Hafidz Muksin: Kedudukan Bahasa Daerah Sangat Penting

0
44
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Hafidz Muksin, saat membuka FTBI Tingkat Provinsi NTT, Kamis (20/11/2025) di Hotel Kristal Kupang.

Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Hafidz Muksin, menegaskan, kedudukan bahasa daerah sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Karena itu pelestarian bahasa daerah wajib dilakukan melalui kolaborasi lintas sektor.

Hal tersebut disampaikan Hafidz Muksin dalam sambutannya saat membuka kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang digelar oleh Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Kamis (20/11/2025) di Hotel Kristal Kupang.

Foto bersama usai acara pembukaan

“Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia sudah tumbuh, berkembang menjadi bahasa yang besar dan ini berkat dukungan dari kekayaan bahasa daerah di seluruh Indonesia. Dari bahasa daerah-lah kosakata bahasa Indonesia ditambah, dilengkapi sehingga makin kaya menjadi bahasa yang mendunia,” ungkapnya.

“Untuk itu kedudukan bahasa daerah sangat penting sehingga program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) yang dilakukan oleh Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa tentu menjadi program prioritas di Kemendikdasmen. Dukungan dari pemerintah daerah adalah wujud nyata dukungan dan tanpa kolaborasi tentu upaya yang dilakukan oleh Badan Bahasa, oleh Balai Bahasa tidak akan optimal,” lanjutnya.

Hafidz Muksin mengapresiasi penyelenggaraan FTBI tingkat Provinsi NTT dan menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan mendukung kegiatan tersebut. Ia menyebut FTBI sebagai  ajang apresiasi, selebrasi, dan ruang kreativitas bagi generasi muda dalam upaya melestarikan bahasa daerah.

Penampilan peserta FTBI

“FTBI merupakan sebuah ajang apresiasi, selebrasi, dan ruang kreativitas bagi anak-anak kita tercinta yang telah menjadi tunas-tunas harapan bangsa, untuk tetap setia melestarikan bahasa daerah,” ujarnya.

“Indonesia sangat kaya dengan budaya, dengan adat istiadat, dengan suku bangsanya yang tentu memiliki kekayaan yang luar biasa yang memiliki makna, nilai, karakter bagi anak-anak kita. Melalui bahasa daerah di dalamnya terkandung nilai-nilai terkait karakter, kesantunan, dalam kehidupan sehari-hari. Badan Bahasa menyampaikan apresiasi, penghargaan, dan terima kasih kepada bapak/ibu sekalian yang hadir di sini yang telah memberikan bukti nyata dalam pelestarian bahasa daerah,” kata Hafidz Muksin.

Dalam kesempatan tersebut, Hafidz Muksin juga secara khusus mengharapkan peran orang tua dan guru dalam mewariskan bahasa daerah kepada anak-anak terutama melalui komunikasi pada aktivitas informal dan nonformal.

Penampilan peserta FTBI

“Penampilan anak-anak kita menunjukkan jati diri dan kepercayaan diri yang luar biasa dengan bahasa daerahnya. Kalau sebelumnya anak-anak malu berbahasa daerah, saya harapkan melalui ajang FTBI ini, harus bangga dengan bahasa daerahnya. Para orang tua, para guru, pada aktivitas informal, nonformal, dapat menggunakan bahasa daerah dalam komunikasinya,” ungkapnya.

“Gurulah yang tentu dapat mewariskan nilai-nilai moral, nilai-nilai etik. Karakter yang tumbuh melalui bahasa daerah tentu dapat terus kita wariskan kepada anak-anak kita. Kepada para orang tua, saya juga harapkan, dengan bahasa daerah yang kita miliki, terus mewariskan kepada anak-anak,” tandasnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun redaksi dari panitia Balai Bahasa NTT, FTBI tingkat Provinsi NTT melibatkan sedikitnya 108 peserta terdiri atas siswa dan guru pendamping jenjang SD dan SMP. Mereka adalah penutur bahasa daerah yang masuk dalam program RBD Balai Bahasa NTT yakni Dawan (Kab. Timor Tengah Utara dan Timor Tengah Selatan), Mamboro, Anakalang, Manggena (Sumba Tengah), Rote (Rote Ndao), Abui, Kabola, Adang (Alor), dan Manggarai (Manggarai barat).

Adapun peserta yang diundang dalam FTBI tingkat provinsi tersebut yakni para juara di tingkat kabupaten. Masing-masing menggunakan bahasa daerahnya dalam ragam penampilan seperti menyanyi, menari, pidato, baca puisi, komedi tunggal, dan bertutur.

Selain siswa dan guru pendamping, FTBI tingkat Provinsi NTT juga dihadiri oleh perwakilan instansi atau lembaga lingkup Kemendikdasmen, Pemprov NTT, Pemda Kab/Kota, masyarakat, komunitas, dan insan pers. (*tim/rf-red-st)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini