Beberapa waktu yang lalu penulis berkesempatan mengunjungi teman pelaut Paulus yang bekerja di atas kapal sekaligus berkesempatan mewawancarainya seputar Kepemimpinan di Atas Kapal. Berikut petikan perbincangan kami.
Bapak adalah Guru sekaligus Pelaut yang memimpin di atas kapal. Apa sih bedanya antara pemimpin dan kepemimpinan?
Begini. Pemimpin adalah kemampuan untuk mempengaruhi atau mendorong sejumlah orang agar bekerja sama melaksanakan kegiatan yang terarah pada tujuan bersama. Kepemimpinan itu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi, membimbing, dan mengarahkan orang lain untuk bekerjasama mencapai satu tujuan umum yang telah ditentukan sebelumnya dengan memerhatikan asas demokratis.
Apa bedanya pemimpin kapal dan Nakhoda?
Pertanyaan yang bagus. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 Tentang Pelayaran mendefinisikan Pemimpin Kapal adalah salah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan umum di atas kapal untuk jenis dan ukuran tertentu serta mempunyai wewenang dan tanggungjawab tertentu. Istilah Pemimpin Kapal digunakan bagi pemimpin umum di atas kapal yang besarnya kurang dari 100m3 untuk kapal motor, dan kurang dari 300m3 untuk kapal tanpa motor.
Kalau Nakhoda?
Nakhoda berbeda dengan Pemimpin Kapal. Ia adalah salah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan umum di atas kapal dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Istilah Nakhoda Kapal digunakan bagi pemimpin umum di atas kapal yang besarnya 100m3 atau lebih bagi kapal motor, dan 300m3 atau lebih bagi kapal yang tidak digerakkan dengan motor (kapal layar).
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Nakhoda adalah…
Pemimpin Umum di atas kapal yang dibantu oleh kepala kamar mesin (KKM) dan perwira deck (Mualim), dan perwira mesin (Masinis), dalam kegiatan di atas kapal.
Dalam teori perilaku, Douglaas McGregor memberikan istilah Teori X dan Teori Y, yang menjelaskan sikap seseorang sebagai pemimpin atau bukan pemimpin. Apakah Teori ini berlaku untuk Anda dan Pelaut?
Tentu saja berlaku. Teori X bila diaplikasikan di kapal maka pada dasarnya kami pelaut ini malas dan tidak suka bekerja keras-kerja seadanya, tidak kreatif. Bagi pelaut kategori ini, pekerjaannya tidak menyenangkan dirinya, ada kecenderungan menghindari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Ambisinya kecil untuk mencapai tujuan perusahaan, namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja, mereka ini lebih suka dikendalikan dan dipaksa, diawasi oleh Mandor/Bosun, diancam demi fisik dan keamanan, serta mesti diarahkan berulang agar dapat bekerja sesuai keinginan perusahaan pelayaran.
Wah, rumit juga, ya. Bagaimana dengan Teori Y?
Pada Teori Y, kami melihat kerja sebagai kodrat kami manusia laut. Pekerjaan di kapal itu menyenangkan, tidak perlu diawasi dengan ketat apalagi diancam karena para pekerja di kapal memiliki pengendalian dan pengarahan diri self control untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan pelayaran. Kami para pelaut memiliki potensi diri, kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian, serta memahami tanggungjawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja ddemi pemenuhan kebutuhan rohaniah dan badaniah kami.
Bagaimana sifat kepemimpinan di kapal?
Sejumlah sifat dikemukakan di sini, bahwa seorang pelaut itu mesti jujur, berpengetahuan, berani, mampu mengambil keputusan yang tepat, dapat dipercaya oleh rekan sekerja di kapal, inisiatif dalam bekerja atau bersosialisasi, bijaksana menggunakan uang dan bijak dalam bertindak, tegas, adil, teladan, tahan uji digoyang gelombang dan digoyang masalah, loyalitas, tidak ego, antusias simpatik, dan rendah hati. Ini memang keidealan kami, yang riilnya masing-masing mengolah dirinya.
Kalau asas kepemimpinan?
Beberapa asas sudah umum kita kenal terutama di duna pendidikan, di antaranya: tut wuri handayani (atau dalam bahasa lokal setempat mbi kotin mafei nekah), ing madya mangun karsa, ing ngarsa sung tulada; mengoreksi anak buah kapal; sederhana; satya, sikap loyal timnal balik; kemauan, kerelaan, dan keberanian untuk mempertanggungjawabkan; legowo, kemauan, kerelaan, dan keikhlasan untuk pada waktunya menerahkan tanggungjawab dan kedudukannya di kapal kepada generasi berikut, para pengganti yang telah dipersiapkan/direkomendaskannya ke perusahaan kapal.
Bagaimana prnsip-prinsip kepemimpinan di kapal?
Dapat saya sebut beberapa prinsp kepemimpinan itu. Mahir dalam soal teknis dan taktis; mengusahakan perbaikan dan kesejahteraan; memberi contoh dan teladan yang baik; melatih anggota sebagi tim kerja di kapal yang kompak dan menumbuhkan rasa tanggung jawab anggota/krukapal; membuat keputusan yang sehat dan tepat pada waktunya; dan bertanggung jawab terhadap tindakannya.
Bisakah Bapak sebutkan apa saja gaya kepemimpinan yang sering dipraktikkan di atas kapal, dan manakah gaya kepemimpinan yang baik?
Ada banyak gaya kepemimpinan. Yang paling ideal, atau mendekati representatif untuk organisasi modern di atas kapal adalah gaya kepemimpinan Demokratis.
Mengapa demikian?
Kita tahu bahwa dalam proses penggerakan bawahan, pemimpin bersepakat perihal manusia sebagai makhluk sosialyang termulia; mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan kepemimpinan dan dari bawahannya; pemimpin demokrati suka menerima saran, pendapat, dan kritikan; mengutamakan kerja sama dan team work; memberikan kebebasan kepada tim kerja dalam pelayaran untuk bergiat; menjadikan orang-orang sekitarnya lebih sukses daripadanya; mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin dan tim kerjanya.
Bagaimana menerapkan gaya kepemimpnan yang baik di atas kapal?
Bicara tentang hal ini amat luas. Ruang lingkup kegiatan kepemimpnan kepelautan meliputi perencanaan dan pengorganisasian, membuat penugasan dan memberi pengarahan, pemberian bimbingan, mendorong kerjasama dan partisipatif, kegiatan koordinasi, dan evaluasi hasil kerja. Prinsip pemberian pelayanan pelayaran yang optimal kepada penumpang yang dilaksanakan dalam kepemimpinan di kapal adalah pembagian kerja/tugas, pendelegasian tugas, koordinasi, dan manajemen waktu.
Masih ada lagi?
Pemimpin di kapal perlu mendorong anggota organisasi di kapal untuk melaksanakan pekerjaan mereka dan mengevaluasi, membuat kebijakan dan mendorong perilaku etika, kode etik profesi dan tanggung jawab kedisiplinan, mendorong ABK/kru-nya untuk menambah dan meningkatkan keterampilan mereka dalam mengikuti kursus-kursus manajemen kepelautan di sekolah/lembaga pelatihan ilmu pelayaran.
Bagaiman Bapak melihat hubungan antara gaya kepemimpinan dengan disiplin kerja pelaut?
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi perilaku seseorang dengan maksud tertentu agar melaksanakan tuga dengan baik dan benar guna mencapai tujuan. Melakukan pembinaan, memberikan contoh dan dorongan positif. Nah, peranan kepemimpinan terhadap disiplin kerja pegawai laut ada enam.
Apa saja itu, Bapak?
Pertama, penjelasan tugas yang harus dikerjakan agar pelaut dapat bekerja secara terarah sesuai prosedur yang berlaku. Kedua, mengembangkan persahabatan, guna tercipta hubungan yang kondusif antara pimpinan dan bawahan. Ketiga, teladan pimpinan dengan memberikan contoh yang positif dalam rangka pelaksanaan kegiatan. Keempat, menyelesaikan tugas-tugas di kapal (kantor), di mana mempergunakan peralatan di kapal dengan baik dan mematuhi peraturan kerja di kapal sesuai norma-norma yang berlaku. Kelima, kedisiplinan waktu, pelaut berada di kapal dan meninggalkan kapal dengan teratur dan tepat waktu; bekerja dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu. Dan keenam, komunikasi yang efektif antara pelaut.
Apakah ada pengaruh gaya kepemimpnan terhadap prestasi kerja pelaut?
Selalu ada pengaruh timbal balik. Prestasi kerja itu hasil kerja yang dicapai pelaut dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya berdasarkan kecakapannya, pengalaman, kualitas bekerja dalam waktu tertentu dengan hasil maksimal. Nah, setiap pencapaian prestasi mesti dihargai atau dikompensasi ke bentuk upah, promosi dan pemberian tanggung jawab baru.
Berdasarkan alat ukur gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja, apa yang mesti dilakukan?
Hal pertama yang mesti dibuat pemimpin di kapal dan pemimpin perusahaan adalah memotivasi karyawan perusahaan/kru kapal sehingga terjalin kerjasama yang baik dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan/pelaut. Selanjutnya, mempertimbangkan hambatan-hambatan dalam pekerjaan karyawannya/rekan pelaut dan bersama menemukan solusi kreatif yang tepat. Dan akhirnya, pemimpin juga mempertimbangkan kualifikaasi pekerjaan, penggajian yang layak, supervisi dan kebijakan lainnya.
Apa harapan Bapak untuk para siswa pelaut yang sekarang?
Belajar lebih gigih, lengkapi diri dengan berbagai ilmu dan keterampilan yang perlu, banyak berlatih teori pun praktik, lengkapi diri dengan berbagai sertifikat kepelautan standar minimal, tingkatkan kemampuan beliterasi dan perkuat karakter diri. Ingat berdoa dan selalu bersyukur kepada Tuhan. Pasti sukses. Salam Korps Pelaut. (*)