Mari Mati Supaya Hidup

0
250
Oleh Patrisius Leu, S.Fil., Guru Penulis & Wakasek Kesiswaan SMKN 7 Kupang, Fasilitator YASPENSI.

Pengantar

November, bulan berkesan bagi penulis dan mungkin juga pembaca. Aura kelabu, berkabung, dan berharap dalam derita mewarnai seluruh rangkain bulan ini. Di awal bulan hari pertama di november, dirayakan/diperingati hari raya semua orang kudus, sufi (orang suci). Selanjutnya, tanggal sepuluh di bulan yang sama, diperingati sebagai hari pahlawan nasional (pahlawan bangsa dan negara). Dan terakhir ditutup di tanggal dua puluh lima bulan sebelas diperingati sebagai hari guru nasional, hari pahlawan tanpa tanda jasa.

Kesamaan ketiga hari unik ini bahwa, mereka disapa pahlawan. Disepakati Pahlawan sebagai orang yang gagah berani membela kebenaran (: iman, ilmiah, kemanusiaan). Kebenaran adalah persesuaian antara perkataan dan tindakan, koherensi antara yang ideal dan aktual, persandingan antara yang dipikirkan (konsep) dan pelaksanaan putusan bebas (eksekusi). Kebenaran yang diperjuangkan para pahlawan itu bersifat satu, obyektif dan universal. Karenanya diterima semua dan diakui semua multikultur dan multiagama.

Tiga kelompok pahlawan: pahlawan iman, pahlawan nasional, dan pahlawan pendidikan, telah mati dengan gagah perkasa dan telah beroleh hidup kekal di nirwana surga sebagai ganjaran atas awal ibadah dan perbuatan baiknya selama berlayar di samudera kehidupan hingga berlabuh di pelabuhan akhir, graha keabadian. Cara hidup mereka menentukan cara mereka mati, dan cara mati mereka menunjukkan apa yang mereka yakini dan mereka bela. Pada bagian tulisan ini kita mau melihat dan merefleksikan sisi kematian mereka dari perspektif iman Kristen.

Arti Kematian di Kalangan Masyarakat

Kematian, bagi seorang dokter adalah ketidakberfungsian organ tubuh lagi. Bagi seorang anggota keluarga, kematian adalah kepergian dia yang paling dicintai yang menjadi penopang dan inspirator hidup keluarga. Bagi seorang Abdi negara dan abdi masyarakat, kematian adalah hilangnya loyalitas, dedikasi, kedisiplinan, kesiapsiagaan dan kepercayaanku. Kematian di benak seorang guru pendidik adalah hilangnya daya refleksi kritis analitis ilmiah sehingga tidak produktif (impotensia) menghasilkan buah-buah kritis ilmiah dan madu-madu rohani dari perbendaharaan keheningan studi literasinya. Dan orang Kristen simpulkan kematian sebagai kembalinya aku pada Sang Aku pemberi hidup tuk nikmati keparipurnaan hidup di dalam Terang Kekal.

Apa Makna Kematian Itu?

Hal yang pasti dalam hidup yaitu kematian. Satu yang pasti setelah kematian yaitu kebangkitan manusia menuju Tritunggal. Kesaksian akan kebangkitan ini dari Kristus paskah kita yang mengajar supaya kita bijaksana memanajemen anugerah hidup secara bertanggungjawab sesuai panggilan. Untuk bisa tahu apakah kita nanti akan bangkit ataukah tetap mati dapat dicirikan dalam dua opsi berikut: mendengar dan percaya Allah berarti hidup, ataukah memilih menolak Allah yang berarti mati?

Apa yang Terjadi dengan Jiwa dan Raga Saat Kematian?

Manusia kalau masih hidup terdiri dari jasmani (raga-fisik) dan rohani (jiwa). Pada suatu titik kehidupannya akan mengalami kematian di mana yang spiritual (jiwa) dan yang material (raga) akan dipisahkan. Raga tidak dapat bertumbuh tetapi membusuk; sementara jiwanya masuk dalam pengadilan Ilahi yang namanya pengadilan pribadi, yang diadili jiwanya, raganya tidak diadili sebab raganya ada di kuburan, di laut, di mana-mana tempat ia mati dan dikuburkan/dikremasi.

Bagaimana Rute Kematian Orang Beriman?

Pada saat orang mati, saat itu juga-detik itu juga jiwanya diadili olah Tuhan Allah, dan hasil keputusannya ada dua: masuk surga atau masuk neraka. Ada yang masuk surga tapi harus menanti penyucian dirinya di purgatory – api penyucian (surga yang tertunda) karena masih ada beberapa dosa yang harus dibersihkan. Orang-orang yang masuk purgatory sudah pasti masuk surga. Ada jiwa lain yang begitu jahatnya melawan dan tidak mengikuti kehendak Tuhan, menghujat Tuhan dan menolak pengampunan Tuhan, jiwa yang lain ini masuk neraka. Hanya ada dua keputusan pada pengadilan Ilahi yang Pertama/Pengadilan Pribadi/Pengadilan Khusus ini saat kematian yaitu: surga dan neraka (Luk 16:22-23).

Pengadilan khusus ini satu persatu, hanya saya saja yang diadili. Orang lain akan diadili pada saat dia mati. Keputusan pengadilan pertama ini final, artinya tidak dapat berubah/berpindah. Orang yang di neraka tidak bisa ke surga dan orang yang di surga tidak dapat ke neraka. Mereka yang di surga maupun neraka hanya jiwanya saja.

Kemudian pada akhir zaman, badan yang sudah busuk di kuburan, di tanah, di lautan, dikremasi, atau yang sudah tersebar dimana-mana itu dibangkitkan kembali. Badan yang dibangkitkan itu namanya tubuh kebangkitan atau tubuh rohani atau badan kebangkitan. Maksudnya adalah, tubuh yang sama dengan tubuh kita yang sekarang sama persis sekaligus berbeda. Samanya, kita dikenali seperti kita sekarang ini tetapi sekaligus berbeda. Berbedanya, bahwa tubuh kebangkitan sudah tidak terikat oleh hukum alam (tubuh kebangkitan tidak bisa sakit, tidak bisa mati lagi karena tubuh rohani tidak terikat oleh hukum duniawi).

Apa yang Terjadi pada Akhir Zaman/Pengadilan Terakhir?

Pada akhir zaman/pengadilan terakhir itu, jiwa atau roh yang masih hidup itu dan badan kebangkitan dipersatukan kembali lalu menjadi manusia kebangkitan. Berati semua jiwa, semua manusia dibangkitkan yang ada di surga pun neraka. Manusia yang sudah dibangkitkan diadili lagi untuk kedua kalinya. Pengadilan yang kedua ini namanya pengadilan umum, pengadilan yang terakhir (Mat 25:31-32) semua manusia diadili secara bersamaam dan umum, yang mengadili semua manusia secara lengkap. Keputusan yang terjadi pada pengadilan yang terakhir hasilnya hanya akan sama dengan pengadilan yang pertama; orang yang pada pengadilan pertama diputuskan masuk surga akan tetap masuk surga, dan orang pada saat detik kematiannya diadili masuk neraka akan tetap berada di neraka. Setelah akhir zaman manusia lengkap dengan jiwa dan badan kebangkitannya.

Penutup

Marilah kita mati supaya hidup. Mari kita hidup dan mati: ada, bersama, dan dalam cinta Tuhan. Cara hidup kita tentu akan menentukan juga cara mati dan kemana tujuan kita setelah mati. Kita berharap menerima anugerah surgawi hidup dalam kemuliaan Tuhan dalam komunitas Allah Tritunggal Mahakudus bersama Bunda Maria para malaikat dan para kudus dan bertemu para sanak keluarga dan sahabat kenalan kita.

Marilah sebelum kita mati, selama kita hidup kita berusaha mengenal kebenaran, mancari dan menemukannya, mencintai dan membela kebenaran sesuai kompas iman kita, dan setiap hari kita doakan: Ya Yesus yang baik, ampunilah segala dosa kami, lindungilah kami dari api neraka, dan hantarkanlah segala jiwa ke dalam surga, terlebih jiwa-jiwa yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu. Amin. Mari kita hidup dan mati dalam cinta Tuhan supaya hidup kekal bersatu dalam komunitas Allah Tritunggal Mahakudus di surga raya tempat semua pahlawan berjumpa. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini