Guru Hebat, Indonesia Kuat: Tantangan Guru di Era Transformasi Teknologi

0
370
Adrianus Amsikan, S.Pd., Guru SMA Negeri 1 Soe

Hari Guru Nasional tahun 2024 mengusung tema Guru Hebat, Indonesia Kuat. Tema ini tentunya menjadi refleksi yang sangat mendalam bagi para guru di tengah transformasi teknologi yang kian mewarnai dunia Pendidikan. Peran guru dalam menjadikan Indonesia kuat menempati garda terdepan untuk menghasilkan generasi yang cerdas dan beradab.

Guru adalah pendidik profesional yang bertugas mengajar, mendidik, membimbing dan menilai hasil belajar murid (UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen). Artinya, guru bukan sekadar menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran tetapi juga menjadi agen peradaban dimana guru juga harus memastikan etika, moralitas dan nilai-nilai kemanusiaan tetap terjaga. Di era transformasi teknologi guru juga perlu memastikan teknologi digunakan secara bertanggung jawab.

Untuk menjadikan Indonesia kuat di era globalisasi saat ini, kemampuan dan keterampilan dalam mengolah informasi sangat dibutuhkan dalam membangun peradaban suatu bangsa. Membangun peradaban suatu bangsa dan negara tidak cukup hanya mengandalkan kekayaan sumber daya alam. Maju mundurnya peradaban, ditentukan pula oleh kualitas sumber daya manusia. Salah satu faktornya ditentukan oleh masyarakat yang menaruh perhatian serius pada aspek literasi. Sejarah telah membuktikan, bahwa bangsa dengan budaya literasi yang tinggi akan mampu berkolaborasi, berpikir kritis, kreatif, komunikatif, sehingga mampu memenangi persaingan global. Lantaran itu, gerakan literasi harus dilakukan secara masif, untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan handal. Sayangnya, untuk menumbuhkan kembali kesadaran akan pentingnya literasi di era milineal ini, tentu tidaklah mudah.

Literasi menurut UNESCO 2003, lebih dari sekadar membaca dan menulis. Literasi juga mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya serta teknologi. Di sinilah peran guru sangat dibutuhkan untuk mendidik para murid sehingga memiliki kecerdasan, keterampilan dan karakter yang mulia.

Tanpa disadari, dalam memainkan peran sebagai guru untuk menjadikan Indonesia kuat, guru kerap menemui berbagai tantangan, mulai dari kirminalisasi guru, minimnya fasilitas, kesenjangan digital yang menyebabkan kurangnya literasi digital dan teknologi di berbagai daerah. Sementara transformasi Pendidikan Indonesia semakin menuntut guru menguasai teknologi dengan adanya kebijakan pemerintah melalui Kemendikdasmen mengintegrasikan teknologi ke dalam kurikulum.

Transformasi teknologi tanpa guru dapat menyebabkan kehilangan adab para murid juga menjadi tantangan besar. Disini lagi-lagi peran guru menempati garda terdepan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk memastikan dan mendampingi murid untuk memahami teknologi, menggunakan teknologi untuk meningkatkan pembelajaran dan juga tidak kalah penting adalah menggunakannya secara bijak tanpa meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan.

Guru yang menguasai teknologi atau melek teknologi akan menggunakannya untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, menyenangkan dan relevan dengan kebutuhan murid serta perkembangan zaman. Guru hebat akan menggunakan teknologi untuk mendesain pembelajaran yang tidak hanya fokus pada menghafal teori tetapi juga mengasah keterampilan serta memberikan pengalaman belajar yang bermakna, kreatif dan inovatif. Dengan demikian murid akan dapat mencapai tujuan belajar dengan baik dan mampu bersaing diera globalisasi ini.

Kriminalisasi guru yang akhir-akhir ini pun kian marak terjadi. Tak dipungkiri bahwa hal ini menjadi suatu ancaman besar yang  melemahkan bahkan mematahkan fondasi penting Pendidikan Indonesia. Umumnya kriminalisasi guru ini terjadi ketika guru berupaya membentuk karakter seperti disiplin dan etika dianggap melanggar hukum. Sebagai manusia, ada dilema besar yang dialami oleh guru antara melindungi diri dari resiko  hukum atau bertindak tegas membentuk karakter. Ancaman ini merupakan faktor yang melemahkan atau mematahkan otoritas guru, membatasi kreatifitas guru dalam upaya membangun adab bangsa. Dengan sendirinya dimensi pembentukan karakter dalam Pendidikan yang diharapkan akan bergeser bahkan hilang.

Menghadapi berbagai tantangan ini, guru tetap dengan gigih hadir di setiap titik perjalanan pendidikan anak-anak Indonesia dengan satu harapan Indonesia menjadi kuat. Guru selalu dengan sabar menghadapi kriminalisasi dengan tulus membimbing dan mendidik sekalipun mempertaruhkan martabat dan harga diri. Di tengah keterbatasan fasilitas, guru dengan penuh tanggungjawab dan tak gentar menjalankan tugasnya mendampingi anak-anak Indonesia mengarungi derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi dengan harapan Indonesia menjadi kuat. Selamat Hari Guru. Terimaksih Guruku. Guru Hebat, Indonesia Kuat. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini