Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, TK Angkasa Kupang menyelenggarakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) melalui gelar karya di bawah tema “Aku Cinta Indonesia, Pahlawanku Isnpirasiku” yang berlangsung pada Sabtu (11/11/2023) di aula sekolah setempat.
Kepala Bidang PAUD Pendidikan Non-Formal dan Informal Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Roos Dethan, S.E., menyampaikan, sebuah langkah maju dapat ditentukan dengan keberanian, begitu juga dengan guru dan orang tua, harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anak.
“Kegiatan ini merupakan satu titik maju untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak bahwa namanya pahlawan itu harus berani. Oleh karena itu guru harus menjadi contoh dan teladan yang baik. Keberhasilan anak-anak ditentukan oleh guru-guru yang hebat dan dukungan yang luar biasa dari orang tua,” ujar Roos Dethan dalam sambutannya.
“Ini kelebihan dari Kurikulum Merdeka. Merdeka, supaya anak datang ke sekolah itu memberatkan, tetapi anak berpikir bahwa datang ke sekolah itu menyenangkan. Karena itu, peran orang tua, itu yang nomor satu,” tandasnya.
Sementara itu Ketua Yayasan Ardhya Garini (Yasarini), Simone Auldrin mengungkapkan, pahlawan bagi anak-anak di dalam keluarga adalah orang tua, oleh sebab itu, orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi mereka.
“Pahlawan di dalam keluarga adalah orang tua. Orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anak, karena mereka mencontoh, melihat dan melakukan apa yang dibuat oleh orang tua,” jelas Simone Auldri.
“Di situlah peran kita sebagai orang tua. Bagaimana kita menjadi roal model, sehingga anak-anak kita dalam bersosialisasi, mereka dapat menjadi anak yang hebat, menghargai, dan menolong temannya. Di situlah pahlawan-pahlawan ini akan dibentuk dan muncul. Mereka juga dibentuk oleh pahlawan yang adalah para guru,” lanjutnya.
Kepala TK Angkasa, Supryanti, S.Pd., menuturkan, melalui kegiatan tersebut anak-anak diharapkan mengenal sosok seorang pahlawan nasional saja, melainkan juga yang ada di keluarga, sekolah maupun di dalam diri mereka sendiri.
“Melalui kegiatan ini, kami memberikan anak-anak pemahaman bahwa pahlawan tidak hanya yang mereka pelajari tentang pahlawan nasional, tetapi juga pahlawan yang ada di lingkungan terdekat mereka yakni orang tua,” ungkap Supryanti.
“Di lingkungan sekolah, ada para guru yang juga menjadi pahlawan mereka. Yang paling penting adalah anak itu sendiri adalah pahlawan ketika mereka berbagi, menolong dan berbuat buat baik, mereka telah menjadi pahlawan itu sendiri,” terangnya.
Pantauan media ini, kegiatan tersebut menampilkan berbagai jenis acara yakni; penampilan alat musik Angklung dan Drama Musikal dari anak-anak, serta fashion show dari anak-anak dan orang tua. (Yosi Bataona/Lenzho/rf-red-st)