Pertanggungjawaban Dewan Juri Lomba Baca Puisi Karya Umbu Landu Paranggi

0
222
Pertanggungjawaban Dewan Juri Lomba Baca Puisi Karya Umbu Landu Paranggi

Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Dalam rangka HUT ke-78 RI dan mengenang 80 Tahun penyair Umbu Landu Paranggi (1943 – 2023), diadakan lomba baca puisi virtual karya Umbu Landu Paranggi. Lomba ini terselenggara berkat kolaborasi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi NTT, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Dinas Kominfo Provinsi NTT, dan Yayasan Pustaka Pensi Indonesia (YASPENSI)

Lomba yang dikhususkan bagi peserta didik SMA/SMK tersebut berlangsung pada tanggal 2 – 12 Agustus 2023. Tercatat lebih dari 100 peserta ikut ambil bagian dalam lomba ini. Mereka berasal dari berbagai SMA/SMK yang tersebar di berbagai kabupaten/kota se-NTT.

Berdasarkan hasil penilaian dewan juri dan dengan merujuk pada juknis lomba, maka pada tanggal 15 Agustus 2023 diumumkan 10 peserta terbaik dengan rincian sebagai berikut.

Tiga Besar

NoNamaAsal SekolahJudul PuisiTotal SkorKeterangan
1Felisia Almasari LongaSMAS Katolik Regina Pacis Bajawa Ibunda Terinta295Terbaik I
2Theresia Aprilia KakaSMAS Bhaktyarsa MaumereRonggeng Sumba293Terbaik II
3Caesilia Fika SeranSMK Cartintes AtambuaIbunda Tercinta289Terbaik III

Finalis Juara Favorit (diurutkan berdasarkan abjad)

NoNamaAsal SekolahJudul Puisi
1Atrya Rosita LapaanSMAN 1 Pantai Baru, Rote NdaoMelodia
2Destyanti Melinda YakobSMAN 1 Pantai Baru, Rote NdaoMelodia
3Faustina Filia C. KolloSMAK Sint Carolus KupangIbunda Tercinta
4Florentina Tinsy BalamakinSMAS Bhaktyarsa MaumereIbunda Tercinta
5Hilary T. V. MemaSMAS St. Thomas Aquinas WeetabulaIbunda Tercinta
6Petrus Pedrosa S. LebaSMAK Sint Carolus KupangApa Ada Angin di Jakarta
7Reginaldis M. SurungSMAS Bhaktyarsa MaumereSabana

Dari 7 finalis ditetapkan 1 orang sebagai Juara Favorit yang akan diumumkan pada tanggal 18 Agustus 2023 (Berdasarkan jumlah ditonton terbanyak setelah video diunggah di youtube Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi NTT pada tanggal15 – 17 Agustus 2023 Pukul 23.59 Wita). Merujuk pada ketentuan tersebut, peserta atas nama Hilary T. V. Mema ditetapkan sebagai Juara Favorit dengan jumlah ditonton sebanyak 1.024.

Tiga besar
Finalis Juara Favorit
Juara Favorit

Berkenaan dengan hasil lomba tersebut, berikut pertanggungjawaban dewan juri yang diketuai Emanuel Nong Yonson, S.Pd., M.Hum., sebagaimana diterima redaksi pada Senin (21/08/2023).

Tahapan-Tahapan Penjurian

Eliminasi

Pada tahapan ini, tim juri langsung mengeliminasi peserta lomba yang tidak mengikuti persyaratan pada Juknis. Antara lain; (1) menggunakan kamera potrait bukan landscape; (2) membawakan puisi tanpa teks dan membawa teks tetapi tidak melihat teks puisi; (3) menggunakan pelantang dan iringan musik (instrumen); (4) menambahkan diksi, menghilangkan diksi, dan tidak lengkap membacakan isi puisi secara totalitas, serta salah dalam menyebutkan nama penulis puisi.  

Seleksi

Pada bagian ini, tim juri menilai setiap vidio pembacaan puisi dengan merujuk pada lima aspek, yaitu (1) Penghayatan; (2) Ekspresi (Mimik dan Gestur); (3) Vokal (Intonasi dan Artikulasi); (4) Kreatvitas dan; (5) Totalitas). Tim juri mulai mengurutkan 10 terbaik dengan nilai akumulasi tertinggi. Setiap vidio pembacaan puisi ditonton tim juri sebanyak minimal 4 kali untuk memastikan penilaian. Terutama pada lima aspek tersebut.  

Terbaik

Setelah tim juri memastikan 10 terbaik peserta lomba baca puisi, Tim juri menonton 3 kali lagi untuk menentukkan 3 terbaik dan nominasi juara favorit. Selain lima aspek penilaian tersebut, ada satu indikator lain yang digunakan tim juri untuk penilaian, yaitu jenis puisi dan cara pembacaannya (ekspresi dan vokal). Misalnya, Puisi Ibunda Tercinta, puisi ini bergenre deskripsi simbolik. Genre puisi seperti ini tidak bisa dibacakan dengan teriak-teriak dengan ekspresi wajah penuh kemarahan.

Contoh lain adalah puisi Lagu Tujuh Patah Kata. Genre puisi ini dibacakan larik per larik dengan permainan nada (gaya mantra). Tim juri juga menemukan bagian dari puisi yang dibacakan sebagai nama pengarang. Khusus pada puisi Sajak Kecil. Baris terakhir puisi itu berbunyi Umbu Landu Paranggi merupakan bagian dari puisi bukan nama penulis. Banyak peserta menyebut bagian terakhir ini sebagai nama penulis bukan bagian dari puisi.       

Beberapa Catatan untuk Semua Peserta

Pada bagian ini, tim juri menyampaikan beberapa masukan kepada semua peserta lomba baca puisi. (1) Tidak semua larik bahkan diksi dalam sebuah puisi diekspresikan dengan gestur (gerak tangan, dst) untuk tidak memberi kesan ramai. Cukup ekspresikan saja pada bagian diksi atau larik yang benar-benar penting. (2) pada aspek penghayatan, tim juri menemukan unsur “pemaksaan”. Beberapa peserta lomba belum benar-benar meresapi isi keseluruhan puisi yang dibacakan. Sehingga terkesan peserta lomba hanya menyelesaikan puisi itu sebagai sebuah bacaan bukan menjadi media penyampai pesan dan maksud dari puisi itu. (3) Bagi peserta lomba baaca puisi, usahakan teks puisi tidak menutupi wajah pembacanya. Teks diarahkan sebelah kiri atau kanan dengan tidak boleh menutup wajah pembaca. (4) Pastikan harus tepat memberi jeda pada bagian-bagian puisi supaya pesannya tersampaikan. Tim juri menemukan beberapa peserta lomba masih belum tepat memberi jeda. (rf/red-st)    

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini