SMA Negeri 5 Kota Komba, sekolah yang berkembang sejak didirikan pada tahun 2012 silam. Tujuan pendiriannya untuk memberikan alternatif pendidikan yang lebih berkualitas baik bagi masyarakat, menghasilkan generasi muda yang berprestasi, berkarakter, serta siap menghadapi tantangan global dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan.
Sekolah ini selalu mendorong siswanya untuk berprestasi dalam berbagai bidang, baik akademik maupun non-akademik. Adapun kegiatan lain seperti ekstrakurikuler dan proyek P5 untuk mengembangkan bakat dan minat siswa. Sekolah menjadi tempat belajar yang memberikan pengalaman positif bagi mereka berkembang secara maksimal dan siap menghadapi masa depan.
Mengajar di SMA Negeri 5 Kota Komba adalah perjalanan yang penuh warna, diwarnai berbagai tantangan sekaligus pembelajaran yang membentuk saya sebagai seorang pendidik. Setiap langkah yang saya ambil selama mengajar di sekolah ini mengajarkan banyak hal tentang bagaimana menjadi guru yang lebih baik, lebih sabar, dan lebih peka terhadap kebutuhan siswa. Refleksi ini menggali jejak-jejak langkah yang saya lalui, tantangan yang dihadapi, dan pembelajaran yang saya peroleh selama mengajar di sekolah ini.
Tantangan yang Dihadapi
Ada beberapa tantangan kala mengajar di sekolah ini. Pertama, Keragaman Peserta Didik. Setiap siswa datang dengan latar belakang yang berbeda, baik dari segi kemampuan ekonomi, akademik maupun karakternya. Ada siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dan sangat cepat menyerap materi, sementara ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami pelajaran. Keragaman ini menuntut saya untuk mencari cara agar semua siswa dapat merasakan keberhasilan dalam pembelajaran. Saya harus mencari pendekatan yang tepat agar dapat menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan individu tanpa meninggalkan siapa pun.
Kedua, Motivasi dan Disiplin Peserta Didik. Sebagian siswa di SMA Negeri 5 Kota Komba memiliki tingkat motivasi yang tinggi, tetapi ada juga yang kurang termotivasi. Menghadapi siswa yang kurang tertarik atau kurang disiplin dalam mengikuti pelajaran. Saya berupaya menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan relevan dengan kehidupan peserta didik agar dapat menarik perhatian mereka. Saya belajar bahwa motivasi tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus dibangun melalui interaksi positif dan memahami bahwa pembelajaran itu penting untuk masa depan peserta didik.
Ketiga, Manajemen Kelas. Mengelola kelas dengan berbagai karakter siswa juga ada seninya. Beberapa siswa cenderung aktif dan sering mengajukan pertanyaan, sementara lainnya lebih pendiam dan cenderung tidak terlalu banyak berpartisipasi. Menciptakan keseimbangan agar kelas tetap terstruktur namun tidak membosankan mutlak perlu. Mengatur waktu dengan bijak, menjaga konsentrasi siswa, dan menciptakan suasana kelas yang kondusif menjadi aspek penting dalam seni manajemen kelas.
Pembelajaran yang Diperoleh
Pembelajaran yang dapat saya peroleh di sekolah ada beberapa yang penting. Pertama, Adaptasi dan Fleksibilitas dalam Pengajaran. Dalam interksi mengajar, saya tidak mengandalkan satu metode pengajaran, lebih menetapkan berbagai pendekatan yang dapat menjangkau seluruh siswa. Penggunaan metode yang bervariasi, seperti pembelajaran berbasis proyek, diskusi kelompok, presentasi, dan penggunaan media digital menjadi cara efektif untuk memastikan semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Fleksibilitas tersebut membantu saya lebih perhatian terhadap kebutuhan peserta didik dan menyesuaikan diri dengan dinamika kelas.
Kedua, Membangun Relasi dengan Peserta Didik. Saya menyadari bahwa hubungan yang baik antara guru dan siswa sangat penting dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif. Memahami latar belakang peserta didik, berbicara dengan mereka secara pribadi, dan menunjukkan empati terhadap terhadap perasaan mereka membantu menciptakan ikatan yang lebih kuat. Siswa yang merasa dihargai dan didengar cenderung lebih termotivasi untuk belajar dan berpartisipasi dalam kelas.
Ketiga, Penerapan Teknologi dalam Pembelajaran. Dalam era digital sekarang ini, saya belajar untuk memanfaatkan teknologi sebagai alat pembelajaran. Penggunaan platform pembelajaran online, video pembelajaran, dan aplikasi edukasi lainnya tidak hanya membuat pelajaran lebih menarik, tetapi memudahkan siswa untuk mengakses materi dan belajar di luar jam pelajaran. Teknologi memberi saya kebebasan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif dan berbasis pada kebutuhan siswa.
Keempat, Kesabaran dan Refleksi Diri. Mengajar di SMA Negeri 5 Kota Komba mesti lebih sabar dan selalu melakukan refleksi diri. Terkadang, proses belajar mengajar tidak berjalan seperti yang diharapkan, namun saya belajar untuk tidak cepat menyerah. Saya menganalisis apa yang salah, apa yang bisa diperbaiki, dan bagaimana saya bisa meningkatkan kualitas pengajaran saya. Proses refleksi ini sangat penting untuk terus berkembang sebagai seorang guru.
Penutup
Mengajar di SMA Negeri 5 Kota Komba banyak tantangannya, baik dari segi keragaman peserta didik, motivasi, maupun manajemen kelas. Ini mengingatkan saya bahwa mengajar bukanlah tugas yang mulia dan perlu dipersiapkan. Setiap hari adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang bersama siswa. Pendidik perlu beradaptasi dalam pengajaran, membangun hubungan yang baik dengan siswa, hingga penerapan teknologi dalam pembelajaran telah membentuk saya menjadi guru yang lebih baik. Saya percaya bahwa setiap langkah yang saya ambil membawa saya lebih dekat kepada tujuan utama, yaitu mendidik dan menyiapkan jalan menuju masa depan agar dapat meraih potensi terbaik mereka.
————————————-
Penulis: Garsianus Nana, S.Pd., Guru SMAN 5 Kota Komba Utara, Manggarai Timur
Editor: Patrisius Leu, S.Fil./rf-red-st


