Kota Kupang, SEKOLAHTIMUR.COM – Dua peserta didik kelas V UPTD SD Negeri Bertingkat Naikoten Kupang berhasil meraih juara dalam lomba baca puisi antarsekolah se-Kota Kupang yang digelar SMPK St. Theresia Kupang, tanggal 16 – 18 Mei 2022 dalam rangka Hardiknas tahun 2022. Mereka adalah Ni Wayan Rupadi Widia Astuti, yang meraih juara pertama, dan Syalomithe Angeli Queen Djara Liwe, yang meraih juara ketiga.
Kepala UPTD SD Negeri Bertingkat Naikoten, Martinha Amaral, S.Pd., mengungkapkan, kewajiban sekolah adalah memberi dukungan kepada seluruh siswa dalam meningkatkan budaya literasi mereka melalui pelatihan-pelatihan dan motivasi-motivasi yang dapat memicu semangat serta kreativitas para siswa dalam berliterasi.
“Kami punya tim literasi yang mencari anak-anak berbakat dan memberi bimbingan dalam penulisan. Tim ini juga dibantu dengan kerja sama antara sekolah dengan Yaspensi dalam pelatihan kelas menulis kreatif. Sejauh ini setelah anak-anak mendapat bimbingan khusus yang lebih maksimal mereka dapat memperoleh prestasi dalam lomba penulisan karya ilmiah dan baca puisi,” ungkapnya kepada media ini, Rabu (25/05/2022).
Martinha menambahkan, “Lomba itu bonus. Intinya literasi itu bisa menambah wawasan dan lebih banyak mengenal dunia luar dengan cara dia menulis dan membaca tentunya dapat mengetahui hal-hal di luar daripada pembelajaran di kelas. Selain mengembangkan karakter, prestasi yang di dapat saat mengikuti lomba dan memperoleh hadiah, bisa menjadi pemacu bagi anak-anak lain yang melihatnya”.
Sementara itu guru pendamping literasi, Hermina Laus S.Pd., mengungkapkan, selain menyediakan fasilitas-fasilitas yang memadai dalam menumbuh-kembangkan budaya literasi, sekolah berinisiatif untuk cepat tanggap terhadap setiap kesempatan seperti perlombaan sebagai wadah pengembangan literasi dan kemampuan peserta didik.
“Gerakan literasi, kami mulai dari membaca 15 menit dengan kunjungan perpustakaan, membuat majalah dinding dan pojok baca. Lalu, untuk mengasah sejauh mana pemahaman mereka tentang literasi, kami senantiasa menjemput bola, seperti lomba-lomba dan event–event apa saja, kami selalu menyertakan anak-anak untuk melihat kemampuan mereka dan tentunya melalui proses pembimbingan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, setiap siswa pada kodratnya telah memiliki kemampuannya masing-masing sejak lahir. Dengan demikian, seorang guru memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki itu.
“Pengalaman saya dalam membimbing mereka, saya tidak mengalami hal yang sulit. Karena pada dasarnya saya sudah melihat bahwa anak-anak itu terlahir dengan kodratnya. Mereka itu terlahir bukan seperti kertas kosong, tapi sudah ada kemampuannya, tinggal kita sebagai orang dewasa menebalkan garis-garis kodrat itu,” jelas Guru Penggerak SDN Bertingkat ini.
Ni Wayan Rupadi Widia Astuti menyampaikan terima kasih kepada pihak sekolah dan orang tua yang telah mendukung dan membimbingnya sehingga ia bisa memperoleh juara pada lomba baca puisi tersebut. Ia pun mengaku bangga akan prestasi tersebut.
“Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada bapak dan ibu guru di sekolah serta orang tua, yang dengan caranya masing-masing telah mendukung dan membimbing saya sehingga saya bisa menjadi pemenang lomba baca puisi ini,” tuturnya.
“Perasaan saya saat mendengarkan hasil perlombaan dipenuhi dengan rasa takut, deg-degan dan putus asa ketika sampai juara kedua nama saya belum dibacakan. Namun ketika nama saya dibacakan menjadi juara satu, saya tiba-tiba langsung meneteskan air mata sekaligus merasa senang dan bangga,” lanjut peserta didik yang akrab disapa Cantik.
Sementara itu Syalomithe Angeli Queen Djara Liwe, mengakui jika awalnya ia tidak begitu tertark dengan puisi. Namun lomba tersebut menyadarkan dirinya bahwa ia memiliki bakat yang perlu dikembangkan.
“Sebenarnya saya kurang tertarik dengan puisi. Hal yang buat saya bingung adalah ketika saya ditunjuk untuk ikut lomba baca puisi. Awalnya saya ingin menolak, tapi karena ini kepercayaan yang diberikan kepada saya, maka saya putuskan untuk mencobanya saja. Saat pembacaan pemenang lomba, saya sentak merasa kaget, heran dan juga bingung kalau saya bisa dapat juara ketiga,” kisah Queen.
“Kemudian dari situlah, saya sadar bahwa ternyata saya punya kemampuan untuk membaca puisi meski awalnya saya tidak suka. Terima kasih juga untuk ibu dan bapak guru dan juga orang tua yang selalu mendukung serta membuat saya melihat kemampuan di dalam diri saya,” pungkasnya. (Yosi Bataona/ rf-red-st)