Saya Taruna PKS SMKENSEVEN

0
64
Oleh Mikhael Novanto Ukat, Alumnus SMKN 7 Kupang Jurusan TKJ

“Priiiiit…! Priiiiit…! Priiiiit…”! Bunyi peluit menghentikan aktivitas para pengendara bermotor pagi itu. Jalan Raya PenKase Oeleta ramai. Beberapa pelintas jalan berhenti. Surat-surat kepemilikan kendaraan bermotornya diperiksa. Demikian pula kelengkapan kendaraannya. Beberapa polisi lalulintas (Polantas) sigap mengayunkan dan menggerakkan tangan mereka. Toleh kiri toleh kanan, peluit berbunyi, tangan digerakan maju mundur-depan belakang dengan simbolnya tatageraknya.

“Anak-anak, siswa-siswi, demikian simulasi kita hari ini,” penjelasan pak Polisi Paulus, narasumber. Lanjutnya, “Tugas kita sebagai Patroli Keamanan Sekolah (PKS) cukup besar tanggungjawabnya. Kita mesti paham selain uraian tugas kita, juga dapat mempraktikan duabelas gerakan lalu lintas, seperti yang dipraktikkan tadi.”  Beberapa menit kemudian sekelompok pelajar meninggalkan area praktik PKS di depan jalan Oeleta Raya depan bengkel Avian berkendara menuju SMKN 7 Kupang. Setibanya di aula terbuka RPS, pak Mustapa Syafrudin, memandu pertemuan terbatas ditempati sekitar 15 siswa perwakilan  SMKN 7 Kupang, dan para pelatih dari Polsek Alak. Para siswa berpakaian Nasional dan mengenakan atribut seperti Polisi lalulintas: memakai pet, peluit dan tali, baju putih lengan panjang berlogo PKS dan satuan lalulintas, ban lengan bergaris putih biru.

“Bapak, ijin. Perkenalkan, saya Aleksadra Abel, taruni PKS SMK Negeri 7 Kupang. Ingin bertanya: Aapa tugas kami sebagai PKS? Penanya berikutnya menanya. “Ijin, perkenalkan, saya taruni Flaviana Anu, taruni PKS perwakilan SMKN 7 Kupang. ijin bertanya: bagaimana kita mempraktikkan Duabelas Gerakan Lalulintas itu?” Para sahabat PKS dari kedua penanya terdahulu mengancungi jempol tanda dukungan. Ada di sana, Mikhael Novanto Ukat, Radita Alamsyah, Rediko Buitbisi, Holland Lau, Resalia Kadek, Rivalah Said, Lidia Mnanu, Arnando Ndoko, Edward Maure, Fidian Kadja.

“Pertanyaan yang bagus,” jawab singkat Pak Paulus. Kursor diarahkan pada layar monitor. “Tugas PKS ada delapan, sementara penertiban lalulintas ada duabelas Gerakan Lalulintas. Kita mulai dengan tugas PKS.”

Polisi Paulus mulai mengurai tugas PKS, berikut. Pertama, memantau keamanan lingkungan sekolah di area parkiran di dalam dan di luar gedung sekolah, dan ruang terbuka lainnya; kedua, menjaga akses keamanan keluar-masuk sekolah; ketiga, mencegah terjadinya tindak kriminal seperti pencurian, perundungan, vandalisme, dan kekerasan fisik; keempat, memberikan bantuan saat terjadi kecelakaan atau keadaan darurat dan evakuasi bencana kebakaran dan lainnya; kelima, melakukan pengecekan keamanan fasilitas sekolah, mengidentifikasi dan melaporkannya kepada wakil kepala sekolah yang membidanginya untuk segera ditangani.

Dan keenam, berkoordinasi dengan pihak sekolah dan security menyampaikan laporan rutin tentang situasi keamanan sekolah; ketujuh, melakukan pemeriksaan terhadap kendaraan yang memasuki area sekolah, terutama pada saat jam masuk dan pulang sekolah, pengecekan SIM, surat-surat berkendara lainnya dan penggunaan helm, memastikan parkiran sekolah dalam keadaan rapi; dan kedelapan, mengawasi kehadiran dan perilaku siswa nyaman berada di area sekolah dan agar tidak berkeliaran di luar area sekolah tanpa izin.

“Nah, siapa yang bisa membaca di layar monitor, dua belas Gerakan lalulintas? Ayo berani tampil.” Suara Bariton, polisi Paulus darai Polresta Kupang Kota memotivasi. Tampillah Taruna PKS Rediko. “Siap, saya Taruna PKS Rediko SMKN 7 Kupang.”

