Gandeng FISIP UNWIRA, SMKN 7 Kupang Bangun Kepemimpinan Retoris dan Dialogis

0
88
Pose bersama tim dari FISIP UNWIRA Kupang dalam kegiatan LDKS di SMKN 7 Kupang.

Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Dalam rangka membangun jiwa kepemimpinan yang retoris dan dialogis bagi peserta didik baru, SMKN 7 Kupang mengandeng Fakultas Ilmu Pemerintahan (FISIP) Universitas Katolik Widya Mandira (UNIWIRA) Kupang dalam kegiatan Latidan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) di sekolah setempat.

Wakasek Kesiswaan SMKN 7 Kupang, Patrisius Leu, S.Fil., menuturkan, seorang pemimpin adalah skill berbicara di depan umum yang mencerminkan situasi perbincangan retoris dan dialogal, yakni melalui pidato dan memimpin rapat sebagai manifestasi pemimpin yang berkualitas dan berintegritas.

“Dalam pidato seorang pemimpin dapat menyampaikan gagasan, mempersuasi, dan menghibur pengikut. Sedangkan melalui rapat adalah wahana bagi pemimpin utk membuat keputusan dari berbagai alternatif yang tersedia. Keputusan menjadi suatu manifestasi rasional dari penilaian-penilaian yang penuh pertimbangan,” ujar Patrisius Leu selaku ketua panitia kegiatan, Rabu (04/09/2024).

Suasana kegiatan.

“Wahana yang dianggap pas untuk merealisasikan Kepemimpinan yang retoris dan dialogal yaitu melalui pelaksanaan LKDS. Tujuan Pelaksanaan LDKS yaitu untuk melatih jiwa kepemimpinan yang percaya diri dan berani, terbuka terhadap orang lain dan menghargai keberagaman, tegas dan bertanggung jawab, mau belajar dan tidak menyerah, dan bisa mengendalikan diri,” urainya.

Sementara itu, dosen FISIP UNWIRA Kupang, Veronika I. Assan Boro, S.Pi., M.Si., menyampaikan, untuk menanamkan jiwa kepemimpinan yang kuat hanya dapat dimungkinkan melalui budaya literasi yang terus-menerus dibiasakan dalam iklim belajar di sekolah.

Suasana kegiatan.

“Para taruna-taruni perlu meningkatkan budaya literasi melalui membaca, menulis, dan berdiskusi. Hanya di dalam literasi mereka akan mengikhtiarkan integritas kepemimpinan dalam wujudnya yang paling elementer,” kata Veronika Assan Boro sebagai salah satu pemateri dalam kegiatan tersebut

“Sebuah proses walau sederhana tapi niscaya berdimensi besar, well being is realized by a small step but it’s not truly a small thing,” pungkasnya. (Yosi Bataona/rf-red-st)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini