Transformasi Teknologi, Dorong Pelajar SMA Bertalenta Digital

0
70
Bimtek Peserta Didik Ramah Digital dalam Mencegah Perundungan, Kekerasan Seksual, dan Intoleransi Tahap II tanggal 12 – 15 Juli 2022. (Foto: kemdikbud.go.id)

Bogor, SEKOLAHTIMUR.COM – Menjadikan internet lebih ramah bagi remaja dan anak Indonesia merupakan salah satu pekerjaan rumah bersama guna memastikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memiliki nilai tambah dalam kemajuan bangsa Indonesia.

Menyikapi hal tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Sekolah Menengah Atas (SMA), Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen) menghelat Bimbingan Teknis (Bimtek) Peserta Didik Ramah Digital dalam Mencegah Perundungan, Kekerasan Seksual, dan Intoleransi Tahap II tanggal 12 – 15 Juli 2022.

“Kami menyampaikan terima kasih serta apresiasi kepada semua peserta yang telah hadir dan aktif mengikuti Bimtek. Esensi dari Bimtek ini tidak hanya kehadiran semata, namun bagaimana implementasi/pengimbasannya di sekolah masing-masing secara nyata,” terang Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur SMA, Winner Jihad Akbar, Jumat (15/7/2022).

Winner juga menambahkan mulai tahun ajaran baru 2022/2023 Kemendikbudristek mendorong Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara penuh di seluruh tingkat satuan pendidikan. “Melengkapi para pendidik jelang PTM penuh, di dalam Bimtek, para peserta telah mendapatkan materi menarik tentang gamifikasi, yaitu bagaimana menyajikan pembelajaran lewat permainan (game) sehingga peserta didik akan lebih tertarik dan minat belajar meningkat,” imbuhnya

Dukungan dari Kementerian/Lembaga juga menjadi bagian kesuksesan atas terselenggaranya Bimtek, salah satunya oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Hadir menjadi narasumber, Kepala Pusat Pengembangan Profesi dan Sertifikasi, Kemenkominfo, Hedi M. Idris yang menguraikan tentang Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024 yaitu terdiri atas: 1) Mempercepat perluasan akses, peningkatan infrastruktur digital, dan penyediaan layanan internet, 2) Mempersiapkan roadmap  transformasi digital sektor strategis, 3) Mempercepat integrasi Pusat Data Nasional, 4) Menyiapkan talenta digital, dan 5) Menyiapkan regulasi, skema pendanaan, dan pembiayaan transformasi digital.

Narasumber lainnya, Koordinator Kelompok Pengelolaan Audit Keamanan Informasi, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Firdaus Kifli menjelaskan pentingnya membentuk budaya kesadaran keamanan siber dari sekolah lewat program dari BSSN bertajuk “CODY Goes to School”.

Praktik Baik Pemanfaatan Ramah Digital di Lingkungan SMA
 
Dalam kesempatan terpisah, Kepala SMA Islam Terpadu Jabal Noor, Provinsi Sumatera Utara yang menjadi peserta, Prasti Meigy Safitri, menceritakan praktik baik penggunaan media digital di sekolah yang dipimpinnya. “Di sekolah kami ada program English Week dengan tema yang berbeda tiap minggunya. Dalam penentuan tema, siswa saling bertukar ide melalui pesan Whatsapp untuk kemudian akan dipilih Best of English Day di bulan berjalan.
 
“Kami berharap Kemendikbudristek dapat mengembangkan platform yang terjangkau dari segi biaya untuk mengerjakan ujian ataupun penugasan siswa secara digital,” sambung Prasti yang bersyukur SMA IT Jabal Noor telah ditetapkan menjadi Sekolah Penggerak Angkatan ke-2 tahun 2021.
 
Selanjutnya, peserta lainnya, Kepala SMAN 7 Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara, Ilham Pandabo, menuturkan tentang dukungan untuk pembelajaran di sekolah yang diberikan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) setempat dalam penyediaan akses internet.
 
“Sebelum adanya akses internet, guru dan siswa kami layaknya ‘katak dalam tempurung’ apalagi mengingat lokasi sekolah kami yang jauh dari kota. Tahun 2020, dengan fasilitasi dari Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Provinsi Maluku Utara, sekolah kami dipasang akses internet dan mendapat bantuan 20 unit komputer,” ujarnya
 
Ilham menambahkan meski sesekali akses internet mengalami kendala namun tidak menyurutkan semangat guru dan siswa. “Guru di sekolah kami mulai aktif mengakses laman gurubelajarguruberbagi.id untuk eksplorasi proses pembelajaran. Di masa mendatang kiranya sekolah-sekolah di pedesaan/daerah pinggir seperti sekolah kami mendapat kesempatan mengikuti Bimtek sejenis. Kami telah membuktikan meski kami berada di pedesaan terpencil, namun sekolah kami lulus menjadi Sekolah Penggerak Angkatan-2 tahun 2022,” imbuh Ilham yang telah menjadi kepala sekolah selama 9 tahun.
 