Rediko membacanya demikian. Dua belas Gerakan lalulintas itu adalah: stop semua arah, stop arah tertentu, stop arah depan, stop arah belakang, stop arah depan dan belakang, jalan arah kanan, jalan arah kiri, jalan arah kanan dan arah kiri, percepat arah kanan, percepat arah kiri, perlambat depan, dan perlambat arah belakang. “Sekian, terima kasih,” Rediko menutup penjelasannya.

Setelah teori, kemudian dilanjutkan dengan mempraktikkan duabelas Gerakan lalulintas itu. Dari sudut lapangan, terlihat waka kesiswaan dan kurikulum tersenyum melihat aktivitas kami. Saya simpulkan sebagai tanda senang kegiatan sukses. Sementara bapak kepala sekolah bincang-bincang lepas dengan para instruktur dari Polres Kupang Kota dan Polsek Alak menikmati kudapan hari itu. Ibu Dina baru saja melayani para tamu, instruktur pelatihan, peserta PKS, para wakasek, dan beberapa guru yang ada hari itu. Senyuman manis ibu Dina mempersilahkan kami semua. Tiga menit berselang kudapan selesai. Mungkin enak dan jarang-jarang makan seperti ini, sepakatnya kami dalam berbisik tersenyum.

Hari itu kami, hari yang penuh makna dalam perjalanan saya sebagai anggota tim patroli keamanan sekolah. Saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga tentang arti dari kerja keras, ketekunan, semangat pantang menyerah, dan kepercayaan terhadap proses. Semua nilai itu saya temukan dan alami melalui keterlibatan saya dalam dua perlombaan variasi formasi 12 gerakan lalu lintas, yang diselenggarakan oleh SPN Polda NTT dan Polresta Kupang Kota.

Pada bulan Juni 2023, tim PKS kami mengikuti perlombaan pertama yang diadakan oleh SPN Polda NTT. Untuk perlombaan ini, kami sudah berlatih hampir setiap hari selama lebih dari satu bulan. Latihan dilakukan dengan sungguh-sungguh dan disiplin tinggi, dipimpin oleh Pak Mustafa, pembina OSIS yang sangat berdedikasi, dan Pak Firman, seorang polisi dari Polsek Alak yang dengan penuh kesabaran dan semangat melatih kami. Mereka berdua tidak hanya mengajarkan teknik gerakan yang benar, tetapi juga menanamkan nilai-nilai seperti tanggung jawab, kekompakan, dan kepercayaan diri.

Kami datang ke perlombaan dengan harapan yang besar. Segala bentuk persiapan dan latihan keras yang telah kami jalani membuat kami yakin bisa meraih hasil terbaik. Detik-detik pengumuman para pemenang tiba. Nama tim kami tidak dibaca, tidak masuk dalam nominasi dalam daftar pemenang. Kami tidak meraih juara. Kecewa? Tentu saja. Kami merasa sedih dan sedikit putus asa. “Ini tidak adil!” Seru seorang penonton saat itu. Terdengar beberapa bapak protes mengapa tim kami tidak juara, padahal secara performa tampil bagus. Kecewa.

Datanglah taruan PKS Holland menyemangati, “Kita menang secara mental dan skil. Kita kalah secara penjurian.” Kami sambal melirik dan menguatkan. Kekalahan ini bukanlah akhir dari segalanya. Daripada tenggelam dalam kekecewaan, kami memilih untuk bangkit. Kami pulang dan duduk melingkar dengan pembina OSIS melihat kegagalan ini sebagai pembelajaran yang sangat berharga. Kami mengevaluasi kekurangan kami, baik dari segi teknis gerakan maupun kekompakan tim. Kami memperbaiki kesalahan, meningkatkan kedisiplinan, dan yang paling penting, kami tetap menjaga semangat dan tekad kami.

Kesempatan kedua datang pada bulan September 2023. Dalam rangka memperingati Hari Lalu Lintas, Polresta Kupang Kota mengadakan kembali perlombaan variasi formasi 12 gerakan lalu lintas. Sekolah kami mendapat undangam kegiatan itu. Kami kompak untuk kembali ikut serta. Sekali lagi, kami berlatih dengan penuh semangat dan konsistensi. Pak Mustafa dan Pak Polisi Firman kembali mendampingi kami dalam latihan. Tak terkecuali pak Patrisius Leu, Wakasek Kesiswaan yang terkenal galak. Sesekali hadir memantau. Suara tegasnya membakar semangat corps kami. Pintanya, “Kamu taruna PKS, anak bimbingan saya. Pergi dan menang!” tutup amanatnya.

