Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Sebanyak 75 mahasiswa/i Sekolah Tinggi Ilmu Pastoral Keuskupan Agung Kupang (STIPAS KAK) yang akan menjalani Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) menerima pembekalan selama seminggu. Pembekalan ini dalam rangka persiapan PPL yang akan berlangsung pada Agustus – Desember 2022.
Dalam arahannya, Ketua STIPAS KAK, RD. Emanuel B. S. Kase, S.Fil., M.M., mengharapkan agar mahasiswa/i calon PPL benar-benar serius dalam mengikuti pembekalan tersebut, sehingga tidak mengalami kesulitan saat berhadapan dengan Kurikulum Merdeka Belajar (KMB).
“Saya harap supaya adik-adik berusaha untuk mengikuti dengan sungguh-sungguh, karena sekolah-sekolah sudah menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar yang mana kita semua belum paham. Oleh karena itu, pada kesempatan ini ada guru-guru kita ini yang akan menghantar adik-adik supaya ada gambaran sedikit tentak bagaimana modelnya merdeka belajar itu, sehingga adik-adik tidak susah sendiri di medan praktik,” ujar RD. Eman, Kamis (21/07/2022) di Aula St. Petrus STIPAS.
RD. Eman juga mengungkapkan bahwa mahasiswa/i akan ditempatkan di sekolah-sekolah yang bermitra dengan STIPAS KAK. Selain itu, mahasiswa/i PPL juga akan dibagi ke tingkat SD, SMP dan SMA sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing.
“Yang menjadi sasaran magang, pertama mereka adalah sekolah dari tingkat pendidikan dasar sampai menengah baik yang swasta maupun yang negeri dan yang telah bermitra dengan kita. Pembagian itu sesuai dengan pengamatan kita terhadap kemampuan mahasisawa atau anak-anak kita yang cocok untuk tingkat SD, SMP ataupun SMA. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa setelah selesai dari sini, dia bisa saja bekerja sebagai guru di tingkat SD, SMP maupun SMA. Itu tidak masalah. Namun kesempatan magang ini kita fokus pada kemampuannya dulu,” terangnya.
Lebih lanjut, RD. Eman juga menyampaikan bahwa para pendamping yang memberi pembekalan tersebut merupakan guru-guru hebat yang sudah punya banyak pengalaman termasuk memahami soal kurikulum merdeka belajar.
“Sejauh pengenalan kita terhadap guru-guru yang memberi pembekalan ini, mereka punya kemampuan yang lebih saat di lapangan. Meskipun selama ini mereka didampingi oleh dosen-dosen tentang teori dan praktiknya, tapi pengetahuan tentang pengalamannya pasti masih kurang. Hal itu tentu berbeda dengan mereka para guru yang sudah berkecimpung langsung dan berada di sekolah dengan peserta didik,” ungkapnya.
“Dan pada kesempatan ini, sudah ada beberapa sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka belajar. Ya, kampus kita belum sepenuhnya mempersiapkan anak-anak untuk itu, sehingga kita minta para guru ini untuk membekali anak-anak dengan kurikulum yang baru,” lanjutnya.
Informasi yang dihimpun media ini, materi-materi yang diberikan dalam pembekalan tersebut yakni, persiapan perangkat pembelajaran, pengelolaan kelas, tampil di depan kelas, dan hadir sebagai seorang guru serta hal-hal teknis lainnya.
Kelompok mahasiswa/i untuk tingkat SD didampingi oleh Vinsentius Soge, S.Ag., Kelompok SMP oleh Yustinus Darma, S.Fil., dan kelompok SMA oleh Gerardus Gaga, S.Ag., M.Pd. (Yosi Bataona/rf-red-st)