TTS, SEKOLAHTIMUR.COM – Kompetensi Keahlian Agrobisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) SMK Negeri Polen, yang berlokasi di Desa Puna, Kecamatan Polen, Kabupaten Timor Tengah Selatan, berhasil meraup jutaan rupiah dari hasil panen tanaman sayuran jenis kubis.
Mereka berhasil memanen ribuan kubis yang berkualitas baik. Kubis tersebut kemudian dijual ke pasar lokal dan menghasilkan keuntungan yang cukup besar bagi sekolah. Keuntungan tersebut digunakan untuk meningkatkan fasilitas sekolah dan mendukung kegiatan proses pembelajaran.

Kepala SMK Negeri Polen, Jusniati V. Tasoin, yang ditemui di lokasi sekolah pekan lalu menjelaskan, SMK Negeri Polen memiliki dua kompetensi keahlian yakni Agrobisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH), dan Agrobisnis Ternak Unggas (ATU).
“Kami di SMK Negeri Polen ini ada dua kompetensi keahlian yang ada yakni peternakan yang fokus ke ternak unggas, sementara untuk pertanian fokusnya ke tanaman hortikultura. Dari pengembangan kedua kompetensi keahlian ini jujur bahwa mengalami peningkatan, terutama di pertanian,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, lahan sekolah yang ada cukup luas sehingga warga sekolah dapat memanfaatkannya dengan menanami berbagai jenis sayuran.
“Warga sekolah, termasuk guru dan siswa, telah berhasil menanam dan memanen ribuan kubis di lahan sekolah. Selain kubis, masih banyak jenis tanaman lain yang ditanam. Ini bukan hanya sebuah kegiatan pertanian yang sekadar anak-anak praktik, tetapi sebuah upaya untuk meningkatkan ekonomi sekolah dan memberikan manfaat bagi guru, peserta didik, dan juga masyarakat sekitar,” ujarnya.

“Proses budidaya tanaman hortikultura di lahan sekolah dilakukan secara bersama-sama oleh warga sekolah. Guru dan siswa bekerja sama dalam mempersiapkan lahan, menanam benih, merawat tanaman, dan memanen hasil panen. Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan siswa tentang praktik pertanian, tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kerja sama tim,” jelasnya.
Jusniati Tasoin menegaskan, apa yang dilakukan warga sekolahnya itu merupakan bagian dari upaya pengembangan sekolah. Hal tersebut berjalan sesuai dengan visi dan misi sekolah.

“Karena kami di SMK 75 % itu praktik dan teori itu hanya 25%, karena itu dua kompetensi keahlian yang ada ini akan terus dikembangkan dengan baik ke depan,” ungkapnya.
“Hasil dari setiap tanaman yang ada dibagi juga kepada guru, peserta didik, dan lebih banyak ke pengembangan sekolah,” pungkasnya. (Lenzho Asbanu/rf-red-st)