TTS, SEKOLAHTIMUR.COM – Paguyuban Apinat Timor Tengah Selatan (TTS) menggelar Workshop Wirausaha Kreatif bagi Orang Muda Katolik (OMK) di wilayah Kabupaten TTS pada Jumat (06/01/2023) di aula Paroki Sta. Maria Mater Dolorosa Soe. Paguyuban tersebut merupakan komunitas para Pastor, Biarawan/i, dan Bruder yang berasal dari Kabupaten TTS.
Dalam sambutannya, Ketua Paguyuban Apinat TTS, RD. Siprianus Senda, Pr., mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan semata-mata untuk mendukung dan mendorong Orang Muda Katolik (OMK) di wilayah TTS untuk memiliki wawasan berwirausaha secara kreatif demi kesejahteraan hidup.
“Wawasan wirausaha yang kreatif tidak hanya menunjang kesejahteraan hidup bagi OMK, tetapi juga motivasi untuk menggali potensi diri serta lokalitas sebagai nilai jual yang unggul di paroki atau stasi masing-masing,” tutur RD. Sipri Senda.
Pembicara pertama, Kepala Dinas Parekraf Kabupaten TTS, Roby Selan S.Sos., menegaskan, wirausaha yang kreatif harus mampu untuk menciptakan sesuatu yang baru bagi dirinya sendiri dan juga bagi banyak orang. Ia menambahkan bahwa media digital dapat dimanfaatkan untuk menunjang kewirausahaan.
“Wirausaha kreatif sebagai upaya-upaya yang diciptakan secara inovatif dalam rangka mengembangkan diri dan kesejahteraan hidup baik secara pribadi maupun bersama-sama. Satu hal yang penting ialah mempergunakan media-media digital sebagai sarana untuk mendorong wirausaha agar makin kreatif,” papar Roby Selan.
Pembicara kedua, P. Vincentius Wun, SVD., selaku Penasihat Paguyuban Apinat TTS, menekankan pentingnya mengenal diri dalam membangun wirausaha kreatif.
“Mengenal diri dengan segala kelebihan dan kekurangan menjadi bekal bagi langka-langkah besar memulai usaha-usaha yang kreatif,” jelas P. Vincen Wun.
Pembicara ketiga, Christian Dicky Senda sebagai orang muda yang bergiat dalam komunitas masyarakat Lakoat Kujawas mengisahkan pengalamannya dalam berproses di komunitas tersebut. Ia pun mengajak semua yang hadir untuk menggali kekayaan dari nilai-nilai dalam suatu budaya.
“Saya sudah tujuh tahun merintis dan berproses dalam komunitas masyarakat Lakoat Kujawas ini. Oleh sebab itu, saya mau kita semua menggali lokalitas sebagai nilai unggul kebudayaan dan kekuatan dari narasi-narasi yang melatari budaya itu sendiri,” ujar Dicky Senda.
Dari informasi yang diterima, kegiatan workshop tersebut juga diisi dengan sharing antara para pemateri dengan peserta OMK yang hadir mewakili paroki-paroki dan stasi yang ada di wilayah TTS untuk menggali potensi-potensi lokal yang ada dan bagaimana rencana tindak lanjut untuk merealisasikannya secara kreatif.
Sebagai keberlanjutandari kegiatan ini, Paguyuban Apinat TTS juga merencanakan program pendampingan lanjutan bagi kelompok-kelompok wirausaha kreatif yang akan atau sudah dibentuk oleh komunitas-komunitas OMK di paroki dan stasi di wilayah TTS.
Salah satu yang direncanakan adalah mendorong orang-orang muda Katolik untuk mengikuti program magang di Komunitas Warga Lakoat Kujawas yang dikelola oleh Dicky Senda bersama warga di Desa Taiftop, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan. (Fr. Gabriel Benu/Yosi/rf-red-st)