
Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) NTT mengemas edukasi mengenai Pemilihan Umum (Pemilu) dalam bentuk Lomba Cerdas Cermat tingkat SMA/SMK/MA se-Kota Kupang. Kegiatan tersebut berlangsung pada Senin (20/11/2023) di Taman Budaya Gerson Poyk.
Menurut anggota Bawaslu NTT, Amrunur Muh. Darwan, S.Si., penting untuk memberi pemahaman kepada kaum milenial yang notabenenya adalah partisipan pemula agar ikut mengawasi dan menyukseskan Pemilu nanti.
“Lomba cerdas cermat Pemilu yang mengikut sertakan pemilih pemula. Data Pemilu kita menunjukkan bahwa pemilih pemula adalah yang terbanyak, sehingga mereka harus ikut berpartisipasi. Nah supaya dapat berpartisipasi, paling tidak pemilih pemula ini kita edukasi,” ujar Amrunur Darwan selaku Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas Bawaslu NTT sekaligus salah satu juri dalam lomba tersebut.

“Kegiatan ini bagian dari bagaimana membangun kecerdasan intelektual. Kita edukasi, karena isu Pemilu dan pengawasan Pemilu tidak banyak digandrungi oleh generasi mulenial atau Gen-Z. Sehingga kami berharap mudah-mudahan pemilih pemula kita ini juga sadar bahwa penting untuk mengambil tanggung jawab bersama Bawaslu dan KPU untuk menyukseskan hajatan Pemilu tahun 2024,” tandasnya.
Lebih lanjut, Amrunur menyampaikan, di Bawaslu sendiri terdapat pengawasan partisipatif Pemilu yang mengajak sebanyak-banyaknya orang untuk mengawasi tahapan-tahapan Pemilu dari awal sampai pada harinya nanti.
“Pengawasan partisipatif itu pada substansinya, mengajak masyarakat sebanyak-banyaknya untuk melakukan proses pengawasan terhadap tahapan-tahapan Pemilu, seperti yang sebentar lagi akan berlangsung itu adalah kampanye di tanggal 28 November 2023. Oleh karena itu, kita butuh banyak mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar terkait dengan pelaksanaan tahapan-tahapan Pemilu,” jelasnya.
“Paradigma partisipatif sekarang tidak seperti yang dulu, kita tidak hanya menunggu di saat hari Pemilunya untuk datang di TPS dan menggunakan hak pilihnya, lalu selesai saja di situ. Tetapi hari ini, masyarakat ikut di dalam proses dan tahapan Pemilu itu sendiri. Kemasan cerdas cermat ini supaya lebih menarik minat generasi milenial bisa belajar, paling tidak dari soal-soal yang kami sampaikan, mereka bisa teredukasi,” tegasnya.

Sementara itu guru pendamping dari SMKN 7 Kupang, Hofning Neno, S.H., mengungkapkan, kegiatan tersebut sangat penting untuk anak-anak agar mereka bisa mengenal dan memahami dinamika politik yang sedang terjadi, serta dapat menyalurkan informasi dan pemahaman yang benar kepada masyarakat luas.
“Kami sangat bersyukur bisa ikut dalam kegiatan sosialisasi Pemilu ini. Ini salah satu strategi yang dibangun oleh Bawaslu yang basisnya kepada pemilih pemula. Ini punya dampak yang luar biasa bagi pemahaman masyarakat melalui peserta didik,” ujar guru PKN di SMKN 7 Kupang ini.
“Yang pasti apa yang anak-anak dapat punya dampak yang luar biasa ketika berada di tengah-tengah masyarakat. Mereka juga akan menjadi penyalur dan penyambung lidah kepada masyarakat bahwa Pemilu mendatang akan membawa dampak yang besar kalau masyarakat tidak memahaminya secara baik. Kegiatan ini sudah memberikan gambaran dan output yang besar bagi anak-anak,” jelasnya.
Informasi yang dihimpun media ini, peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut berasal dari 16 sekolah. Terdapat 2 sesi dalam lomba tersebut yakni sesi pertanyaan wajib dan pertanyaan rebutan. Selanjutnya akan dipilih 8 sekolah dari 4 grup yang masing-masing berjumlah 4 sekolah. Ke-8 sekolah tersebut yang akan melaju ke babak semifinal dan final di keesokan harinya. (Yosi Bataona/rf-red-st)