LDKS SMKN 7 Kupang: Cerita Baru

0
147
Oleh Lucky A. T. Neno, siswa kelas X SMKN 7 Kupang

KEGIATAN Latihan Dasar Kepemimpinan bagi Siswa (LDKS) di SMK Negeri 7 Kupang yang berlangsung pada tanggal 25 – 29 Agustus 2025 adalah salah satu pengalaman yang sangat berkesan bagi saya. Ini menjadi yang pertama bagi saya untuk mengalami pembinaan fisik karena latar belakang pendidikan saya dari sekolah swasta, yang tidak pernah mengalami hal seperti ini. Karena itu, LDK memberikan sebuah cerita baru.

Awalnya saya merasa sangat gugup dan sedikit tertekan. Hari pertama dimulai dengan upacara pembukaan. Dua teman saya terpilih menjadi perwakilan peserta untuk menerima tanda penyematan sekaligus menjadi tanda dimulainya kegiatan LDKS ini. Kami diperkenalkan dengan para pelatih dan panitia yang akan membimbing kami selama kegiatan ini.

Setelah diperkenalkan, kami langsung diarahkan untuk mengikuti kegiatan Peraturan Baris Berbaris (PBB). Kami diajarkan untuk mengenal dasar-dasar dan gerakan yang benar dalam PBB. Setelah itu, kami diarahkan ke ruang Lab. Bahasa untuk menerima materi.

Hari itu kami dibekali dengan berbagai materi dari narasumber yang berbeda-beda. Setelah menerima materi, sore harinya kami kembali melaksanakan kegiatan PBB, dilanjutkan dengan apel sore atau penurunan bendera.

Dalam kegiatan PBB, pelatih mengajari kami dengan kasih sayang. Namun, kalau kami berbuat salah, maka kami akan diberi hukuman seperti push up dan berguling, sesuatu yang bisa menjadi penyemangat baru bagi saya dan teman-teman. Meskipun kami dibina secara semi-militer, tetapi ada sisi lain yang membuat saya senang yaitu kami makan sebanyak dua kali dan kudapan di sore hari, sehingga kami tidak takut kalau lapar ataupun lemas.

LDKS adalah pengalaman yang luar biasa dan tidak terlupakan bagi saya. Banyak hal positif yang tidak pernah saya dapat sebelumnya. Mental dan fisik saya perlahan mulai meningkat. Seperti nama kegiatan ini, kami akan dilatih untuk menjadi seorang pemimpin yang berguna dan berkualitas.

Saya berjanji kepada diri sendiri untuk tidak melupakan apa yang telah diajarkan kepada saya selama kegiatan ini. Saya juga belajar untuk tidak saling menyalahkan jika ada yang berbuat salah dan kami semua mendapat hukuman. Hukuman yang diberikan pelatih janganlah disimpan sebagai sebuah dendam dan kebencian, tetapi harus dinikmati sebagai sebuah pelajaran. Inilah yang membuat pengalaman saya sangat berkesan, bermakna, dan nanti akan berbuah manis. (Editor: Yosi Bataona/rf-red-st)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini