Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Kepala UPTD SD Inpres Bertingkat Kelapa Lima 1 Kota Kupang, Olyana Selfince Manafe mengungkapkan, pihaknya telah membentuk tim literasi yang diprakarsai oleh para siswa sebagai duta literasi dan motivator literasi dari para guru yang berperan sebagai koordinator sekaligus pendamping.
Menurutnya, membudayakan dan menghidupkan literasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan literasi agama yang mana setiap siswa dibiasakan untuk membaca firman Tuhan dan menuliskannya setiap hari.
“Terkait dengan literasi, bulan lalu kami membentuk duta literasi. Tujuannya untuk membantu kami para guru dalam hal literasi. Mereka punya program dan kami kasi pelatihan khusus untuk duta literasi. Mereka sudah kerja seminggu ini dan setiap minggu saya selalu evaluasi kinerja mereka yang didampingi oleh tim dari para guru,” ujar Olyana Manafe, Senin (17/10/2022) di ruang kerjanya.
“Di sini kami membagi tugas. Ada tim motivator untuk membaca firman Tuhan setiap pagi. Walaupun kami bukan sekolah GMIT, tetapi kalau agamannya kuat otomotatis semua akan berjalan lancar, sehingga kami membentuk motivator setiap kelas. Tugas mereka adalah setiap pagi mereka mengingatkan anak-anak baca satu ayat Firman Tuhan sebelum belajar dan malam sebelum tidur. Mereka membuat grup setiap kelas, lalu setelah dibaca, dituliskan. Dengan demikian literasi jalan. Kegitan itu dimonitoring melalui catatan yang ditulis buku dan selalu diperiksa oleh guru,” terangnya.

Selain itu, lanjutnya, pojok-pojok baca yang telah disediakan di setiap sudut kelas dan sekolah dapat dimanfaatkan selama jam pelajaran maupun sesudah jam pelajaran bagi siswa yang belum mampu membaca, menulis dan berhitung dengan baik.
“Saya di sini, manfaatkan pojok-pojok yang saya rasa masih ada manfaatnya untuk anak-anak setelah jam pelajaran, anak-anak yang kurang mampu membaca, menulis dan berhitung itu ditempatkan di pojok-pojok itu. Kemudian anak-anak yang belum dijemput, itu ditempatkan juga di pojok-pojok baca untuk menambah pengetahuannya,” ungkapnya.
Terkait membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai, Olyana Manafe menuturkan bahwa sedang diupayakan agar tidak hanya para siswa melainkan juga bagi para guru. Hal ini dimaksudkan agar budaya membaca setiap hari benar-benar menjadi kebiasaan yang menyatu di dalam diri setiap warga sekolah.

“Jadi, literasi baca 15 menit sebelum pelajaran itu wajib. Memang untuk kelas rendah belum berjalan dengan baik, karena mereka masih ada yang belum bisa membaca, tetapi kalau yang sudah kelas tinggi itu sudah berjalan. Diharapkan kebiasaan itu bisa men-darah daging di dalam diri supaya setiap hari membaca,” jelasnya.
“Nah rencana saya, guru-guru juga wajib. Jadi sebelum pembelajaran di mulai, kami juga baca firman Tuhan dan buku-buku yang dapat menambah wawasan kami,” pungkasnya. (Yosi Bataona/rf-red-st)