Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR. COM – Kepala SMP Negeri I Fatuleu, Kabupaten Kupang, Florince Lumba S. Pd., kembali menegaskan keberhasilan seorang guru terletak pada kemampuannya dalam membentuk pengetahuan siswa yang juga sejalan dengan sikap yang baik pula.
Menurutnya, penilaian seturut standar kurikulum tidak semata-mata melihat aspek kognitif atau pengetahuan dari siswa saja, melainkan aspek keterampilan dan aspek sikap yang wajib diperhatihan oleh seorang pendidik.
“Saya sangat mengutamakan pendidikan karakter itu. Kepada guru-guru, saya bilang begini, anak-anak nilai 100, tapi perilakunya tidak baik, kita gagal. Ketika seorang guru dikatakan berhasil, tidak hanya nilai kognitif saja yang baik, tetapi juga sikap,” ungkapnya saat jumpa pers pada Sabtu (21/05/2022) di Kedai Java Kupang.
“Sehingga kurikulum sekarang, penilaian itu tidak hanya pada pengetahuan, tetapi ada juga keterampilan dan sikap. kalau sikap itu nilainya C, anak-anak tidak naik kelas. Oleh karena itu saya sangat gencar supaya anak-anak berperilaku baik,” lanjutnya.
Frolince menyampaikan, tugas mengajarkan dan membina para siswa sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab seorang guru. Oleh sebab itu, karakter buruk yang ditunjukkan oleh siswa akan mempengaruhi nilai-nilai kehidupannya di kemudian hari.
“Dan tentunya yang membentuk perilaku siswa menjadi baik adalah guru-guru itu sendiri. Sehingga bagaimana kalau seorang guru memiliki karakter diri yang kurang baik, maka ini akan sangat berpengaruh terhadap mental anak,” tuturnya.
“Jadi ada pribahasa yang bilang ‘guru kencing berdiri, murid kencing berlari’. Artinya apa yang dibuat oleh guru, dilihat oleh anak dan anak akan ikut. Dengan demikian seorang anak yang menunjukan tabiat tidak baik, kita tidak bisa salahkan lingkungan atau temannya, tapi tanyakan pada guru, dia sudah mendidik anak dengan benar atau tidak, ketika anak itu ada dalam jam-jam asuhnya,” urainya.
Pada kesempatan yang sama, ia menambahkan, seorang pendidik harus siap untuk dikritik dan memiliki tanggung jawab moral untuk menanamkan kedisiplinan dengan perilaku yang ditunjukan oleh pendidik untuk kemajuan siswa.
“Tolong kita guru, selalu koreksi diri dan kita harus membuka diri untuk orang lain koreksi. Jadi, kita sebagai pendidik dan punya tanggungjawab moril untuk membentuk prilaku anak menjadi baik, kita tidak hanya omong, tapi kita tunjukkan,” tandasnya.
“Seorang pendidik, siswa dan yang mau maju kalau tidak punya disiplin diri, percuma. Dia biar sekolah tinggi dan habiskan biaya di sekolah yang top, tetap tidak bisa. Hanya disiplin dirilah yang dapat membentuk karakter hidup orang menjadi lebih baik,” pungkasnya.
Diketahui, jumpa pers ini merupakan jumpa pers kali kedua yang digelar Kepala SMPN 1 Fatuleu terkait kasus dua guru yang diberhentikan dari sekolah tersebut yang menuai pro dan kontra. Pada kesempatan tersebut, Florince menegaskan bahwa tidak ada hal yang perlu diklarifikasi, sebab yang diperjuangkannya adalah kepentingan seluruh warga sekolah dan khususnya peserta didik yang merupakan penerus bangsa. (Yosi Bataona/ rf-red-st)