Dengan terpaksa ku melintasi telaga batinmu yang keruh
Kau malah menyambarku dengan mimik yang penuh sinis
Kau mengenyahkanku dari istana hatimu yang kurindu
Aku terdepak pada hamparan kosmos yang terlampau asing
–
Ku ingin kau sapa dan dengar jerit tangis suara hatiku
Setelah telingamu tersekap bising suaramu yang gaduh
Juga batinmu yang disesaki keegoisan yang tak terpuaskan
Duniamu tampak eksklusif membelenggu nalar sehatmu
–
Condongkan hatimu ke jiwaku, jangan telingamu
Aku yang hilang mencari hatimu melabuhkan rinduku
Singkapkan padaku agar kau menemukan kembali dirimu
Sebab kelanaku mendamba berdiam di hening surga jiwamu
–
Waikomo-Lembata, 29 Mei 2022