Kisah praktik baik lainnya dibarengi dengan pergulatan permasalahan akses jaringan internet turut diungkapkan oleh peserta lainnya, Guru Biologi di SMAN 1 Teweh Baru, Provinsi Kalimantan Tengah, Lusi Putri Wulandari. “Kalau kendalanya luar biasa karena kami berada di  kampung/area pelosok. Jadi yang pertama yaitu masalah jaringan, kemudian yang kedua, masalahnya yaitu tingkat ekonomi keluarga yang mayoritas golongan ekonomi bawah, sehingga banyak siswa yang tidak memiliki gawai yang mendukung untuk belajar daring atau mengakses informasi,” tutur guru yang gemar menyaksikan video tentang edukasi/pembelajaran
 
“Seusai mengikuti Bimtek, kami merencanakan mendorong siswa aktif menggunakan media digital berkenaan dengan kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) yang diikuti. Sebagai contoh siswa ekskul tari, kami dorong untuk mengunggah hasil karya tarian mereka di platform media sosial sehingga dapat dinikmati oleh banyak pihak,” jelas Lusi.
 
Tantangan dalam mengatasi perundungan dikaitkan dengan praktik baik ramah digital juga dibagikan oleh Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) SMA Swasta Gabungan, yang merupakan salah satu Sekolah Penggerak di Provinsi Papua, Petronela Tetelepta, yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum.
 
“Praktik baik berkaitan dengan ramah digital yaitu saat kami melaksanakan kegiatan Sekolah Penggerak terkait perundungan yang dilakukan oleh siswa di sekolah kami yaitu membuat poster tentang perundungan untuk selanjutnya dilakukan sosialisasi di sekolah dengan didampingi oleh guru yang ditugaskan,” jelas Nela.
 
Sebagai informasi, Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim menyoroti bahwa masih terdapat ‘tiga dosa besar’ dalam dunia pendidikan yang amat berpengaruh pada tumbuh kembang peserta didik dan keputusan mereka dalam menggapai cita-cita, yakni: intoleransi, kekerasan seksual, dan perundungan (bullying).

Selain itu, Kemendikbudristek terus berupaya mendorong terciptanya lingkungan belajar yang aman bagi peserta didik perempuan, dengan menerapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan bagi Jenjang PAUD, Dasar, dan Menengah.
 
“Selepas mengikuti Bimtek, kami akan mengimbaskan wawasan dan materi yang telah kami peroleh kepada siswa kami melalui kegiatan Organisasi Intra Sekolah (OSIS) tentunya sejalan dengan prinsip iman Kristen yang menjadi dasar dari sekolah kami”, pungkas Nela yang memiliki hobi membaca buku.
 
Sebagai informasi, pada Bimtek kali ini hadir 80 orang peserta berasal dari 29 Provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Maluku, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Kepulauan Bangka Belitung, Gorontalo, Papua dan Papua Barat yang meliputi personil Kepala Sekolah SMA Penggerak dan Pengimbasannya, Pendidik yang membidangi pembinaan kepesertadidikan dan Ketua Komite Pembelajaran di Sekolah Penggerak dan pengimbasan.

Selama mengikuti Bimtek, peserta dibagi dalam 5 kelompok serta mendapatkan materi seputar Pendidikan Berdigital dan Profesi Baru Masa Depan, Transformasi Digital dalam Penyiapan Talenta Peserta Didik SMA dan Ramah Digital untuk Mencegah Tiga Dosa Besar.  

Turut hadir dalam acara penutupan Bimtek, Widyaprada Ahli Utama, Sam Yhon, Koordinator Bidang Peserta Didik, Juandanilsyah dan Subkoordinator Bidang Peserta Didik I, Alex Firngadi, serta Penanggung Jawab SMA Ramah Digital, Agustinus Budi Pramono.

Di akhir acara penutupan Bimtek, para peserta membacakan Deklarasi Pelajar SMA Ramah Digital sebagai bentuk komitmen bersama. Keseluruhan materi Bimtek dapat diakses melalui tautan https://sites.google.com/view/ramahdigital2/home (Andrew Fangidae/kemdikud.go.id/rf-red-st)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini