Kantor Bahasa NTT Gelar Bengkel Penulisan Produk Terjemahan di Sumba Timur

0
198
Tangkapan layar pemaparan materi oleh Peneliti Ahli Utama Kemdikbudristek, E. Oos M. Anwas, melalui aplikasi Zoom Meeting, pada Rabu (17/11/2021)

Sumba Timur, SEKOLAHTIMUR.COM – Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar Bengkel Penulisan Produk Terjemahan di Kabupaten Sumba Timur, Rabu – Sabtu, 17 – 20 November 2021. Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting dan secara tatap muka di SMA Negeri 2 Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Kepada media ini, Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTT, Syaiful Bahri Lubis, S.S., M.A., mengatakan, kegiatan yang digelar pihaknya di Kabupaten Sumba Timur merupakan kegiatan lanjutan. Sebelumnya, jelas Syaiful, Kantor Bahasa Provinsi NTT telah menggelar kegiatan yang sama di beberapa kabupaten.  

“Kegiatan ini adalah rangkaian dari tujuh kegiatan bengkel penerjemahan yang sebelumnya sudah dilaksanakan di enam kabupaten. Pertama di Kabupaten Belu bersama teman-teman FTBM Belu, kedua di Kabupaten Timor Tengah Utara bersama teman-teman FTBM TTU, ketiga di Kabupaten Timor Tengah Selatan bersama teman-teman Komunitas Lakoat Kujawas pimpinan Dicky Senda, keempat di Kabupaten Kupang bersama guru dan pegiat literasi di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang, kelima di Kabupaten Manggarai bersama teman-teman Klub Baca Buku Petra, dan keenam di Kabupaten Kupang bersama generasi muda, adik-adik Duta Bahasa NTT. Kemudian ketujuh di Kabupaten Sumba Timur, kerja sama dengan teman-teman dari INOVASI,” ungkapnya.

Syaiful menjelaskan, tujuan kegiatan tersebut yakni, melaksanakan kegiatan bimbingan teknis penerjemahan karya-karya dari bahasa Indonesia ke bahasa daerah atau sebaliknya. Artinya, peserta kegiatan ini menuliskan cerita, bisa saja bersumber dari cerita rakyat atau cerita-cerita lain lalu diterjemahkan ke dalam bahasa daerah atau sebaliknya dari bahasa daerah ke bahasa Indonesia, sehingga hasil atau naskah yang didapatkan adalah dwibahasa.

“Peserta kegiatan ini di setiap kabupaten 13 orang meskipun awalnya 40 tetapi karena mengalami refocusing, jadinya 13 orang, namun hasil atau out put dari kegiatan ini nantinya minimal kita dapatkan 21 naskah untuk diterbitkan, dan naskah-naskah yang diterbitkan ini memang difoukuskan atau diarahkan untuk bahan bacaan pengayaan anak-anak di kelas awal. Setelah enam kabupaten, ternyata ada beberapa kabupaten yang melebihi target, jadi bisa saja naskah yang diterbitkan melebihi target awal 21 naskah,” jelas Syaiful.

Naskah yang dihasilkan tersebut, lanjutnya, akan diterbitkan dan didistrbusikan ke daerah-daerah yang menggunakan bahasa daerah tersebut. Misalnya naskah-naskah bahasa Sumba akan didistribusikan di wilayah berbahasa Sumba. Naskah juga akan dikirim ke wilayah berbahasa lain sebagai bahan pengayaan bagi pembaca lain di luar penutur bahasa itu bahkan ke luar provinsi.

“Harapannya kegiatan seperti ini tahun depan masih terus kita lakukan karena pertama, ini merupakan kegiatan di program penerjemahan bahasa Indoensia ke bahasa daerah atau sebaliknya. Kemudian kegiatan literasi, karena naskah ini nanti sebagai bahan pengayaan, jadi untuk kita sumbangkan ke taman baca dan sebagainya. Ketiga, ini juga menjadi program pelindungan bahasa daerah karena kita menulis dalam bahasa daerah. Jadi, tiga kegiatan beririsan, penerjemahan, literasi, dan pelindungan bahasa daerah. Jadi, tahun depan kegiatan yang sama akan kita laksanakan dengan jumah naskah yang lebih banyak karena ini merupakan permintaan dari Bapak Mendikbudristek untuk memperkaya bahan bacaan, untuk memperkuat literasi,” urainya.

Data yang dihimpun redaksi dari panitia menyebutkan, kegiatan Bengkel Penulisan Produk Terjemahan di Kabupaten Sumba Timur ini diikuti oleh guru dan penggiat literasi berjumlah 30 orang. Kantor Bahasa Provinsi NTT sendiri menghadirkan 13 peserta, sementara 17 peserta lainnya difasilitasi oleh INOVASI Provinsi NTT.

Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut yakni, Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemdikbudristek, Supriyatno, Peneliti Ahli Utama Kemdikbudristek, E. Oos M. Anwas, Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTT, Syaiful Bahri Lubis, S.S., M.A., dan Manajer INOVASI Provinsi NTT, Hironimus Sugi. (Robertus Fahik/ rf-red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini