Pengolahan Bekicot di Tetaf: Dari Hama Menuju Pakan Ternak Bernutrisi Tinggi

0
355
Dokumentasi kegiatan.

TTS, SEKOLAHTIMUR.COM – Dosen dan mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Biologi Institut Pendidikan Soe (IPS) melatih warga mengolah bekicot menjadi pakan ternak bernutrisi tinggi. Sebanyak 32 warga Desa Tetaf Kecamatan Kuatnana, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) mengikuti pelatihan tersebut. Turut hadir Kepala Desa Tetaf, Yulius Talan.

Pelatihan tersebut merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat dan juga Kuliah Kerja Nyata Tematik yang dilaksanakan pada tanggal 6 – 10 Mei 2025 lalu. Meti O. F. I. Tefu, dosen yang juga menjadi Ketua Tim dalam kegiatan tersebut bersama 8 mahasiswa melatih para warga yang merupakan peternak.

Kepada media ini, Meti menjelaskan, bekicot selama ini dianggap sebagai hama tanpa manfaat oleh masyarakat. Melalui kegiatan tersebut, pihaknya memberi pemahaman bagi masyarakat terkait manfaat bekicot sebagai pakan ternak alternatif bernilai gizi tinggi.

Dokumentasi kegiatan.

“Bekicot kaya akan protein dan kalsium, yang dapat mendukung pertumbuhan ternak,” ujar Meti.

Namun menurutnya, masyarakat belum menyadari potensi besar itu. Pengolahan bekicot dapat menggantikan pakan ternak komersial yang semakin mahal.

Hama bekicot, jelas Meti, diolah dalam bentuk tepung, bekicot kering maupun fermentasi. Hasil olahan ini memiliki sumber protein dan kalsium tinggi.

“Tepung bekicot mengandung protein sekitar 60%, sehingga bisa menjadi pilihan pakan ternak yang murah namun bergizi tinggi,” kata Meti.

Dengan kandungan asam amino dan mineral seperti kalsium membantu pertumbuhan tulang dan otot, sehingga cocok untuk unggas, ikan, dan ternak lainnya. Menurutnya, campuran tepung bekicot itu meningkatkan nutrisi pakan sehingga dapat meningkatkan hasil produktivitas pada ternak.

Melalui sosialisasi dan pelatihan itu, para civitas akademika Institut Pendidikan Soe menambah pemahaman dan pengetahuan peternak dalam mengendalikan populasi bekicot yang berlebihan.

Dengan cara tersebut, pengolahan bekicot lebih bermanfaat dan mengurangi dampak negatif terhadap pertanian. Selain itu, kata Meti, pemanfaatan hama bekicot mengurangi harga pakan konvensional.

“Dengan mengurangi pengeluaran peternak untun membeli pakan, hasil produktivitas bisa ditingkatkan,” jelasnya.

Kegiatan KKNT sendiri berlangsung dari Maret hingga 26 Mei 2025. Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa IPS tidak hanya memberikan sosialisasi dan pelatihan pengolahan hama bekicot namun juga mendirikan pojok baca untuk peningkatan literasi masyarakat. (Lenzho Asbanu/rf-red-st)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini