Lestarikan Bahasa dan Budaya, Pemda TTS Gelar Festival Budaya

0
187
Dokumentasi kegiatan.

TTS, SEKOLAHTIMUR.COM – Dalam rangka menanamkan kecintaan kepada generasi muda terkait pelestarian bahasa dan budaya, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten TTS menggelar Festival Budaya Daerah. Kegiatan yang dirangkaikan dengan perayaan HUT ke- 80 RI serta menyongsong HUT ke-103 Kota Soe tersebut berlangsung di lapangan Pemda TTS, pada tanggal 21 Agustus – 2 September 2025.

Sebanyak 351 peserta terlibat dalam kegiatan ini, terdiri atas jenjang PAUD /TK, SD, SMP, Sanggar Seni, dan SMK se-Kabupaten TTS.  Jenis perlombaan yang dilombakan yakni Tarian Tradisional Ma’ekat, Sbo Bano, Tel Sain, Bonet, Lomba Pidato, Lomba Cerita Rakyat (Nu’u), Stand Up Comedy dalam Bahasa Dawan (Uab Meto), dan Fashion Show Busana Tradisional.

Dokumentasi kegiatan.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT, Haris Budiarto, dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada Pemda TTS yang telah berkomitmen dalam menggelar festival budaya daerah tersebut.

“Kami dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT, memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pemerintah daerah Kabupaten TTS yang telah berupaya dalam melestarikan warisan budaya leluhur. Kebudayaan merupakan kekayaan bangsa oleh karena itu kegiatan yang dilakukan ini sangat positif,” ungkapnya.

Budiarto menghimbau kepada pemerintah daerah untuk tetap mempertahankan hal positif yang telah dilakukan. Menurutnya untuk melestarikan budaya juga merupakan tantangan tersendiri di era teknologi ini.

“Tantangan ke depan yang perlu diantisipasi oleh pemerintah kabupaten adalah dengan perkembangan teknologi yang kian hari makin pesat. Karena itu diharapkan agar nilai-nilai kebudayaan yang ada tetap dijaga. Karena itu kami berharap agar kebudayaan yang telah diwariskan tetap terjaga dari leluhur kita, generasi sekarang dan generasi di masa depan untuk tetap mencintai dan bangga dengan budaya sendiri,” ujarnya.

“Kami juga berharap agar bidang kebudayaan pada dinas pendidikan dan kebudayaan tetap eksis dalam mengawal urusan-urusan kebudayaan di daerah,” harapnya.

Dokumentasi kegiatan.

Kepala Balai Bahasa Provinsi NTT, Hery Budhiono, dalam sambutannya juga mengapresiasi terobosan dari Pemda TTS yang telah berkontribusi serta memiliki komitmen dalam melestarikan kekayaan budaya yang ada.

“Kami dari Balai Bahasa Provinsi NTT memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pemerintah daerah Kabupaten TTS yang sudah berkontribusi dengan luar biasa dan berkomitmen untuk melestarikan kebudayaan serta bahasa dan sastra,” ungkapnya.

“Tidak banyak daerah yang memiliki kurikulum pembelajaran muatan lokal bahasa daerah, meskipun ada ratusan bahasa daerah di Indonesia. Ada lebih dari 70 bahasa di NTT tetapi tidak semua daerah memiliki kurikulum muatan lokal dalam bahasa daerah yang bisa diajarkan dan dinikmati oleh para siswa di berbagai jenjang pendidikan,” lanjutnya.

Budhiono juga berharap agar Festival Budaya Daerah yang telah dilakukan terus dilanjutkan ke depan agar generasi muda lebih mencintai budaya yang telah ada.

“Kami dari balai bahasa juga berharap agar kegiatan positif ini terus berlanjut kedepan dan dijadikan sebagai even tahunan, agar generasi muda lebih mencintai akan kekayaan budaya yang telah diwariskan,” tandasnya.

Dokumentasi kegiatan.

Wakil Bupati TTS, Johny Army Konay, S.H., M.H., dalam sambutannya saat membuka kegiatan pada Kamis (21/8) malam, menyampaikan terima kasih kepada Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT dan Balai Bahasa Provinsi NTT yang telah hadir dan memberikan catatan-catatan terkait dengan tantangan yang akan dihadapi ke depan.

