GLS SMKN 7 Kupang Sasar “Kenakalan Pelajar”

0
159
Kepala SMKN 7 Kupang, Mursalin Ngala, S.Pd.

Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – SMKN 7 Kupang memulai Gerakan Literasi Sekolah (GLS) tahun ajaran 2023/2024 dengan menyasar tema “Kenakalan Pelajar” agar lebih kontekstual dan langsung menyentuh lingkungan belajar di sekolah.

Ketika diwawancarai media ini pada Jumat (22/09/2023), Kepala SMKN 7 Kupang, Mursalin Ngala, S.Pd., mengungkapkan, kegiatan tersebut merujuk pada pengembangan kompetensi peserta didik sekaligus dapat mengkomunikasikan pemikirannya.

“GLS ini sebagai langkah awal yang dibuat oleh kesiswaan dengan membentuk sebuah tim, semata-mata bertujuan untuk meningkatkan kompetensi anak berkaitan dengan literasi,” ungkapnya.

“Yang kami temukan, pertama-tama anak-anak bisa menginformasikan tentang ide, apa yang dilihat, dibaca dan dipantau berkaitan dengan topik yang dibahas serta dapat menyampaikan idenya walaupun dalam kelompok yang kecil,” lanjutnya.

Suasana kegiatan GLS di SMKN 7 Kupang.

Mursalin Ngala menyampaikan, kesulitan untuk mengemukakan pendapat saat berada di dunia kerja menjadi rujukan untuk capaian GLS dan pendampingan guru sebagai penyedia ruang bagi peningkatan literasi peserta didik.

“Masalah yang anak kami dapatkan saat ditempat praktik adalah anak tidak bisa berkomunikasi. Paling tidak sekolah bisa melihat itu dan memberikan pembelajaran agar anak bisa mengungkapkan pendapatnya sendiri bersama guru pendamping,” ujarnya.

“Pada saat itu anak diberikan kesempatan, sementara guru pendamping hanya mengawasi alur dari proses itu. Guru tidak boleh membantah atau menghalangi anak saat berpendapat. Dengan membuat kelompok kecil, kita dapat memantau dengan lebih fokus kepada anak,” jelasnya.

Sementara itu Ketua tim GLS SMKN 7 Kupang, Maria G. G. Watu Raka, S.Pd., menuturkan, tema yang disajikan dalam kegiatan tersebut ternyata menarik dan memicu minat berliterasi peserta didik.

“Tema yang diambil kali ini ternyata membangkitkan minat literasi anak. Mereka semua secara aktif menyampaikan pendapatnya masing-masing dan itu sangat nampak ketika terjadi dialog serta diskusi,” ungkapnya.

“Khusus masalah pergaulan bebas, mereka menyampaikan pandangan bahwa hal itu besar kemungkinan disebabkan oleh lingkungan sekitar. Yang dulunya mereka sering bolos dan sebagainya, ternyata waktu bersekolah di SMKN 7 Kupang, mereka bahkan tidak pernah melakukannya lagi karena waktu berkumpul dan bermain sudah tidak ada lagi serta pembinaan, disiplin dan pendampingannya sangat berbeda,” jelas Maria.

Maria G. G. Watu Raka, S.Pd.

Lebih lanjut, Duta Rumah Belajar NTT ini menerangkan, kegiatan tersebut tidak hanya memacu peserta didik untuk berpendapat dan berdialog, namun lebih jauh dari pada itu dapat menghasilkan karya tulis.

“Anak-anak dalam kegiatan literasi ini tidak hanya bisa menyampaikan ide dan pendapatnya saat berdialog, tetapi juga mereka dapat menghasilkan sebuah produk berupa karya tulis maupun sebuah simpulan dari diskusi tersebut sesuai kreatifitas anak dalam kelompok bersama guru pendampingnya,” ujarnya.

“Dalam penentuan tema, kami dari tim literasi juga membuka ruang seluas-luasnya bagi para guru dan anak-anak untuk menyampaikan idenya. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari kepala sekolah, bahkan anak-anak sangat antusias sehingga waktunya dirasa kurang cukup. Tujuannya anak-anak terbiasa untuk mengungkapkan isi hati, bisa berbicara, menulis dan menghasilkan sebuah karya,” tambahnya.

Tanggapan Peserta Didik

Pada kesempatan yang sama, peserta didik kelas Xl TKJ 1 SMKN 7 Kupang, Mikhael Ukat mengungkapkan, dirinya mendapat banyak hal dan pemahaman terkait dengan cara mengatasi beserta upaya untuk tidak terjerumus dalam kenakalan remaja tersebut.

“Saya sangat senang karena hari ini saya banyak mendapatkan banyak hal dan pemahaman baru, misalnya mana kenakalan remaja yang melanggar hukum dan mana yang tidak. Saya juga banyak diberikan solusi oleh guru pendamping tentang bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja dan upaya-upaya apa agar saya tidak terjerumus ke dalamnya,” ungkapnya.

Mikhael Ukat dan Rivalah Said.

“Harapannya, kegiatan literasi seperti ini bisa lebih banyak lagi dilakukan oleh pihak sekolah, agar kemampuan literasi kami lebih ditingkatkan lagi,” harapnya.

Peserta didik kelas XI TKJ 2 SMKN 7 Kupang, Rivalah Said menyampaikan, dari kegiatan literasi tersebut membuatnya dapat memahami efek yang ditimbulkan dari kenakalan remaja, terkhusus bagi masa depannya.

“Dari kegiatan literasi tadi, saya dapat mengerti bahwa kenakalan remaja dapat memberikan dampak negatif bagi masa depan kami. Semisal penggunaan narkoba dan merokok, ternyata dapat merusak kesehatan kita, tetapi juga masa depan kita. Sementara itu bolos sekolah, masih dapat diatasi dengan pendampinga dan pembinaan,” ujar Rivalah Said. (Yosi Bataona/rf-red-st)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini