IAKN Kupang Kembangkan Liturgi Kreatif di GMMI Klasis Sabu Raijua

0
40
Dokumentasi kegiatan.

Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM — Gereja Masehi Musafir Indonesia (GMMI), salah satu gereja Kristen bersinode di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) selain GMIT dan GKS, terus memperkuat pelayanan di tengah perkembangan masyarakat yang semakin dinamis. Gereja yang berdiri pada 17 Desember 1950 di Kupang ini telah memperoleh pengesahan melalui SK Dirjen Bimas Kristen No. F/KEP/II/005/37/1360/1999, dan sejak 24 Mei 1999 secara resmi menggunakan nama Gereja Masehi Musafir Indonesia (GMMI).

Selama kiprah pelayanannya, GMMI berkembang pesat dan telah tersebar di berbagai wilayah NTT, termasuk daratan Timor, Pulau Semau, Rote, Sabu, Sumba, serta wilayah-wilayah di luar NTT seperti Bali dan Kalimantan. Sebagai gereja dengan sistem Presbyterian Sinodal, GMMI mengembangkan model liturgi bercorak presbyterian. Namun, perkembangan teknologi, pendidikan, dan kehidupan modern membawa perubahan pada pola spiritualitas jemaat, khususnya di GMMI Klasis Sabu Raijua.

Dokumentasi kegiatan.

Persinggungan Modernitas dan Budaya Tradisional

GMMI Klasis Sabu Raijua menghadapi dinamika yang semakin kompleks sejak Pulau Sabu ditetapkan sebagai kabupaten mandiri pada 2008. Perubahan sosial yang cepat memunculkan generasi baru dengan pengalaman hidup yang lebih beragam.

Kondisi ini berada pada apa yang disebut Giddens (1991) sebagai intersection between modernity and traditional culture”—persinggungan antara modernitas dan budaya tradisional yang dapat memicu ketegangan sekaligus membuka peluang pembaharuan. Di titik pertemuan nilai-nilai ini, identitas jemaat diuji dan perlu dinegosiasikan kembali agar pelayanan gerejawi tetap relevan bagi seluruh generasi.

Dokumentasi kegiatan.

Menjawab tantangan tersebut, Program Studi Musik Gereja Fakultas Seni Keagamaan IAKN Kupang membuat pelatihan mempersiapkan dan merancangan Liturgi yang kreatif di kalangan GMMI Klasis Sabu Raijua. Pelatihan diikuti oleh para Pelayanan, Presbyter dan aktifis gereja dari tujuh mata jemaat Klasis Sabu Raijua selamat 3 hari penuh mulai tanggal 11-13 Oktober 2025.

Pelatihan diadakan di GMMI Soli Deo Desa Lia Sabu.  Pelatihan ini dirancangan untuk mengembangkan liturgi kreatif sebagai titik temu antara tradisi dan modernitas. Pendekatan pelatihan  ini dirancang untuk mewadahi ekspresi ibadah tradisional sekaligus modern dalam kerangka liturgi presbyterian, sehingga dapat mencegah terjadinya worship war akibat perbedaan preferensi gaya ibadah di dalam gereja

Tujuan Pelatihan Liturgi Kreatif

Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat, GMMI Klasis Sabu Raijua menyelenggarakan pelatihan perancangan liturgi kreatif dengan tujuan (1) Meningkatkan pemahaman teologi ibadah bagi para pelayan dan presbyter di lingkup Klasis Sabu Raijua; (2) Meningkatkan kreativitas dalam merancang dan mempersiapkan liturgi, agar lebih kontekstual dan inklusif bagi seluruh jemaat; (3) Meningkatkan kemampuan pelaksanaan liturgi kreatif sesuai kebutuhan pelayanan masa kini.

Dokumentasi kegiatan.

Kegiatan ini disambut baik oleh Ketua Majelis Klasis GMMI Sabu Raijua, Pdt. Jonixon Hege, SKK. Beliau dengan antusias menerima kegiatan ini dan mendorong suluruh pelayanan, presbyter dan aktifis gereja di Lingkup GMMI Klasis Sabu Raijua untuk hadir dan mengikuti kegiatan sampai selesai. Seiring itu itu Pdt. Hege menyatakan bahwa kegiatan seperti ini sangat berguna di daerah sehingga kedepan kegiatan serupa dengan tema pelatihan yang berbeda dapat dilaksakanakan di GMMI Klasis Raijua Kembali.

Dengan langkah ini, Prodi Muger FSKK IAKN Kupang  berharap mampu terus hadir sebagai stimulator dan juga motifator Bagi GMMI Klais Sabu Raijua sebagai gereja yang responsif terhadap perubahan zaman, tanpa kehilangan identitas teologis dan tradisi gereja presbyterian yang menjadi fondasi dalam seluruh penatalayanan ibadah. (Siaran Pers IAKN Kupang/rf-red-st)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini