Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Kamis (9/12/2021) lalu 58 mahasiswa Sekolah Tinggi Pastoral (STIPAS) Keuskupan Agung Kupang (KAK) Angkatan XIX diwisuda. Ketua STIPAS KAK, RD. Emanuel B. S. Kase, S.Fil., M.M., mengungkapkan, mereka yang diwisuda hadir untuk memberikan dirinya bagi umat dan masyarakat. Ia juga menyebut bahwa usai wisuda, alumni STIPAS KAK menjadi peletak dasar Gereja Katolik.
“Harapan untuk anak-anak yang sudah jadi alumni ini, dengan basic ilmu mereka itu, bisa jadi guru Agama Katolik dan juga seorang Katekis. Melihat situasi saat ini, sebenarnya tidak harus bekerja sesuai dengan bidang ilmu mereka saja. Waktu masih menjadi mahasiswa di sini, kami juga membekali dengan kompetensi-kompetensi dan keterampilan-keterampilan lain, sehingga tidak menunggu untuk harus menjadi guru khususnya. Sedangkan lahan tempat kerja mereka sebenarnya sudah ada yaitu, di tengah umat, di Gereja, hadir sebagai Katekis,” ungkap RD. Eman Kase kepada media ini, Jumat (10/11/2021).
Ia mengatakan bahwa seorang Katekis mempunyai peran khusus dalam karya pastoral di dalam gereja Katolik. Dengan bekal yang diperoleh selama masa pendidikan dan pembinaan di Sekolah Tinggi Pastoral di yakini mampu menjadikan mereka sebagai “ujung tombak” pewartaan yakni membawa kabar gembira dan kebaikan Kristus ke tengah-tengah banyak orang.
Lanjutnya, dari tugas panggilan hidup inilah, Katekis atau “agen pastoral” memberikan kontribusi besar bagi masyarakat, umat dan secara khusus bagi tumbuh-kembangnya gereja sekaligus peletak dasar Gereja Katolik.
“Jadi pesan kemarin dari Pak Gub sendiri, kemudian dari bapak Dirjen dan dari Bapak Uskup sendiri waktu Missio Kanonika, saya pikir sangat pas untuk mereka, bahwa dengan ijazah ini tidak harus bekerja sebagai seorang guru agama. Dengan kata lain, menjadi Katekis ini, kerja saja jangan pikir bahwa harus dapat apa dulu, tapi dengan sendirinya, ketika mereka mengabdikan diri sebagai Katekis pasti segala sesuatu pasti ada untuk mereka,” jelasnya.
“Pesan khusus dari Bapak Uskup bagi mereka Katekis bahwa mereka sebagai peletak dasar bagi gereja ini, sehingga gereja tumbuh dan berkembang lewat kehadiran mereka, sedangkan Pastor hadir juga, tapi lebih banyak dalam pelayanan Ekaristi dan sakramen-sakramen,” tambahnya. (Yosi Bataona/ rf-red-st)