Karya Narasi Peserta Didik SMPN Satap Nefotes

0
200
Peserta didik SMPN Satap Nefotes, Kab. TTS, pose bersama salah satu fasilitator YASPENSI.

AYAH DAN IBU ADALAH PAHLAWANKU

Nama ayah saya adalah Jibrael Pinat dan nama ibu saya adalah Osaria Lasfote. Mereka adalah orang yang sangat berarti dalam hidup saya, tanpa mereka saya tidak akan mampu dalam segalanya. Ayah bekerja sebagai penjahit dan ibu adalah ibu rumah tangga, tetapi terkadang ibu membantu ayah dalam pekerjaannya seperti menyetrika pakaian, menjahit kancing, dan sebagainya.

Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara, namun ayah dan ibu tidak pernah pilih kasih, mereka selalu menyayangi kami bertiga dengan kasih yang sama. Sesibuk apa pun mereka akan meluangkan waktu untuk membahagiakan kami. Apa saja yang kami minta mereka akan berusaha mewujudkannya bagaimana pun keadaannya dan itu membuat kami sangat senang.

Membuat kue, memasak, menyulam, menenun, menjahit dan bordir adalah kegiatan ibu saya di rumah, dia tidak suka membuang-buang waktu dan duduk begitu saja. Dia akan mengajak atau mengajar kami entah itu membuat kue, memasak, menjahit dan pekerjaan lainnya.

Kata ibu, “Jangan sia-siakan waktu yang ada, karena di saat kami tidak ada lagi, kalian bertiga yang akan menggantikan kami”. Lagi kata ayah, “Kalau kalian hanya membuang-buang waktu saja, dan tiba saatnya ayah dan ibu dipanggil pulang oleh Tuhan, kalian belum mengerti apa-apa. Jadi, mari ibu dan ayah ajarkan apa pun itu yang ayah dan ibu tahu”. Itulah pesan mereka kepada kami.

Saya berdoa semoga Tuhan selalu mempersatukan keluarga kami bagaimana pun keadaannya dan semoga apa yang saya dan adik-adik saya cita-citakan dapat terwujud. (Olivia Jentika Pinat)

======================

AYAH ADALAH CAHAYA HIDUPKU

“Selamat siang ayah, bagaimana keadaanmu di sana?”.

Nama ayahku adalah Randy Nasir, biasanya dipanggil Aco. Ayahku bekerja di proyek. Bagiku ayah adalah sosok inspiratif, laki-laki terhebat di dunia. Ayah sangat sayang padaku dan adik-adikku, Yaret dan Gress.

Setiap kali berangkat kerja, ayah tak lupa mengantarkan aku dan adik-adikku ke sekolah. Setelah ayah pulang kerja, ayah akan memperhatikan kami supaya selalu makan dan belajar. Ayah juga sering memasak mi untukku, karena mi adalah makanan favoritku. Ayah selalu memperhatikan kami, saat kami sedang tidur agar tidak ada nyamuk yang menggigit kami. Selain itu ayah juga mengelus rambutku sampai aku tertidur nyenyak.

Ayah suka mengajak aku dan adik-adikku untuk healing bersama ke tempat wisata atau berbelanja di mall. Selain itu apa yang aku minta, selalu ayah berikan misalnya uang jajan.  Bagiku ayah adalah yang terbaik, penyayang, dia seperti cahaya dalam hidupku. Namun karena ayah dan ibu sudah bercerai, sekarang aku hanya bersama ibuku. Aku dan ayah terpisah oleh jarak yang begitu jauh. Menariknya ibuku selalu bilang, “Ayahmu sangat ganteng dan perhatian”.

Harapanku hanyalah ke depan Wiwin  bisa bertemu dengan ayah, tertawa bersama-sama dengan adik-adik, dan yang terpenting bagiku adalah kasih sayang dan perhatian seorang ayah untuk anak-anaknya. Semoga ke depannya aku bisa bersamamu ayah dan bisa memelukmu seerat-eratnya.

Semoga ayah selalu baik-baik saja, sehat dan tetap sayang padaku. Banyak kenangan yang sudah aku lalui bersama ayah. Walaupun aku sering melawan namun ayah tetap sayang padaku. Terima kasih ayah buat waktu yang telah kau berikan selama ini. Love you, Ayah. (Wiwin Ralentya Nasir) 

=====================

TENTANG MAMA

Ini kisah tentang saya dan mama saya. Orance Sunbanu, itulah namanya. Mama yang sangat baik, mama yang selalu mencintaiku. Biasanya pagi-pagi mama selalu menyiapkan bekal bagi saya supaya dibawa ke sekolah tetapi sekarang tidak lagi, mama sudah meninggal. Mama pernah berpesan, “Kamu sekolah yang rajin, ya, belajar yang giat supaya kamu bisa dapat nilai yang bagus”. Meskipun mama sering marah-marah tetapi mama sangat sayang pada saya.

Sekarang mama sudah tidak ada lagi, namun saya harus tetap semangat, saya tidak bisa menolak karena semua ini kehendak Tuhan. Walaupun saya tidak bisa ikhlaskan mama namun saya bisa pasrah kepada Tuhan, karena Tuhan tahu yang terbaik untuk saya. Semoga mama tenang di alam sana. Semoga Tuhan mengabulkan cita-cita saya agar orang tua saya bisa bangga kepada saya, terutama mama saya.

Terima kasih karena mama sudah berjerih-lelah untuk membesarkan saya. Meskipun sekarang mama sudah tidak ada lagi di sini namun kerja keras mama tidak akan saya lupakan. Terima kasih mama karena mama sudah mengandung saya, melahirkan saya, dan sudah membesarkan saya. Saya tidak bisa membalas kebaikan mama, saya hanya bisa menjaga mama di sana dari sini. (Meriana Nurmala Anin)

====================

AYAHKU SOSOK TERHEBATKU

Nama ayahku Nehemia Mnune, beliau berkulit hitam, berambut keriting dan bertubuh tidak terlalu tinggi. Beliau dikaruniai dua orang anak, anak sulung bernama Jenri J. Mnune, dan aku Stefen Mnune. Ayahku adalah seorang tukang bangunan, biasanya beliau mengerjakan bangunan seperti toilet, rumah, dan sebagainya.

Sekarang ayahku telah berusia enam puluh satu tahun, namun usia beliau tidak menjadi pembatas baginya untuk bisa menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana biasanya. Niat dan semangat dari ayahku selalu tidak memudar dari dalam dirinya. Beliau tidak pernah mengenal kata putus asa, lelah dan tidak mudah menyerah. Ayahku terus bekerja keras dan berusaha dengan giat untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarga kami.

Hal inilah yang menjadi salah satu kisah inspiratif yang bisa aku jadikan teladan supaya terus bekerja keras tanpa kenal lelah dan putus asa. Satu hal yang saya jadikan pelajaran penting dari ayah adalah dia tidak penah meneteskan air mata di depanku, bukan karena ayahku sosok yang berhati keras melainkan dia mengajarkanku untuk tetap kuat dalam kondisi yang paling menyakitkan sekalipun supaya aku tidak cengeng seperti anak kecil.

Suatu hal yang juga aku kagumi dari ayahku adalah dia pandai menyembunyikan rasa sakit dan luka, capek dan lelah, sedih dan pedih di hati, ia tabah dalam menjalani hidup. Ayah selalu bilang, “Segala sesuatu itu indah pada waktunya, kalau belum indah berarti belum waktunya”.

Pesan dan harapanku untuk ayahku adalah, kiranya dia selalu diberikan kesehatan, panjang umur dan selalu dijaga, dilindungi dan disertai oleh Tuhan yang maha Esa, Maha Kasih dan Maha Kuasa. (Stefen Mnune)

=========================

BELAJAR DARI KISAH BAPA DAN MAMA

Dahulu belum ada kendaraan yang bisa digunakan untuk bepergian, jadi ketika bapa dan mama ingin keluar atau pergi ke pasar untuk berdagang mereka menggunakan kuda sebagai alat transportasi. Ketika mereka bersekolah di sekolah dasar, belum ada seragam sekolah jadi mereka menggunakan barang-barang seadanya. Bapa pergi ke sekolah mengenakan kain sebagai pakaian, begitu juga mama.

Bapa bercerita, dia sering dipukuli oleh opa jika tidak memberi makan sapi setelah pulang sekolah. Kata bapa, opa itu orang yang sangat keras mendidik mereka. Mama juga bercerita, pada zaman mereka bersekolah belum ada sabun mandi, sampo dan sabun pencuci pakaian sehingga mereka mandi dan mencuci rambut menggunakan lemon asam dan mencuci pakaian menggunakan lemon asam dan tanah liat.

Saya belajar bagaimana bersyukur dengan kehidupan saya, bersyukur untuk kedua orang tua saya yang hebat dan luar biasa meski sederhana mereka terus berjuang untuk saya dan saudara-saudara saya. Saya bangga dengan keluarga saya. (Rismawati Mnune)

=========================

*) SMP Negeri Satap Nefotes adalah salah satu sekolah mitra Yayasan Pustaka Pensi Indonesia (YASPENSI) di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini