TTS, SEKOLAHTIMUR.COM – SMP Negeri Matpunu, yang berlokasi di Desa Taneotob, Kecamatan Nunbena, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), merupakan salah satu sekolah yang terus berinovasi dalam upaya penguatan literasi bagi guru dan peserta didik. Dalam upaya tersebut, pihak sekolah membangun kolaborasi dengan berbagai mitra terkait, salah satunya Yayasan Pustaka Pensi Indonesia (YASPENSI).
Kepala SMP Negeri Matpunu, Robi N. D. Beti, S.Pd., Gr., dalam sambutannya saat membuka kegiatan workshop literasi di sekolahnya pada Jumat (13/6/2025) menyampaikan, tujuan pihak sekolah membangun kolaborasi dengan pihak YASPENSI dalam kegiatan workshop literasi tersebut guna meningkatkan kompetensi literasi bagi para peserta didik maupun guru.

“Dalam merencanakan setiap progam yang ada di sekolah semuanya berbasis data, berdasarkan hasil analisis rapor mutu kami di sekolah, nilai literasi masih rendah, karena itu berbagi upaya telah kami lakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi literasi bagi guru maupun peserta didik. Langkah yang kami telah lakukan di sini yaitu pojok baca, dan juga membangun kolaborasi dengan berbagai mitra yang bergerak pada bidang literasi di antaranya Yayasan Pustaka Pensi Indonesia (YASPENSI) dan juga Nyalanesia,” ungkapnya.
Robi Beti menyampaikan terima kasih kepada tim YASPENSI atas dukungan dan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Ia juga menekankan, literasi merupakan fondasi utama bagi keberhasilan para peserta didik dalam segala bidang.

“Dengan kemampuan literasi yang kuat, para peserta didik maupun guru akan mampu memahami informasi dengan lebih baik, berpikir kritis, dan mengomunikasikan ide-ide mereka secara efektif, karena itu pada kesempatan ini kami menghadirkan tim dari Yaspensi guna berbagi dengan kami para guru maupun peserta didik terkait dengan langkah-langkah dalam meningkatkan literasi di sekolah kami. Selain membangun kolaborasi dengan YASPENSI, kami juga telah membangun kolaborasi dengan Nyalanesia melalui program Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) Nasional,” jelasnya.
Lebih lanjut, Robi Beti menjelaskan, tantangan literasi di SMPN Matpunu cukup kompleks, mengingat latar belakang sosial ekonomi para peserta didik yang beragam dan keterbatasan akses terhadap sumber daya pembelajaran. Oleh karena itu, kemitraan dengan YASPENSI dan juga Nyalanesia diharapkan dapat memberikan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan dalam mengatasi permasalahan tersebut.

“Selalu kepala sekolah, saya tetap optimis bahwa langkah kolaborasi yang telah terbangun dengan berbagi mitra ini akan memberikan dampak positif bagi kemajuan pendidikan di SMP Negeri Matpunu ke depannya,” ujarnya.
“Saya juga menyaksikan secara langsung dalam kegiatan pendampingan dari tim YASPENSI ini semua peserta didik sangat antusias dalam mengikutinya, bahkan ada beberapa peserta didik yang selama ini kami anggap tidak begitu aktif tetapi kehadiran dari tim Yaspensi ini mampu membangkitkan semangat anak-anak kami, karena itu kami dari warga sekolah berharap agar kemitraan yang telah dibangun ini terus berlanjut ke depan,” pungkasnya.

Marthen Bees, S.Pd., Gr., salah seorang guru peserta workshop, mengungkapkan, workshop literasi tersebut sangat bermanfaat dan memberikan wawasan baru tentang cara meningkatkan minat baca dan penulisan kreatif bagi para peserta didik maupun guru.
“Kehadiran dari tim YASPENSI sebagai narasumber dalam kegiatan ini benar-benar menghadirkan hal-hal baru dan inovatif yang sebelumnya belum pernah kami rasakan, metode-metode kreatif yang mampu membangkitkan minat literasi baca -tulis dan berpikir kritis lebih mendalam,” ungkapnya.
“Bagi kami warga SMPN Matpunu, khususnya peserta didik dan guru, dampak positif dari kegiatan ini sangat terasa. Adanya metode-metode baru yang diperkenalkan oleh tim dari Yaspensi telah mengubah persepsi kami tentang literasi, dari sekadar kewajiban menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan dan inspiratif. Kami melihat peningkatan partisipasi peserta didik dalam membaca dan menulis, serta memunculkan ide-ide kreatif dari mereka, bahkan ada peserta didik dan juga guru yang Ketika diberi kesempatan langsung mengimprovisasi apa yang terbayang dalam pikirannya saat itu,” jelasnya.
Marthen Bees juga berharap agar kolaborasi yang telah dibangun terus berlanjut, Ia juga berkomitmen untuk melakukan pendampingan lanjutan bagi para peserta didik di SMP Negeri Matpunu.

“Saya sebagai guru yang dipercayakan sebagai koordinator penggerak literasi di sekolah, merasa sangat senang dan berterima kasih kepada kepala sekolah yang sudah merencanakan program ini dengan menghadirkan tim dari Yaspensi yang sangat luar biasa. Saya berharap agar semangat dan inovasi yang dibawa oleh tim Yayasan Pustaka Pensi Indonesia, terus membara di SMPN Matpunu. Saya bertekad sebagai guru yang dipercayakan untuk terus menggerakkan warga sekolah dalam membangun program literasi berkelanjutan dalam meningkatkan minat literasi serta membangun komunitas literasi dan terus menjalin kolaborasi, saya yakin, dengan semangat kebersamaan dan komitmen yang kuat, SMPN Matpunu dapat menjadi sekolah yang unggul dalam mengembangkan budaya literasi,” urainya.
Lefinus Asbanu, S.Pd., selaku Kepala Biro YASPENSI Kabupaten TTS, menyampaikan terima kasih serta mengapresiasi pihak sekolah yang telah membuka ruang kolaborasi guna meningkatkan kualitas pendidikan khususnya literasi pada kalangan guru dan peserta didik.
“Mewakili tim YASPENSI, kami menyampaikan terima kasih dan juga apresiasi yang tinggi kepada kepala SMP Negeri Matpunu bersama semua guru yang telah bersepakat dalam membangun kolaborasi dengan berbagai mitra. Dengan adanya ruang kolaborasi yang telah dibangun inimenunjukkan keseriusan dari kepala sekolah dan juga para guru dalam upaya pengembangan literasi bagi para peserta didik yang ada,” ujarnya.
Lefinus Asbanu juga menyampaikan, tidak semua kepala sekolah itu mampu membuka diri untuk berkolaborasi dengan lembaga lain yang bergerak pada bidang literasi.
“Saya sangat bangga dengan warga SMP Negeri Matpunu, walaupun sekolahnya berada di daerah terpencil dan masih terisolir dengan berbagai akses, namun komitmen dalam pengembangan pendidikan bagi para peserta didik sangat nyata. Karena itu kita harus jujur menyampaikan bahwa tidak semua kepala sekolah memiliki motivasi untuk memberikan perhatian serius terkait persoalan yang dialami, terkhusus pada literasi,” kata Lefinus.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan pendampingan literasi tersebut yaitu Kepala Biro YASPENSI Kabupaten TTS Lefinus Asbanu, S.Pd., serta anggota Thomas Edison Kabu, S.Pd., dan Yabes Bia, S.Pd. (*Tim/rf-red-st)