainnya. Panitia menetapkan beberapa kriteria dasar bagi peserta untuk bisa mengikuti pelatihan, di antaranya minimal lulusan Diploma III Keperawatan; memiliki NIRA PPNI yang aktif; dan punya pengalaman bekerja di ICU.
Lebih lanjut Ns. Stefen mejelaskan bahwa pelaksanaan pelatihan tersebut dilakukan secara tatap muka langsung selama 5 hari, dimulai dari tanggal 9 hingga 13 Agustus 2022. Panitia menghadirkan tiga orang narasumber yang sudah mendapatkan sertifikat MOT (Management Of Training), yaitu Ns. Alfed Nicholas, S.Kep; Ns. Suci Wahyuningtyas, S.Kep; dan Ns. Aris S, S.Kep.
Selain itu, ada juga dua orang narasumber dari PW HIPERCCI NTT yang sudah memiliki sertifikat TOT (Training Of Trainer), yaitu Ns. Sri Hanna Wijiati, S.Kep., dan Ns. Susanti A. Olang, S.Kep.
Panitia juga menghadirkan narasumber tamu, Bapak Appolonaris T. Berkanis, S.Kep.,Ns, M.H.Kes., selaku Ketua Majelis Kehormatan Etik Keperawatan (MKEK) Provinsi NTT yang memberikan materi tentang “Etik dan Legal di Ruang ICU.”
Ns. Stefen juga menjelaskan, selama 4 hari peserta akan mendengarkan materi pelatihan sekaligus melakukan sesi praktik. Lalu pada hari ke-5 akan dilakukan ujian kompetensi. Jadi, menurut Ns. Stefen, jika lulus ujian kompentensi, maka peserta akan mendapatkan dua sertifikat sekaligus, yaitu sertifikat pelatihan dan sertifikat kompetensi.
“Kalau tidak lulus ujian kompetensi, berarti peserta hanya dapat sertifikat pelatihan,” tegas Ns. Stefen.
Karena itu, Ns. Setfen bersama panitia berusaha menciptakan suasana pelatihan yang kondusif bagi peserta, sehingga mereka bisa belajar dengan nyama dan sukses melewati ujian. Ns. Setefen juga berharap agar setiap peserta serius mengikuti tahapan kegiatan dari awal hingga akhir. (Saverinus Suhardin/rf-red-st)