Meningkatkan Kesadaran Kesehatan melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Tradisional di Desa Pusu

0
314
Oleh Meti O. F. I Tefu, S.Pd., M.Si. (Ketua Tim Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Pendidikan Soe)

Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan melalui pendekatan alami semakin meningkat, terutama dalam beberapa tahun terakhir. Pemanfaatan tanaman obat tradisional (TOGA) menjadi pilihan menarik yang mengingatkan kita pada warisan nenek moyang yang telah mengandalkan tanaman ini untuk mengobati berbagai penyakit. Di Kabupaten Timor Tengah Selatan, keanekaragaman flora yang melimpah membuka peluang besar untuk pembudidayaan dan pemanfaatan TOGA.

Latar Belakang

Di era pasca-pandemi, tantangan kesehatan masyarakat semakin mendesak. Memperkuat sistem imun kini menjadi langkah preventif yang sangat penting. Penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Pusu memanfaatkan TOGA terutama untuk pengobatan penyakit, ramuan kecantikan, dan bumbu dapur. Namun, pemanfaatan TOGA sebagai peningkat sistem imun masih minim (Tefu & Sabat, 2022).

Tantangan utama yang dihadapi adalah kurangnya pengetahuan tentang manfaat TOGA serta rendahnya optimasi pekarangan rumah untuk menanam berbagai tanaman bermanfaat. Dengan sumber daya alam yang melimpah dan tanah yang subur, Desa Pusu memiliki potensi besar untuk memanfaatkan tanaman obat. Tanaman seperti jahe, kunyit, temulawak, kencur, serai, dan kelor tidak hanya kaya khasiat tetapi juga mudah dibudidayakan oleh masyarakat lokal. Jahe, misalnya, dikenal kaya antioksidan dan memiliki sifat anti-inflamasi, sementara kunyit berfungsi untuk meningkatkan respons imun. Tanaman-tanaman ini memiliki manfaat penting untuk kesehatan tubuh dan dapat diakses dengan mudah.

Tujuan Program

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat Desa Pusu, khususnya ibu rumah tangga, dalam pemanfaatan dan pembudidayaan TOGA. Diharapkan, masyarakat tidak hanya mendapatkan manfaat kesehatan, tetapi juga mampu mengembangkan ekonomi lokal melalui penanaman tanaman obat secara berkelanjutan.

Metode dan Hasil Pelaksanaan Program

Kegiatan ini dilaksanakan melalui dua langkah utama: sosialisasi dan pendampingan pembudidayaan TOGA.

Sosialisasi

Dengan metode ceramah dan diskusi selama 90 menit, sosialisasi diadakan dengan membagikan leaflet sebagai alat bantu. Sebelum dan sesudah sosialisasi, peserta diminta mengisi kuisioner untuk mengukur perubahan pengetahuan. Hasilnya menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang TOGA meningkat dari 55% menjadi 86%, sementara pengetahuan tentang budidaya TOGA meningkat dari 47% menjadi 80%. Peningkatan ini menunjukkan dampak positif dari kegiatan sosialisasi yang dilakukan.

Pendampingan Pembudidayaan TOGA

Salah satu inovasi dalam program ini adalah pendirian “Taman TOGA” sebagai pusat belajar bagi masyarakat. Di taman ini, berbagai jenis tanaman obat dibudidayakan untuk mengajarkan teknik budidaya yang baik. “Taman TOGA” yang didirikan menjadi model bagi masyarakat untuk menerapkan teknik budidaya yang benar dan mengintegrasikan TOGA dalam gaya hidup sehat mereka.

Kesimpulan

Program ini menunjukkan bahwa sosialisasi dan pendampingan dapat secara signifikan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang TOGA dan budidayanya. Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan kesehatan masyarakat meningkat dan ekonomi lokal pun terdorong.

Ucapan Terima Kasih

Kami mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) melalui Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) tahun anggaran 2024 yang telah mendukung program ini. Dukungan tersebut memungkinkan kami memberdayakan masyarakat melalui pemanfaatan dan pembudidayaan tanaman obat tradisional, sekaligus membangun kesadaran kesehatan yang lebih baik dalam komunitas. Dengan langkah ini, kami berharap Desa Pusu menjadi contoh bagi desa lain dalam mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam upaya pemeliharaan kesehatan masyarakat.

Tema Kegiatan PKM : “Pemanfatan dan Pembudidayaan Tanaman Obat Tradisional Untuk Meningkatkan Sistem Imun Tubuh Bagi Masyarakat Desa Pusu Kabupaten Timor Tengah Selatan”
Personil : Ketua Tim: Meti O. F. I Tefu, S.Pd., M.Si (Institut Pendidikan Soe); Anggota Dosen: James Ngginak, S.Pd., M.Si (Universitas Kristen Artha Wacana Kupang); Yabes Olbata M.Pd (Institut Pendidikan Soe); Anggota Mahasiswa: Dedy Y. Tafui, Lusia N. Ana Jawa, Marthen L. Manggoa, Hebronki Sabuna (Institut Pendidikan Soe).

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini