Hannover Messe Perkuat Kolaborasi Pendidikan Vokasi dengan Industri

0
51

Hannover, SEKOLAHTIMUR.COM – Pada Hannover Messe kali ini Kemendikbudristek membawa delegasi dari berbagai satuan pendidikan yang merupakan hasil dari program Merdeka Belajar. Khusus pada bidang vokasi, Kemendikbudristek membawa contoh-contoh hasil transformasi pembelajaran yang kolaboratif dan berpusat pada peserta didik.

Produk yang berhasil dipamerkan tersebut meliputi dua contoh produk hasil Program Riset Keilmuan Terapan yang didanai oleh LPDP, satu contoh produk dari program Matching Fund, satu produk hasil transformasi pembelajaran melalui pembelajaran berbasis proyek di Politeknik Negeri Batam, dan satu contoh transformasi pembelajaran di SMK RUS Kudus dalam bentuk teaching factory.
 
“Kolaborasi antar-pemangku kepentingan dari berbagai lini menjadi kunci dan sepatutnya perlu menjadi perhatian bersama. Untuk sampai di pameran sekelas Hannover Messe, inovasi dan teknologi yang dihasilkan dari kolaborasi antara pendidikan vokasi dengan industri telah melalui serangkaian proses kurasi yang panjang,” tutur Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, Kamis (20/04/2023), di Hannover, Jerman.
 
Apabila melihat potensi pendidikan vokasi di Tanah Air, Dirjen Kiki mengungkapkan bahwa masih banyak inovasi yang lahir dari kolaborasi yang dilakukan lembaga pendidikan vokasi dengan berbagai pihak strategis dalam skala yang lebih luas melalui platform program yang ditawarkan Kemendikbudristek. Inovasi tersebut tentunya memiliki dampak yang kebermanfaatannya dapat dirasakan langsung oleh berbagai pihak.
 
Menurutnya, perguruan tinggi vokasi memiliki kepakaran dan keahlian untuk meningkatkan nilai tambah suatu komoditas dan meningkatkan daya saing bangsa. Saat ini program Matching Fund yang berjalan sejak tahun 2021 sudah menghasilkan banyak produk-produk inovasi yang siap dihilirisasikan bersama mitra industri. Begitu pula Program Riset Keilmuan Terapan juga sudah memberikan manfaat dan solusi pada permasalahan industri maupun UMKM.
 
“Kemendikbudristek, khususnya pendidikan vokasi, sangat siap bertransformasi dari sisi penyiapan SDM berkualitas serta kapabilitas inovasi yang relevan” tegasnya.
 
Salah satu yang menjadi poin pada transformasi pendidikan vokasi adalah dengan mengubah pola pikir dari supply driven menjadi demand driven, yang selaras dan sesuai dengan kebutuhan dunia industri dan dunia kerja. Ia mengatakan, keikutsertaan Indonesia dalam Hannover Messe bertujuan untuk menunjukkan kepada masyarakat dunia tentang transformasi yang telah dan masih berlangsung di Indonesia. Transformasi ini berorientasi terhadap penciptaan kesejahteraan masyarakat, serta mendukung penguatan ekonomi global melalui kolaborasi dalam konteks hilirisasi industri, ekonomi hijau, dan transisi energi bersih.
 
“Hannover Messe merupakan showcase bagaimana transformasi pendidikan vokasi melalui Merdeka Belajar. Seperti contoh bioplastik dari nata de coco hasil inovasi Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta yang sangat siap untuk dihilirisasi untuk mendukung industri kemasan makanan serta memberikan nilai tambah bagi komoditas kelapa,” imbuhnya.
 
Selain bioplastik dari nata de coco, ada beragam produk lainnya seperti dalam showcase Hannover Messe seperti penggunaan artificial intelligence pada mesin uji kampas rem; pengembangan solar based charging station untuk electric vehicle; robot humanoid sebagai hasil dari pembelajaran berbasis proyek yang berkolaborasi lintas mata kuliah, angkatan dan jurusan; dan demonstrasi pembelajaran berbasis teaching factory untuk mereplikasi apa yang terjadi di industri animasi.
 
Ajang Hannover Messe juga dapat dimaknai sebagai titik awal Indonesia untuk memperkenalkan kepada masyarakat dunia mengenai potensinya sehingga menjadi agenda perbincangan ekonomi global. Karena itu pada pameran tahun ini, Kemendikbudristek memberikan kesempatan kepada satuan pendidikan vokasi untuk menunjukkan produk inovasi hasil kolaborasi dengan industri.
 
“Inilah masanya pendidikan dan industri melakukan transformasi, baik melalui riset maupun kolaborasi. Tidak perlu takut teknologi akan menghapus peran manusia atau peluang kerja. Semakin banyak teknologi, semakin banyak peluang kerja. Teknologi tidak bisa mengurus dirinya sendiri,” tutup Dirjen Kiki. (kemdikbud.go.id/rf-red-st)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini