Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR. COM – SMK Negeri 7 Kupang menggelar Uji Kompetensi Keahlian (UKK) bagi para siswa kelas XII beberapa waktu yang lalu. Menurut Kepala SMKN 7 Kupang, Mursalin Ngala, S.Pd., ujian tersebut bertujuan untuk mengukur kemampuan para siswa dan pencapainnya selama berproses di lapangan, terutama saat belajar di sekolah.
“Tujuan UKK semata-mata untuk mengukur pencapaian kemampuan peserta didik dalam 3 aspek yaitu; pengetahuan, sikap dan keterampilan. Selain itu juga dilihat sejauh mana persiapan mereka mengikuti ujian, praktik di lapangan maupun hasil yang dicapainya,” ungkap Mursalin Ngala kepada media ini.
“UKK sendiri mempunyai peran penting untuk menentukan kelulusan peserta didik. Sehingga UKK menjadi indikator pencapaian standar kompetensi kelulusan, karena nantinya sertifikat yang didapat peserta didik itu menjadi sumber informasi atas kompetensi yang dimiliki oleh pekerja,” lanjutnya.
Sementara itu, guru penguji eksternal Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI), Fransisco Mei, A.Pi., menyampaikan, ada dua hal yang diuji yakni, bagaimana membuat jaring penangkap ikan dan membaca peta, sehingga para siswa mempunyai modal yang cukup untuk terjun ke dunia kerjanya.
“Ada dua yang kita uji yakni membuat alat tangkap, perbaikan, perakitan dan cara mengoperasikannya, terutama yang kita paikai itu ‘Gill Net’ (jaring insang). Kemudian menjangkau peta, kerena nanti dia yang bawa kapal jadi harus bisa menjangkau peta sebagai modal untuk berlayar di laut,” ujar Fransisco Mei.
“Mungkin juga nanti ada karang dimana, dia bisa tahu dan menghindar. Jadi, ketika mau menangkap ikan dimana, lintang koordinatnya sudah ada di dalam peta dan dia bisa sampai di sana,” jelasnya.
Selanjutnya, guru penguji internal NKPI SMKN 7 Kupang, Aloysius Wetto, S.Pi., mengungkapkan, para siswa dituntun untuk mampu memperbaiki dan menyusun jaring penangkapan ikan. Selain itu, mereka juga harus mampu mempuat perencanaan dalam menangkap ikan.
“Materinya; memperbaiki atau merawat kembali pukat yang sudah rusak yaitu tentang Mes, Poin dan Bar, lalu dicurai kembali. Jadi mereka membuat jaring yang panjangnya 100 meter yang terdiri dari tali ris atas dengan pelampung dan tali ris bawah (pemberat) yang diikat dengan timah, sehingga tinggal diikat menjadi satu, maka jadilah jaring insang,” ungkapnya.
“Jaring insang ini biasanya ikan tertangkap atau terjerat melalui insang ikan atau pada Operkulum ikan. Itu mereka buat selama 2 hari. Lalu, sebelum mereka berlayar harus melakukan perencanaan pelayaran yakni di mulai dari pelabuhan sampai daerah penangkapan dan itu dihitung berapa lama waktu yang dibutuhkan,” urai Aloysius Wetto.
Peserta UKK kelas VII NKPI SMKN 7 Kupang, Vilo Moses Smaut, menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang membuatnya mengalami sedikit kebingungan karena apa yang dilakukan di lapangan sedikit berbeda.
“Saya merasa sedikit mengalami kesulitan karena waktu saya praktik di Bali, saya ikut dengan kapal Nampung. Jadi berkaitan dengan menjangkau petanya saya kurang paham. Namun saya bersyukur karena bisa menyelesaikannya,” ujar Vilo.
Berdasarkan data yang dihimpun media ini, UKK SMKN 7 Kupang diperuntukkan bagi 4 kompetensi keahlian yakni; Nautika Kapal Niaga (NKN), Teknika Kapal Niaga (TKN), Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) dan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Sementara penguji internal diambil dari guru-guru produktif di kompetensi keahlian masing-masing dan penguji eksternal yang diundang dari luar dan punya kompetensi. Peserta UKK berjumlah 109 orang dan ujian berlangsung selama 3 hari. (Yosi Bataona/rf-red-st)