“Pemerintah daerah menyampaikan terima kasih kepada Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT dan Balai Bahasa Provinsi NTT yang telah hadir dalam pembukaan kegiatan festival budaya daerah Kabupaten TTS ini. Tentunya dengan catatan catatan berupa tantangan yang akan dihadapi dalam melestarikan budaya daerah di era perkembangan teknologi ini juga akan menjadi perhatian. Karena itu kami telah berkomitmen untuk mempertahankan budaya daerah yang telah diwariskan oleh para leluhur baik itu bahasa, tarian daerah, dan kebudayaan yang ada,” jelasnya.

“Kami juga meminta dukungan ekstra dari pusat dan Balai Bahasa NTT untuk Pemda TTS dalam upaya pengembangan pendidikan, kebudayaan, dan seni yang ada, karena Kabupaten TTS memiliki banyak kekayaan terkait kebudayaan,” harapnya.

Army Konay juga memberikan apresiasi kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten TTS khususnya pada Bidang Kebudayaan yang terus konsisten dalam melakukan kegiatan festival budaya daerah.

“Saya bersama Bapak Bupati juga menyampaikan terima kasih kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang mana melalui Bidang Kebudayaan telah berkomitmen dan konsisten dalam melakukan kegiatan festival budaya daerah ini. Kami juga berharap agar lebih ditingkatkan lagi kelestarian budaya dan seni yang mulai luntur karena perkembangan teknologi yang makin cepat perkembangannya,” ujarnya.

Dokumentasi kegiatan.

Sementara itu ketua panitia kegiatan, Okran K. R. Betty, dalam laporannya menyampaikan, hari kemerdekaan Republik Indonesia merupakan momentum yang senantiasa diperingati oleh seluruh rakyat Indonesia sebagai wujud penghormatan dan rasa syukur atas perjuangan para pahlawan bangsa dalam merebut serta mempertahankan kemerdekaan.

“Peringatan hari kemerdekaan, lanjutnya, tidak hanya dimaknai sebagai seremoni tahunan, melainkan juga sebagai sarana untuk mengisi kemerdekaan dengan beragam kegiatan yang bermanfaat, mendidik, serta mampu menumbuhkan semangat nasionalisme dan kebersamaan. Salah satu bentuk pengisian kemerdekaan yang memiliki nilai strategis adalah melalui kegiatan seni dan budaya yang mencerminkan jati diri bangsa serta memperkokoh persatuan dan kesatuan,” ungkapnya.

Dijelaskannya, Festival Budaya Daerah Tahun 2025 dengan tema “Mengisi Kemerdekaan dengan Pendidikan,” dilaksanakan sebagai wadah menyalurkan bakat, kreativitas, dan potensi generasi muda sekaligus memperkenalkan serta melestarikan kekayaan budaya daerah. Melalui penyelenggaraan berbagai jenis lomba, peserta tidak hanya diberi kesempatan untuk menampilkan keterampilan seni, tetapi juga diarahkan untuk memahami makna penting pelestarian dan pengembangan warisan budaya leluhur.

“Kegiatan ini juga diharapkan dapat memperkuat rasa cinta tanah air serta menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter berbasis budaya. Selain itu festival budaya daerah tahun 2025 menjadi media interaksi antar pelajar, sanggar seni, dan masyarakat dalam rangka mempererat kebersamaan, menumbuhkan semangat gotong royong, serta meneguhkan kesadaran bahwa kebudayaan merupakan bagian integral dari identitas nasional yang patut dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang,” urainya.

Lenih lanjut dijelaskannya, tujuan dari Festival Literasi Budaya Daerah tersebut, yakni 1). Mengisi Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dengan kegiatan positif, 2). Menumbuhkan rasa cinta tanah air melalui pelestarian seni dan budaya lokal, 3). Memberikan ruang bagi peserta didik dan masyarakat untuk menyalurkan bakat dan kreativitas, dan 4). Mempererat persaudaraan antargenerasi melalui seni dan budaya. (Lenzho Asbanu/rf-red-st)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini