
Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Dalam rangka memajukan pendidikan di NTT, Persatuan Guru Republik Indonesia Provinsi NTT (PGRI NTT) menggelar Konferensi Kerja (Konker) tahun 2023 yang berlangsung pada Kamis – Sabtu, 22 – 24 Juni 2023 di Hotel Naka Kupang.
Dalam sambutan tertulis Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) yang dibacakan oleh Asisten I Pemerintah Provinsi NTT, Dra. Bernadeta M. Usboko, M.Si., ditegaskan bahwa guru memiliki peran sentral dalam kemajuan suatu negara dan daerah. Oleh sebab itu, guru bertanggung jawab dan perlu mendapat perhatian khusus dalam mewujudkan kualitas di bidang pendidikan.
“Pendidikan adalah tolak ukur kemajuan suatu bangsa dan wilayah. Pendidikan yang baik dan bermutu akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas serta berdiri sejajar dengan negara dan daerah yang lain. Oleh karena itu, guru perlu diberi perhatian khusus untuk membagun generasi yang unggul, baik dalam kemampuan intelektual maupun kepribadiannya,” kata Gubernur Viktor.
“Demi pendidikan yang bermutu, kita telah berupaya terus-menerus memberi perhatian serius dan melakukan pembenahan di berbagai bidang, baik sistem, manejemen pengelolaan, sarana-prasarana, sinergitas dan kerja sama dengan pemerintah, guru, orang tua dan pengelola. Hasilnya ialah ketersediaan sarana-prasarana yang memadai, rasio guru dan siswa, wajib belajar dan mutu lulusan yang semakin baik. Angka partisipasi naik serta menurunya angka buta huruf di daerah kita,” jelasnya.
Gubernur VBL pun mengajak semua pihak untuk menaruh perhatian terhadap guru, yang telah mendedikasikan dirinya untuk mendidik siswa dan agar mereka jangan kehilangan arah. Selain itu, menciptakan kerja sama yang kuat dan suasana yang penuh kekeluargaan serta peningkatan kemampuan guru, akan memberikan dampak luar biasa bagi pendidikan.
“Sebagai wilayah yang punya banyak pulau, kita perlu memperhatikan guru-guru yang ada di pedesaan dan pelosok, karena dari tangan merekalah anak-anak yang tak terjangkau bisa mendapat pendidikan baik itu formal maupun non formal dapat difasilitasi. Kita perlu membangun kekompakan dan hubungan kekeluargaan (fraternitas) agar mereka jangan tergiur dengan tawaran-tawaran upah yang besar dari luar,” ujar Gubernur VBL.
“Kita juga perlu meningkatkan kemampuan intelektual para guru untuk terwujudnya mutu pendidikan yang baik. Daripada itu, pada kesempatan ini, saya meminta Bapak Kadis Pendidikan untuk memberikan pelatihan-pelatihan, seminar-seminar, lokakarya-lokakarya kepada para guru agar semakin berkembangnya mutu pendidikan kita, supaya NTT lebih cerdas, NTT lebih maju dan NTT sejahtera,” tandasnya.
Lebih lanjut Gubernur Viktor mengapresiasi PGRI NTT yang telah menyelenggarakan kegiatan tersebut. Ia berharap semoga kegiatan tersebut memberikan dampak bagi pendidikan di NTT melalui kritik, saran dan kebijakan yang diambil. Selanjutnya, ia juga mengucapkan terima kasih, secara khusus untuk guru-guru honorer.
“Pada momentum yang bermartabat ini, saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada PGRI NTT yang telah memprakarsai kegiatan ini. Saya berharap, melalui kegiatan ini dapat memberikan berbagai masukkan, kritik dan saran yang komprehensif sebagai upaya memajukan pendidikan di NTT. Dapat juga menghasilkan program kerja nyata yang terukur dan kebijakan-kebijakan yang relevan dengan perkembangan zaman saat ini,” ungkapnya.

“Terima kasih juga untuk para guru, pendidik dan tenaga kependidikan, utamanya guru honorer, yang selama ini tiada kenal lelah mengisi kekosongan guru. Tanpa dedikasi mereka, dapat dibayangkan bagaimana proses pembelajaran karena kekurangan guru. Kepercayaan akan guru begitu besar di dalam masyarakat, sehingga para guru harus bersatu (solid) dan bersama-sama untuk membangun NTT lebih maju lagi,” pungkasnya.
Sementara itu Ketua PGRI NTT, Drs. Simon P. Manu, menuturkan, sebagai sebuah organisasi yang mewadahi aspirasi para guru dan yang bertanggung jawab atas pendidikan, PGRI NTT berperan penting dalam memajukan sumber daya manusia. Lebih lanjut, Simon Manu juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dan perhatian pemerintah kepada organisasi guru tersebut.
“Secara singkat, PGRI sebagai rumah besar guru seluruh Indonesia dan NTT. Sebagai organisasi profesi yang memperjuangkan aspirasi para guru mulai dari tingkat TK sampai dosen. Organisasi ini sebagai mitra strategis pemerintah dalam membangun bangsa dan negara, secara khusus sumber daya manusia. PGRI berjuang dengan melobi pemerintah tentang kebijakan-kebijakan yang mendukung perjuangan organisasi ini demi kesejahteraan guru, tenaga kerja dan aspirasi yang disuarakan,” ujarnya.
“PGRI yang terbentuk dari pengurus pusat, wilayah, cabang, hingga ranting-ranting di sekolah-sekolah. Terima kasih atas kehadiran dan dukungan para pejabat pemerintah NTT, yang selanjutnya akan ditindaklanjuti seluruh pengurus di tingkat kabupaten/kota sampai ke pengurus rantingnya, sehingga dapat menilai kinerja kita dari tahun ke tahun. Mengevaluasi program-program yang sudah dan belum dijalankan selama ini dan melanjutkannya,” terang Simon Manu.
Selanjutnya, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Linus Lusi, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan bahwa pihaknya sangat mendukung program-program dari organisasi PGRI demi perkembangan dan kemajuan di sektor pendidikan, yang mana para guru mempunyai peran strategis dan pelaksana utamanya.

“Kami sangat mendukung kegiatan di bidang pendidikan yang melibatkan para guru, dari guru, oleh guru dan untuk guru. Sehingga berbagai dinamika dan pengembangan organisasi itu sangat baik. Rapat kerja ini sangat strategis, apalagi masa-masa transisi menuju Indonesia Emas 2045. Maka peran sektor pendidikan sangat strategis dan operatornya ada di para guru. Sehingga untuk menaikan harkat dan martabat guru adalah sebuah harga mati, sehingga tidak ada diskriminasi tentang pendidikan dan keguruan itu sendiri,” ujar Linus Lusi.
“Sudah saatnya masing-masing unsur kelembagaan di dalam keorganisasian harus mampu merefleksikan peran dan juga apa yang harus dilakukan. Dan kami sektor pendidikan Dinas PK bersama para guru mendukung langkah-langkah strategis yang diprogramkan oleh pengurus PGRI dan komponen-komponen terkait,” pungkasnya.
Salah satu peserta Konker PGRI NTT, Joni Leo, S.Pd., mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut penting untuk menyelaraskan program-program di daerah dengan yang ada di provinsi. Ia menambahkan, PGRI hadir sebagai organisasi yang mampu menjawab persoalan-persoalan para guru.
“Kami dari kabupaten perlu hadir untuk mengetahui rancangan program dari tingkat Provinsi dan akan diaplikasikan di tingkat kabupaten serta disampaikan ke tingkat ranting-ranting. Untuk kegiatan ini, setiap kabupaten mengutus 2 orang. Di sini juga kami akan melaporkan setiap program dan evaluasi yang kami lakukan di tingkat Kabupaten,” ujarnya.
“Di Kabupaten TTS sudah dibentuk pengurus ranting di setiap kecamatan yang ada di TTS yakni 32 kecamatan bahkan sampai sekolah-sekolah dan kami juga menerbitkan kartu anggota untuk sejumlah guru di sekolah-sekolah. PGRI TTS biasanya mengambil alih persoalan-persoalan guru, termasuk suka-duka guru. PGRI selalu hadir dalam kegiatan-kegiatan sosial yang menyangkut guru dan juga mendampingi guru dalam kenaikan pangkat dan lain sebagainya,” jelas Sekretaris II PGRI Kabupaten TTS sekaligus Kepala SMKN Kolbano TTS. (Yosi Bataona/rf-red-st)