Kali ini tantangan datang dari dalam lingkungan sekolah. Saat kami sedang berlatih, tak sedikit teman-teman bahkan beberapa guru yang justru meremehkan usaha kami. Kami mendengar komentar seperti, “Sudah pernah kalah, masih capek-capek latihan. Nanti kalah lagi.” Tawa dan sindiran itu sempat mengganggu, tapi kami memilih untuk tidak menanggapinya. Kami ingat pesan trio pembina agar fokus berlatih, tak hiraukan komentar diluar aba-aba PBB dari pembina dan tidak boleh larut kegagalan yang lalu. Kami belajar untuk menahan diri, menutup telinga, dan terus fokus pada tujuan kami. Kami diajari untuk memandang komentar dan tawa sinis sebagai cambuk pemicu semangat, sebagai suara yang merdu di gendang telinga. Kami taruna pantang menyerah sebab sudah lewati LDKS, longmarch. Sudah terbiasa dengan goncangan ombak, dan suara gemuruh badai laut.

Kami semakin tekun, kompak, dan yakin dengan kemampuan kami. Setiap gerakan yang kami latih, setiap keringat yang kami keluarkan, semuanya kami lakukan dengan sepenuh hati dan keyakinan. Akhirnya, pada tanggal 20 September 2023, kerja keras kami membuahkan hasil. Kami berhasil meraih juara satu dalam kategori variasi formasi 12 gerakan lalu lintas yang diadakan oleh Polresta Kupang Kota. Hari itu menjadi salah satu momen paling membanggakan dalam hidup saya. Kemenangan ini bukan hanya tentang mendapatkan piala atau pengakuan. Lebih dari itu. Kemenangan ini hasil dari ketekunan, kesabaran, dan keyakinan terhadap proses. Kami menang karena kami tidak menyerah. Kami menang karena kami tetap berdiri dan berjuang, bahkan ketika orang lain meragukan kami. Kami telah menang mengalahkan diri kami sendiri untuk tidak membalas tapi membuktikan dengan prestasi nyata.

Taruni Rivallah Said memimpin doa syukur kemenangan. Kami bergandenga tangan, menyerukan yel-yel khas sekolah, dan diwawancarai wartawan. Terima kasih teruntuk pa Mustafa dan pak Polisi Firman. Bimbingan, kesabaran, dan dukungannya telah menuliskan sejarah sekolah. Mereka tidak hanya menjadi pelatih kami, tetapi juga mentor dan inspirasi yang menunjukkan arti sebenarnya dari pengabdian dan kepedulian. Di hari kemenangan itu, taruni Ivin, sapaan khas bagi Flaviana Anu spontan berpuisi. Kami sepakati saja judul puisinya Jiwa sang Taruna. Suara pujangga soprankan puisinya:

Kau karang teguh

Hati seluas samudra

Berkorban jiwa raga.

Di hadapan visi

Istirahat tak hirau

Membara jiwa taruna.

Ada dalam sang waktu

Menanti dan mengisi waktu

Gapai sebelum keringat mengering.

Puncaknya hari ini

Membungkam segalanya

Sang taruna juarai lautan biru.

Saya bangga dengan rekan-rekan satu tim. Kami tumbuh bersama dalam perjalanan ini, saling mendukung di saat lelah, saling menyemangati di saat ragu. Kami tidak hanya menjadi tim, tetapi juga keluarga kecil yang dipersatukan oleh semangat dan tujuan yang sama. Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa dalam hidup, kita akan selalu dihadapkan pada dua pilihan: menyerah atau bangkit. Dan kami telah memilih untuk bangkit. Keberhasilan tidak datang dengan mudah, tetapi harus diperjuangkan dengan tulus dan sepenuh hati. Apa yang kami alami sebagai tim patroli keamanan sekolah membentuk karakter saya, dan kami menjadi pribadi yang lebih kuat, percaya diri, dan tahan banting. Saya bangga bersekolah di SMK Negeri 7 Kupang yang memperhatikan kegiatan ekstrakurikuler bidang kesiswaan.

“Priiiiit…! Priiiiit…! Priiiiit… Ayo mundur sedikit. Ya sudah rapi. Terima kasih.” Bunyi peluit taruna PKS Edward mengatur area parkiran motor pagi itu. (Editor: Patrisius Leu, S.Fil./rf-red-st)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini