TTS, SEKOLAHTIMUR.COM – Guna meningkatkan pemahaman para pengelola perpustakaan, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Arpus) Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar workshop pengolahan bahan pustaka bagi para pengelola perpustakaan sekolah, perpustakaan desa, dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Kegiatan yang diikuti oleh 23 peserta itu berlangsung di Hotel Timor Megah Soe pada Senin – Rabu, 14 – 16 Juli 2025.
Bupati Timor Tengah Selatan, Eduard Markus Lioe, yang diwakili oleh Asisten 1, Deny Nubatonis, dalam sambutannya saat membuka kegiatan, menekankan, salah satu faktor penyebab rendahnya minat baca masyarakat yakni keterbatasan kemampuan pengelola perpustakaan dalam memahami sistem pengelolaan bahan bacaan, yang menimbulkan lambat dan sulitnya upaya temu kembali bahan pustaka sebagai sumber informasi.

“Oleh sebab itu tenaga pengelola perpustakaan di semua jenis perpustakaan harus dapat mengembangkan kemampuan dalam pengelolaan bahan pustaka terutama menguasai sistem pengolahan bahan pustaka untuk bahan pustaka. Oleh karena itu, kami memberikan apresiasi kepada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan yang telah menggelar pelatihan ini,” ungkapnya.
Deny Nubatonis menyampaikan, perpustakaan memiliki peran yang sangat vital dalam pengembangan kualitas manusia, oleh karena itu para pengelola perpustakaan harus mampu mengelola perpustakaan dengan baik.
“Perpustakaan itu memiliki peran yang sangat penting di lingkungan sekolah, desa, dan juga TBM, oleh sebab itu pengelola perpustakaan bukan hanya sekadar memenuhi struktur di sekolah, di kantor desa atau taman baca masyarakat, atau bukan sekadar pajangan untuk dilihat, tetapi pengelola perpustakaan harus paham bahwa orang pintar karena membaca, sehingga para pengelola perpustakaan mampu menciptakan terobosan yang menarik minat baca masyarakat dan peserta didik untuk selalu menggunakan waktu luang untuk membaca di perpustakaan. Karena hanya dengan membaca akan menambah wawasan dan menjadi pelajaran yang bermanfaat untuk pribadi, keluarga, dan kemajuan bangsa,” urainya.

Deny Nubatonis berharap agar para peserta yang mengikuti pelatihan tersebut dapat melakukan penataan yang baik terhadap perpustakaan yang ada di satuan kerja masing-masing.
“Saya berharap agar selepas dari kegiatan ini para peserta kembali dan menerapkan ilmu yang didapat pada workshop ini di unit kerja masing-masing, sehingga yang mana selama ini perpustakaan sekolah, desa, dan juga TBM yang belum dimanfaatkan secara baik bisa membawa inovasi baru agar perpustakaan menjadi tempat yang nyaman bagi para pemustaka,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten TTS, Bernadus Y. Sunbanu, S.T., M.Si., kepada media ini menjelaskan, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pengelolaan perpustakaan, terutama di lingkungan sekolah, desa, dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Oleh karena itu kegiatan workshop pengolahan bahan pustaka bagi para pengelola perpustakaan ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan yang memadai.
Bernadus Sunbanu juga menyerukan kolaborasi terkait dengan pengembangan kualitas masyarakat terutama bagi para peserta didik.
“Dalam kegiatan ini peserta yang dilibatkan itu dari pengelola perpustakaan sekolah baik di jenjang SD maupun SMP. Selan itu ada dari pengelola perpustakaan desa, dan juga dari pengelola TBM. Karena itu dalam upaya pengembangan literasi bagi masyarakat terutama para pelajar harus ada kolaborasi dari semua pihak, untuk itu kami berharap agar dengan adanya kegiatan ini juga terbangun kolaborasi yang baik antara sekolah, pemerintah desa, dan juga para pegiat TBM,” ujarnya.
Bernadus Sunbanu berharap agar para peserta yang mengikuti pelatihan pengolahan bahan pustaka mampu untuk mengimplementasikan di tempat kerja masing-masing.
“Tentunya kami dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan berharap agar para peserta yang mengikuti pelatihan ini kembali dan melakukan penataan perpustakaan yang baik di satuan kerja masing-masing, agar ruang perpustakaan yang sebelumnya belum optimal dalam pemanfaatannya bisa dioptimalkan. Ia juga mengimbau kepada semua lembaga yang telah mendapatkan intervensi dari perpustakaan nasional RI dengan bantuan bahan bacaan bermutu untuk bisa dimanfaatkan,” harapnya.
Ketua panitia kegiatan, Eduar Tabun, menyampaikan, peserta yang mengikuti workshop pengolahan bahan pustaka berjumlah 23 peserta denan rincian, 21 merupakan pengelola perpustakaan sekolah baik di jenjang SD maupun SMP, sementara 1 peserta dari pengelola perpustakaan desa, dan 1 dari Taman Bacaan Masyarakat.

Eduard Tabun menjelaskan, akan ada tindaklanjuti kegiatan serupa namun sasarannya kepada para kepala sekolah.
“Untuk kegiatan pengolahan bahan pustaka bagi para pengelola perpustakaan ini akan ditindaklanjuti dengan memberikan pencerahan khusus pada para kepala sekolah. Menurutnya saat melakukan kunjungan di berbagai sekolah di kabupaten TTS ditemukan banyak sekali perpustakaan yang tidak dimanfaatkan dengan baik, karena itu diharapkan juga agar ada dukungan dana sehingga rencana kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik,” jelasnya.

Ia juga berharap agar para peserta pelatihan mampu untuk menindaklanjuti setiap materi yang diperoleh dari para narasumber saat kembali di sekolah, desa, dan TBM masing-masing.
“Selaku ketua panitia saya berharap agar materi yang telah diberikan oleh para narasumber dapat ditindaklanjuti oleh semua peserta pelatihan yang ikut. Dengan sebuah harapan agar pengelolaan perpustakaan bisa dimaksimalkan,” pungkasnya. (Lenzho Asbanu/rf-red-st)